Ngobrol Santai Bareng Ustazah Cantik Asal Pekanbar

Jadi Daiah Muda Didorong Cita-cita Ingin 'Berbeda'

Jadi Daiah Muda Didorong Cita-cita Ingin 'Berbeda'
Ustazah Nella Lucky S.Fil.I.,M.Hum. (Foto: Dok. Riaurealita.com)
SIAPA yang tidak mengenal ustazah Nella Lucky S.Fil.I.,M.Hum. Bagi sebagian orang mungkin sudah tidak asing lagi mendengar nama itu. Ya, beliau adalah ustazah yang biasa mengisi dakwah atau pun ceramah di berbagai masjid di kota Pekanbaru. Tidak hanya itu, wanita cantik lulusan pondok Pesantren Dar El Hikmah ini juga kerap mengisi acara resmi untuk mensyiarkan agama Islam.
 
Jika kita kilas balik ke belakang, di tahun 2006 lalu, gadis kelahiran 1 November 1988 ini pernah tampil di ajang Da'i dan Da'iah yang disiarkan stasiun televisi nasional, TPI. Pada ajang itu, Nella berada di posisi Runner Up. Selain prestasi itu, bungsu dari 4 bersaudara ini juga pernah menjadi Da'iah muda terbaik se-Asean pada tahun 2012 lalu.
 
Soal pengalaman berdakwah, Nella begitu dia disapa, sudah melanglang buana kemana-mana. Baik di dalam negeri mau pun ke luar negeri, seperti Malaysia. Di balik kesibukannya mengisi dakwah, anak pasangan Jaswir dan Sujiar ini juga bekerja sebagai dosen di Universitas Abdurrab kota Pekanbaru. Nella yang saat ini segera menyelesaikan gelar Doktor ini dikenal sebagai dosen gaul oleh para mahasiswanya.
 
Yuk kita simak bersama obrolan santai tim riaurealita.com dengan ustazah:
 
Sejak kapan Ustazah mulai terjun di dunia dakwah, awalnya seperti apa?
 
Saya mulai sudah lama, sejak 12 tahun lalu. Sejak masih di Pondok Pesantren. Kala itu usia saya masih 15 tahun. Awalnya waktu di pesantren, prestasi memang di bidang dakwah. Kemudian kelas dua lomba tingkat kota sampai tingkat nasional. Begitu lulus dari pesantren, saya kembangkan. 
 
Di usia yang masih muda itu, mengapa Ustazah tertarik untuk berkiprah di dunia dakwah?
 
Entah kenapa, dari dulu saya ingin berbeda dengan teman-teman. Orang usia sama dengan saya mungkin banyak yang suka karokean dan nonton film, saya tidak suka. Memang ingin cita-cita juga beda. Memang dari dulu ingin berbeda. Kalau dikatakan dorongan orang tua, nggak juga. Malahan keluarga saya biasa aja. Mungkin karena lingkungan pesantren juga.
 
Apa prinsip yang Ustazah pegang dalam menjalankan dakwah?
 
Soal prinsip, tetap di jalan yang benar, sekali pun orang bertentangan dengan kita. Karena pada akhirnya, lingkungan yang bertentangan dengan kita akan bisa menerima. Sejauh ini tidak sekali pun kehilangan kebahagiaan, selama menjalankan aktifitas seperti ini.
 
Apa hambatan terberat yang pernah dialami ketika berdakwah, di lain sisi kan harus bekerja sebagai dosen? 
 
Hambatan yang saya rasakan ketika jadwal bentrok. Saya harus memilah mana yang proritas, yang mesti didahulukan dan mana yang ditunda serta mana yang harus dicancel dulu. Karena di sana waktu ngajar, kuliah dan dakwah. Nah ketika ada bentrok seperti itu, di situ perlu jiwa besar untuk menghadapinya. Namun, saya mengatur itu dan melihat agenda mana yang mencakup kepentingan orang banyak.
 
Siapa tokoh yang menginspirasi Ustazah? Mengapa?
 
Syafi'i Antonio. Karena beliau bisa hidup paralel. Beliau seorang Dai, di samping Dai, beliau juga seorang pengusaha dan juga seorang akademisi. Saya ingin menjadi seperti itu.
 
Apakah hobi Ustazah di waktu luang?
 
Kalau ada waktu luang, saya suka sharing. Kadang nyari orang untuk sharing. Saya orangnya suka ngobrol.
 
Berdakwah di mana yang menurut Ustazah paling berkesan? Mengapa?
 
Semua menurut saya berkesan. Semua punya plus masing-masing, baik itu di Indonesia, mau pun di luar. Di Malaysia, misalnya itu sangat berkesan karena mereka menyediakan audien yang berkompetensi juga dan itu sangat menantang. Di Indonesia, kelebihan dakwah di sini dinikmati semua kalangan, lengkap. Selain itu, lembaga dakwah yang paling komplit, ada di sini.
 
Menurut Ustazah seperti apa generasi muslim Indonesia saat ini?
 
Memang banyak terjadi pergeseran, dulu anak-anak mengaji masih banyak jalan di masjid-masjid di waktu Maghrib. Murid masih takut dan menyegani guru mengaji. Fleksibilitas di agama banyak terjadi. Pendidikan di kampus soal agama juga sedikit. Ini sebenarnya problem. Indonesia miris soal itu. Problemnya juga mata kuliah kurang terintegrasi.
 
Positifnya ada juga, kalau dulu jarang wanita pakai jilbab sekarang sudah banyak yang berjilbab walau kebanyakan jilbab dipakai untuk fashion, tapi itu sudah kemajuan dalam hal menutup aurat.
 
Apa cita-cita Ustazah di masa depan dalam bidang dakwah? 
 
Tujuan saya sebenarnya tidak lain mengubah persepsi remaja, kaum ibu. Mengubah persepsi orang yang cendrung fanatik dalam berbagai bidang. Saya ingin membangun persepsi di era saat ini, apa pun itu pekerjaan atau profesi, Islam tetap dipakai. Dalam bidang apa pun itu. Misalnya dokter, harus dokter yang agamis. ***
 


Berita Lainnya

Index
Galeri