JAKARTA - Dua kubu paslon saling mencoba membawa persoalan isu Orde Baru (Orba) ke dalam politik pemilihan presiden. PDIP ketika membela ucapan kadernya Ahmad Basarah yang mengungkapkan Soeharto adalah guru korupsi bakal membeberkan kejahatan yang dilakukan presiden jenderal Orba itu di masa lalu.
Sementara Prabowo kerap melekat membawa jejak Orde Baru lantaran pernah terseret isu pelanggaran HAM dan dekat dengan lingkungan keluarga Cendana. Di sisi lain, cara Jokowi sebagai penguasa dinilai lekat juga dengan pola orde baru yang seringkali mengkriminalisasikan lawan politiknya jika aktif mengkritik kekuasaan.
Sebenarnya siapa yang lebih Orde Baru di antara dua paslon? Sejarawan JJ Rizal mengatakan keduanya justru keduanya membawa semangat Orba.
“Ada yg ingin berkuasa lalu akan membawa kembali Indonesia menjadi orba, ada yg sudah berkuasa lalu kian hari kian terasa perkataan en prilakunya semakin orba,” ujarnya dikutip dari akun Twitternya, Senin (10/12/2018).
Kekuatan orde baru memang tidak terletak pada jejak orang-orang ‘bekas’ orba yang ada di dalamnya. Jika merujuk pada koalisi Jokowi, keberadaan Wiranto dan Partai Nasdem di mana Surya Paloh pernah berada di dalam Golkar bisa menjadi membawa jejak masa lalu.
Partai Golkar sebagai pendukung Jokowi merupakan partai yang pernah membesarkan Orde Baru. Tapi pola perilaku Orba bisa jadi lebih kejam dibanding keberadaan orang-orang orba yang memilih insaf maju ke dalam kekuasaan.