"Dewasa Itu Pilihan, Tua Itu Pasti"

Ustazah Nella Lucky S.Fil.I.,M.Hum. (Foto: Istimewa)
Oleh: Ustazah Nella Lucky S.Fil.I.,M.Hum.
 
"Dewasa  itu  pilihan,  tua  itu  pasti". Ya... begitulah kata yang sering kita dengar. Tua itu adalah takdir. Semakin hari semakin bertambah umur. Takdir yang tidak bisa diubah. Sementara dewasa adalah pilihan. Seseorang berhak memilih apakah ia memilih bersikap dewasa atau tidak. 
 
Kedewasaan seseorang tidak diukur dari usia kronologisnya. Ada orang yang tingkat kedewasaannya jauh melebihi usia kronologisnya. Sebaliknya ada pula yang tingkat kedewasaannya jauh di bawah usia kronologisnya. Itulah sebab kita melihat manusia itu terkadang misteri. Ada yang secara usia kronologis sudah berumur lanjut namun sikapnya tidak menunjukkan kedewasaannya. Sebaliknya ada yang usia kronologis relatif muda namun cara berfikir dan tingkat kedewasaannya melampaui batas usianya.
 
Inilah kedewasaan. Ia adalah soal sikap dan karakter, bukan soal umur. Sikap dan karakter inilah yang harus dibangun untuk mencapai derajat kedewasaan.
 
Apakah kedewasaan juga soal strata pendidikan? Tidak. Betapa banyak orang yang berpendidikan tinggi namun tak mampu untuk tetap tegak ketika masalah dan cobaan terjadi pada dirinya. Betapa banyak pendidikan justru menjadi bumerang bagi seseorang yang mengembannya.
 
Apakah kedewasaan seseorang adalah ketika ia memiliki kematangan finansial? Tidak. Betapa banyak orang yang matang secara finansial namun memiliki kemiskinan mental? Tidak mampu mengontrol emosi, merasa diri paling benar, anti kritik dan semisalnya.
 
Kedewasaan adalah soal pilihan yang bisa direnggut oleh  semua umur dan tingkat pendidikan serta bisa direnggut oleh semua level. Lalu apa itu kedewasaan? Apakah kriteria kedewasaan sehingga seseorang layak disebut memiliki tingkat kedewasaan yang tinggi?
 
Pertama, kedewasaan seseorang diukur ketika kita mampu menempatkan mana hal penting dan mana hal yang tidak penting secara tepat. Ia akan mengabaikan perkara yang menjadi tidak penting baginya. Otaknya akan segera merespon jika ada sesuatu yang urgen dan terbiasa mengabaikan hal yang tidak penting baginya. Akibatnya, sikap ini akan menjadikannya sebagai pribadi yang tetap cemerlang karena energinya tidak terkurang untuk memikirkan hal yang tidak layak ia fikirkan.
 
Kedua, indikator kedewasaan kedua adalah saat  mampu  menyikapi masalah. Ia tahu kapan saat harus maju  menyelesaikan masalah dan kapan saat harus mengabaikan masalah. Ia tahu dan sadar bahwa tidak semua masalah harus diselesaikann. Ada masalah yang bisa diselesaikan dengan maju dan menantangnya dan ada masalah yang bisa diselesaikan hanya dengan mengabaikannya. Orang yang dewasa tau kapan saat harus marah dan kapan saat diam untuk mengalah.
 
Ketiga, dewasa juga adalah saat ia mampu menumbuh kembangkan kecerdasan internal dalam dirinya. Di antara beberapa kecerdasan yang harus dutumbuhkembangkan adalah kecerdasan sosial. 
 
Apa itu kecerdasan sosial? kecerdasan sosial adalah kecerdasan untuk mampu bergaul dengan semua tingkat dan level berfikir seseorang. Ia mampu berbaur dengan low class, midle class dan high class dalam proses berfikir. Ia mampu memiliki kepekaan sosial, empati dan simpati tertancap kuat di dadanya. 
 
Selain itu, kecerdasan finansial. Kedewasaan dalam kecerdasan finansial adalah kedewasaan untuk tau kapan saat harus menahan diri, kapan saat harus memenuhi keinginan dan kapan saat harus sekedar memenuhi kebutuhan. Ia mampu menangguhkan beberapa keinginan saat ini untuk keinginan besar di masa yang akan datang. Kemampuan memainkan peran dengan self control yang baik ini adalah salah satu tanda kedewasaan berfikir yang matang.
 
Keempat, dewasa ialah ketika ia mampu bertahan dalam situasi terjepit. Ia tau bahwa kesusahan itu hanyalah fase sementara yang pasti akan berlalu. Ia mampu mengontrol emosi saat sedang marah. Ia mampu menangkap akibat dari setiap langkah. Orang yang dewasa paham betul bahwa ketika ia mengungkapkan amarah, pada saat itulah download masalah terjadi. Ia hanya akan terjebak pada satu masalah ke masalah lain.
 
Kelima, dewasa adalah saat mampu terus tenang saat harapan tidak sesuai kenyataan. Ia paham bahwa terkadang alam berpihak padanya dan terkadang alampun membencinya. Ia sadar betul bahwa ketika alam tidak berpihak padanya, itu hanyalah fase sementara saja. Ia tidak terlalu banyak berharap semua keinginan dan target berjalan lancar sesuai yang diinginkannya. Karena ia tahu bahwa Allah bukan memberi yang kita sukai namun memberi yang layak ia beri. Orang dewasa paham betul bahwa setiap kendala yang terjadi, saat harapan tidak sesuai kenyataan, ia sadar bahwa pada saat itu alam hanya ingin sedikit "bercanda" kepadanya. 
 
Wallahua'lam.
 


Berita Lainnya

Index
Galeri