Menyibak Surga Tersembunyi di Rantau Kuantan (Bagi

Guruh Gemurai, Surga Tersembunyi di Hutan Bukit Batabuh

Guruh Gemurai, Surga Tersembunyi di Hutan Bukit Batabuh
Air Terjun Guruh Gemurai
LANGIT cerah menyambut kedatangan kami di Teluk Kuantan, setelah melewati perjalanan kurang lebih empat jam. Usai istirahat sejenak di Wisma Jalur, Jalan Tugu Timur, kami bertolak menuju objek wisata air terjun Guruh Gemurai di kecamatan Kuantan Mudik. Objek wisata alam ini berada di desa Kasang.
 
Jarak dari kota Teluk Kuantan ke objek wisata air terjun Guruh Gemurai sekitar 36 KM ke arah Barat Daya Teluk Kuantan atau ke arah Kiliran Jao. Jarak itu kami tempuh sekitar 40 menit dengan bus besar (bus wisata). Sementara akses jalan yang dilalui tidaklah sulit. Dalam perjalanan ini, kami melewati Pasar Tradisional Lubuk Jambi. 
 
Tak jauh dari arah pasar itu, ada sebuah jalan yang bercabang dua, dan berbelok ke arah cabang sebelah kiri. Cukup dalam waktu lebih kurang 15 menit dari simpang itu, rombongan disambut gerbang 'Selamat Datang di Objek Wisata Air Terjun Guruh Gemurai', tepat di sebelah kanan jalan besar. Tak sulit menemukan petunjuk jalan menuju salah satu air terjun kebanggaan masyarakat Rantau Kuantan. Jarak dari gapura menuju titik air terjun tak sampai 1 KM. 
 
Begitu memasuki objek wisata ini, udara sejuk dan lembut sangat terasa. Objek air terjun ini berada di dalam kawasan hutan lindung Bukit Batabuh. Dentuman air yang jatuh dari tebing bebatuan jelas terdengar dari area parkir. Karena memang, titik singgah di objek wisata ini berada di puncak air terjun. Letih perjalanan panjang dari kota Bertuah terbalas sudah.
 
Suasana cukup ramai saat kami menginjakkan kaki di kawasan Guruh Gemurai. Beberapa pengunjung tampak bersantai di Pendopo sebelah kanan pintu masuk puncak Guruh Gemurai. Ada pula yang tampak sibuk menyusuri jalan setapak, sekedar menikmati sejuk udara sore itu. Memang, kawasan ini sudah dikelola Pemerintah Kabupaten Kuantan Singingi sejak 2005 silam. Fasilitas pendukung, seperti tempat ibadah dan toilet umum juga dapat ditemui.
 
Memasuki pintu puncak Guruh Gemurai, pemandangan yang disuguhkan cukup menyejukkan hati. Dari puncak air terjun, lintasan air yang cukup tinggi dan irama percikan air, sangat menakjubkan. Mata dimanjakan suasana asri yang sulit dijumpai di perkotaan. Karena memang, kawasan ini masih sangat alami dan memiliki air yang jernih. Ini pula yang menjadikan Guruh Gemurai semakin istimewa dan digemari pengunjung, terlebih pada hari libur ataupun pada akhir pekan. 
 
Menuruni ratusan anak tangga di sisi kanan puncak Guruh Gemurai, mata tak hanya disuguhi keindahan air yang jatuh. 'Surga' ini juga menyuguhkan kolam alami untuk bermain air bahkan berenang, tepat di bawah air terjun tingkat pertama. Ada empat tingkat air terjun dengan ukuran yang berbeda-beda. 
 
Guruh Gemurai, Surga bagi pelancong wisata alam. Guruh berarti suara air terjun yang terdengar bergemuruh dan disusul gemurai yang artinya suara gemericik air. Begitulah masyarakat setempat menyebut Guruh Gemurai. Total, ketinggian wisata alam air terjun ini mencapai 20 meter. Dengan ketinggian itu, tak heran suara bergemuruh air yang jatuh, dan gemurai air menambah keeksotisan Guruh Gemurai. 
 
Pepohonan di sisi kanan Guruh Gemurai, tampak kokoh tumbuh di sela-sela bebatuan. Beruntung, sore itu kami bisa melihat kawanan Kera ekor panjang bermain, seakan ikut menikmati kesejukan hati kami. Inilah bukti kawasan hutan lindung ini masih perawan.
 
Di pemberhentian, saat menuruni tangga menuju kolam di bawah air terjun pertama, kami sempat mengobrol santai dengan Kepala Bidang Pariwisata, Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga, Munafri Agus. Dari situ, kami tahu Kuantan Singingi menyimpan sejuta pesona keindahan.
 
"Di Kuantan Mudik ini, masih banyak menyimpan keindahan air terjun. Ini salah satunya. Masih di desa Kasang ini, ada air terjun Mamughai Air Hitam dan air terjun Sonsang. Kemudian di desa cengar ada air terjun Patisoni dan air terjun Batu Gajah. Selain itu, di Kecamatan Kuantan Mudik ini juga ada Panorama Kebun Nopi," kata Munafri tersenyum.
 
Dahulu, sebelum diambil alih oleh Pemerintah Kabupaten Kuantan Singingi, Guruh Gemurai memang sudah banyak dikunjungi wisatawan lokal. Hanya saja, tentu fasilitas yang tersedia saat ini jauh berbeda dari sebelumnya. Barulah sejak tahun 2006 silam, pemerintah memoles salah satu keindahan alam yang dimiliki Kuantan Singingi agar bisa dinikmati lebih leluasa.
 
"Awalnya pengelolaan masih dipegang masyarakat setempat. Jadi, tahun 2005 kita ambil alih, tahun 2006 kita mulai membangun fasilitas pendukung. Seperti bisa kita lihat, ada area parkir yang cukup luas, Musalah, Pendopo untuk bersantai. Tarif parkir pun kita mematok tinggi hanya antara Rp1000 sampai Rp4000 saja. Kita juga bangun beberapa tempat duduk untuk bersantai di sepanjang jalan setapak di kawasan ini," Munafri menerangkan sembari menunjuk salah satu bangku yang berada tak jauh di atas tebing pemberhentian kami.
 
Tak jauh dari tempat kami berbincang, juga dibangun sebuah kamar ganti, bagi pelancong yang ingin menikmati segarnya air Guruh Gemurai. Jika turun sedikit ke bawah, juga terdapat bantaran seperti dermaga, untuk masuk ke kolam alami di bawah air terjun tingkat pertama. Pemerintah juga menyediakan akses jalan semenisasi jika pengunjung hendak melihat keindahan Guruh Gemurai lebih jauh ke bawah. Di sana, juga terdapat jembatan kecil sebagai pijakan, agar pengunjung bisa menikmati merdunya air yang jatuh.  
 
Tidak hanya itu, pemerintah juga sudah memberikan fasilitas untuk pementasan, apabila ada event atau acara di lokasi Air Terjun Guruh Gemurai. Pentas terbuka ini berada di seberang area parkir tempat pertama kali kami menginjakkan kaki di kawasan Guruh Gemurai. "Sebetulnya, objek wisata alam tidak hanya di Kecamatan Kuantan Mudik ini, masih banyak lagi. Inilah yang akan kita poles. Sehingga tujuan wisata masyarakat Riau tak lagi ke provinsi lain. Guruh Gemurai ini di bawah sana masih ada, nahkan kolamnya lebih besar dari yang di atas ini," ujarnya.
 
Di kawasan ini, masyarakat setempat pun memanfaatkan situasi untuk menjajakan makanan. Karena memang, di kawasan air terjun Guruh Gemurai belum terdapat rumah makan. Meski begitu, tak perlu ada kekhawatiran perut keroncongan usai bermain di jernihnya air Guruh Gemurai. Pemerintah Kuantan Singingi bukan tidak menyediakan fasilitas untuk kuliner, hanya saja itu perlu proses bertahap. Bahkan, pemerintah sudah mengancang-ancang di kawasan itu akan tersedia makanan tradisional khas Kuantan Singingi.
 
"Ke depan, kita memang akan membangun lagi fasilitas, seperti gedung pengelola. Di situ nanti akan kita bikin kantin yang menyediakan berbagai makanan tradisional khas kuantan, seperti  Galamai, lemang, konji barayak, Wajik Dopuar. Masih banyak, seperti gulai nangka, gulai rebung, gulai siput, gulai cangkok, dan seperti rendang pakis. Kita berharap ini bisa dikembangkan atas sinergi berbagai pihak".
 
Hari mulai gelap. Pertanda kami harus sudahi menikmati keindahan Guruh Gemurai. Usai foto bersama, kami harus kembali ke kota Teluk Kuantan. Beristirahat, dan mempersiapkan diri untuk trip Safari Jurnalistik selanjutnya. Rumah Godang Kenegerian Sentajo sudah terbayang di depan mata.*** Bersambung>> Sejarah Panjang Peradaban Masyarakat Sentajo
 
 
Penulis: Adri Subayang


Berita Lainnya

Index
Galeri