Alhamdulillah... 706 Hektar Lahan Terbakar di Riau Sudah Padam

Alhamdulillah... 706 Hektar Lahan Terbakar di Riau Sudah Padam
Ilustrasi.
PEKANBARU - Seluas 706 hektar lahan yang terbakar ditahun 2016 ini menurut laporan yang diterima dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di lima kabupaten/kota (Bengkalis, Kepulauan Meranti, Rokan Hilir, Siak, Dumai) sudah berhasil dipadamkan. 
 
Hal ini disampaikan Kepala BPBD Provinsi Riau Edwar Sanger kepada awak media seusai rapat siaga darurat kebakaran lahan dan Hutan (Karlahut) di Posko Satgas Karlahut Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru, Jumat (18/3/16).
 
"Berdasarkan laporan dari BPBD kabupaten/kota 706 hektar lahan terbakar yang terjadi ditahun 2016 sudah berhasil dipadamkan. Lahan yang terbakar adalah lahan HTI, open akses, dan lahan perkebunan," kata Edwar Sanger.
 
Edwar mengatakan kondisi lahan kebakaran yang terluas saat ini berada di kabupaten Kepulauan Meranti. "Alhamdulillah pada hari Rabu (16/3/16) lalu kami sudah turun ke Meranti, titik hotspot di sana sudah dipadamkan oleh personil dari TNI Polri, Manggala Agni, BPBD, dan Masyarakat Peduli Api (MPA)," ujarnya.
 
"Dilapangan kami juga sudah menghimbau kepada stakeholder terkait agar kejadian tidak terjadi lagi," lanjut Edwar.
 
Saat ditanyakan tentang Bantuan Helikopter yang akan diberikan pemerintah pusat (BNPB) Edwar Sanger menjelaskan, "Bantuan Helikopter dari BNPB secepatnya akan segera datang  saat ini masih dalam menunggu proses izin terbang dan izin keselamatan," papar Edwar.
 
Rencananya Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) akan membantu 4 helikopter dengan daya angkut besar yaitu Super Puma dan MI17, helikopter bantuan pemerintah pusat ini akan standbay di Riau.
 
"Dengan adanya helikopter ini, kita akan mengoptimalkan semaksimal mungkin untuk mengatasi karlahut di Riau," jelas Edwar.
 
Untuk pesawat Teknolgi Modifikasi Cuaca (TMC) Tim Satgas Darurat Karlahut Riau juga telah meminta kepada BNPB. "Saat ini prosesnya masih melakukan pertimbangan-pertimbangan karena untuk saat ini yang diprioritaskan adalah helikopter water bombing mengingat kondisi dilapangan saat ini sangat sulit ditempuh jalur darat," ujar Edwar. (max/mcr)
 


Berita Lainnya

Index
Galeri