Wajah Kebhinekaan Indonesia di Pesantren

Wajah Kebhinekaan Indonesia di Pesantren
Acara Penyambutan Rombongan Studi Tur PMT. Prof. Dr. Hamka di Pesantren Modern Gontor 3 Putra di Gur

PADANG - Santri yang selama ini hanya dianggap sebagai pelajar kitab, mondok, ngaji, tidak tahu menahu dengan dunia luar, tidak peduli negara dan politik, jelas-jelas memiliki peran yang penting dalam bernegara. Di tanah air, santri bersama para ulama dengan segenap tenaga dan pengorbanan turut serta dalam merebut negara dari penjajah dan memperjuangkan kemerdekaan, seperti Laskar Hizbullah (kader-kader pesantren) dan Laskar Sabilillah (para kiai dan ulama).

“Yang memerdekakan Indonesia adalah kaum santri. Maka, banggalah antum menjadi santri. Tidak ada yang lebih cinta tanah air selain kaum santri, karena yang punya istilah hubbul wathan minal iman (mencintai tanah air adalah sebagian dari iman) adalah umat Islam, dan santri mengkaji itu,” ujar Ustaz Witoto, Guru Kuliyatul Mu’alimin al-Islamiyyah (KMI) di Pesantren Modern Gontor Putra 3 yang berlokasi di Sumbercangkring, Gurah, Kediri, dalam Acara Sambutan Rombongan Studi Tur Pesantren Modern Terpadu (PMT) Prof. Dr. Hamka dari Batang Anai, Kab. Padangpariaman, Sumatra Barat (11/12), sebagai salah satu rangkaian perjalanan studi tur ke Kediri, Malang, dan Jakarta.

Pesantren Modern Gontor Putra 3 merupakan salah satu cabang dari 14 Pesantren Gontor cabang yang diperuntukkan untuk santri putra yang tersebar di berbagai daerah dan pulau. PMT. Prof. Dr. Hamka melakukan studi tur ke Kediri untuk melihat dan melakukan studi komparatif di Gontor Putra 3 yang terkenal dengan bisnis susu sapi murninya, yang dikelola langsung oleh santri.

“Jika ingin melihat kebhinekaan, lihatlah di pesantren. Wajah yang sesungguhnya dari bhineka tunggal ika, tampak di pesantren. Apakah yang sakit itu teman antum yang warna kulitnya hitam, mau yang logatnya Jawa, Medan, mau yang dari Aceh, dan Timur, mau yang muda yang tua, yang kaya yang miskin, tetap saja dirawat to? Dibawakan nasi, diantar ke klinik, diberi obat. Itu bhineka tunggal ika. Dan praktiknya ada di pesantren.” Ustaz Witoto yang sebelumnya pernah menjadi Kepala Pengasuhan di Gontor Putra 11 di Sulit Air, Solok, Sumatra Barat ini memberikan motivasi kepada santri dan santriwati PMT. Prof. Dr. Hamka untuk terus merasa bangga mondok, tidak minder, dan tergiur oleh kesibukan duniawi remaja di luar sana.

“Sumatra Barat adalah penyumbang pahlawan kemerdekaan yang cukup banyak. Pencetus kemerdekaan, pejuang kemerdekaan. Oleh sebab itu, PMT. Prof. Dr. Hamka hadir agar dapat menjadi pencetus lahirnya ulama-ulama berikutnya, Buya Hamka-Buya Hamka berikutnya, Hatta-Hatta berikutnya, yang cinta tanah air, yang paham agama. Oleh sebab itu, kunjungan studi tur ini diharapkan dapat menjadi pencerahan untuk memunculkan inovasi dalam pendidikan di Pesantren.” Demikian papar Ustaz Najimuddin, Pimpinan PMT. Prof. Dr. Hamka.

Dilaporkan oleh: Yusrina Sri (Padang)


Berita Lainnya

Index
Galeri