TELUKKUANTAN - Terhitung sejak peralihan Pemerintahan Sukarmis ke Pemerintahan Mursini, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tingkat pengangguran di Kuansing meningkat cukup tinggi.
Pada akhir masa jabatan Sukarmis, BPS mencatat jumlah pengangguran di Kuansing hanya berjumlah 3.882 orang. Data ini terhitung di bulan Agustus Tahun 2015.
Kemudian dua Tahun setelahnya, pada bulan Agustus Tahun 2017 berdasarkan survey BPS, tingkat pengangguran di Kuansing meningkat menjadi 9.510 orang.
Artinya, pada masa Pemerintahan Mursini, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) meningkat cukup tinggi menjadi 5.628 orang. Jumlah pengangguran ini rata-rata berusia dari 15 Tahun ke atas.
Kasi Sosial Statistik BPS Kuansing, Adhiputra ketika dikonfirmasi via telepon Riauterkini.com Kamis (19/9/2018) siang membenarkan data ini.
Menurut Adhiputra, survey ini dilakukan langsung ke lapangan dengan estimasi terhadap 320 buah rumah tangga disetiap desa per Kecamatan di Kuansing. Sedangkan data ini kata dia, merupakan survey Tahun 2017.
Sedangkan data Tahun 2016, menurut Adhiputra, BPS tidak memilikinya, karena di Tahun ini, kegiatan survey tidak dilaksanakan.
Sementara menurutnya, untuk jumlah penduduk yang bekerja sebelumnya berdasarkan data survey Agustus Tahun 2015 berjumlah 145.475 orang.
Selanjutnya, pada Agustus Tahun 2017 angka penduduk bekerja mengalami penurunan menjadi 136.763 orang.
Terhitung di Tahun 2017 ini, sektor yang mengalami peningkatan penduduk bekerja pada bagian, perdagangan, kontruksi dan jasa kemasyarakatan.
Lebih lanjut, Adhiputra mengatakan, tingginya tingkat pengangguran pada Tahun 2017 ini, disebabkan pemutusan kontrak kerja honor di lingkup Pemkab Kuansing, serta rendahnya daya serap lapangan kerja, karena meningkatnya angkatan kerja.
"Tingkat pengangguran ini didiminasi oleh tamatan SMA, karena minimnya lapangan kerja dan mereka juga tidak bisa menciptakan lapangan sendiri," pungkas Adhiputra.
