PEKANBARU - Bus Air Senapelan milik Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru tak lagi beroperasi. Pemberhentian operasi bus air ini lantaran minim anggaran.
Demikian diakui Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Kota Pekanbaru, Aripin Harahap. Selama ini Pemko Pekanbaru merugi akibat tidak seimbangnya antara pemasukan dan pengeluaran bus air.
"Uang enggak ada. Dana sudah kita anggarkan, tetapi belum keluar," kata dia Senin (2/5/2016) di Pekanbaru.
Keterbatasan anggaran yang dialokasikan dalam Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) 2016, membuat Dishubkominfo kembali mengajukan pembiayaan bus air ke dalam APBD Perubahan 2016. "Iya kita tunggu di APBD-P," sebutnya.
Sekali perjalanan pulang pergi menelusuri rute dari pelabuhan sei Duku ke Okura setidaknya butuh dana Rp2 juta. Belum lagi untuk perawatan, sehingga dana yang dibutuhkan Dishubkominfo Pekanbaru mencapai puluhan juta dalam satu bulan.
"Kalau dihitung dari jual tiket enggak bisa menutupi operasional. Paling dapat sehari Rp500 ribu sampai Rp750 ribu. Padahal sekali perjalanan habis Rp2 juta," katanya.
Minimnya jumlah penumpang bus air yang mampu memuat 50 orang ini tidak terlepas dari masyarakat tetap mengandalkan jalur darat. "Jalur darat masih diminati, mereka memanfaatkan jasa ojek. Itu yang membuat penumpang sedikit," sebutnya.
Seperti yang diketahui Pemko Pekanbaru melalui Dishubkominfo menetapkan ongkos tiket sekali jalan hanya Rp15 ribu satu tiket. Harga itu telah disubsidi Pemko melalui dana APBD senilai Rp25 ribu satu tiket. Rute bus air ini sendiri melayani Sungai Duku- Pelindo, Meranti Pandak-PLTU, lalu Okura- Melebung. Dan beroperasi empat kali dalam satu Minggu.
Selain untuk sarana akses ke daerah yang terisolir, Bus Air ini sempat digadang-gadangkan menjadi daya tarik Wisata dalam menyusuri Sungai Siak. Namun minat masyarakat ternyata tidak setinggi yang dibayangkan. Sehingga Dishubkominfo memutuskan tidak mengoperasikan Bus Air untuk sementara. (das)
