Teknik Foto untuk Pemula

Jumat, 24 Februari 2017 | 09:59:23 WIB
Buku Pegangan Praktis Fotografi.
Judul: Buku Pegangan Praktis Fotografi
Penulis: Dadan Effendi
Tebal: 103 halaman
Tahun Terbit: 28 September 1989
Penerbit: Usaha Nasional Surabaya-Indonesia
 
Teknik Foto untuk Pemula
Oleh: YS. Memeth
 
DI zaman yang serba digital saat ini, hampir semua orang bisa menjadi ‘tukang foto’ baik disadari atau tidak. Seseorang yang suka memfoto apa yang ditemukan sudah dapat dikategorikan sebagai ‘tukang foto’. Baik dengan menggunakan kamera Hp hingga kamera sekelas DSLR Kamera.
 
Dalam fotopun, seseorang dapat menentukan sesuai keinginannya sendiri apa yang akan menjadi objeknya, dimulai dari dirinya sendiri. Kegiatan sehari-hari, lingkungan alam ataupun tempat-tempat wisata lainnya atapun ia menjadikan seseorang sebagai ‘talennya’. Atau meletakkan sebuah benda pada situasi tertentu untuk menciptakan suasana.
 
Ada tiga hal utama yang dibahas dalam buku yang dibuat oleh om Dadan (saya menyebutnya), tiga hal tersebut adalah 1. bagian dari kamera, 2. Tehnik Pemotretan, dan 3. Komposisi.
 
Buku yang diberi judul “buku pegangan praktis ini” memang tergolong sangat praktis dan sangat mudah untuk dipelajari oleh orang yang baru saja mengenal tentang foto. Dalam buku ini, om Dadan memulai memperkenalkan bagian perbagian pada kamera dengan fungsi masing-masing. Namun demikian, dalam buku yang ditulis tahun 1989 tersebut, om dadan menggunakan kamera klasik, bukan digital. Yaitu kamera dengan film, sehingga pembahasan dalam buku tersebutpun secara terperinci membahas kamera dengan film.
 
Bagi om dadan, dan sebagian besar orang yang ingin belajar fotografi. Maka syarat utama yang harus dimiliki adalah alat pendukung berupa kamera yang berfungsi sebagai alat perekam atau dokumen dari objek atau apapun yang ingin difoto oleh seseorang. Baik Hp hingga DSLR.
 
Untuk mendapatkan hasil yang dahsyat tentu didukung oleh alat yang dahsyat pula. Yang penulis maksud adalah kualitas gambar diluar moment (waktu, peristiwa bisa berupa alam, manusia, hewan atau tumbuhan. Detail tentang ini akan dibahas pada artikel tentang foto yang bercerita).
 
Karena yang penulis bahas adalah kamera digital, maka bab tentang film tidak akan dibahas dalam tulisan ini. Hal paling mendasar yang harus diketahui adalah 1. “tombol pelepas rana” (dadan: 15), saya menyebutnya tombol eksekusi. Tombol yang berfungsi untuk mengambil gambar yang diinginkan. Atau sebut saja tombol penangkap objek. 2. “jendela pengamat” (dadan: 18) sebut saja ‘jendela intip’ dimana seorang tukang foto memposisikan mata untuk mengamati objek yang ingin ditangkap. 3. Lampu penempat kilat, selain untuk menempatkan kilat (flash) tempat ini juga berguna untuk meletakkan mikropon sebagai alat tangkap suara tambahan selain alat tangkap suara standar yang dimiliki kamera. 4. Jendela angka foto, maksudnya adalah sebuah jendela yang menyajikan angka. Seberapa banyak foto yang tersimpan pada memory penyimpan. 5. Soket lensa (tempat meletakkan, mengganti lensa). 6. Titik penentu ketajaman gambar (terletak pada lensa, biasanya dengan tanda titik kecil pada badan lensa) bahasa lain dari ini adalah bukaan/diafragma
 
//pada bagian ini, sengaja tidak dihabiskan. Karena sekali lagi. Bahwa kamera yang digunakan adalah versi film alias kamera sebelum digital//
 
Bagian kedua
 
Perlengkapan kamera dan fungsi
 
- Lensa WA (Wide Angle): untuk gambar cakupan luas
- Pandangan normal (fix)
- Lensa sudut kecil/ jarak jauh (tele)
- Lensa zoom (pengaturan titik objek tanpa harus mendekat atau menjauh) nama lain dari lensa ini adalah sebagai fungsi makro.
- Filter: sebagai penambah nuansa pada obyek jika warna matari siang dan didominasi hijau, biru serta langit cerah. Maka foto akan jadi monoton
- Filter terdiri atas kuning, kuning hijau lemah, orange, merah, biru dan hijau
- Tudung lensa: sebagai alat penahan cahaya yang diletakkan diujung lensa
 
Demikian seterusnya pada tulisan-tulisan bagian demi bagian membahas satu persatu nama alat dan fungsi.
 
Sungguh disayangkan, buku ini tercetak dengan hitam putih, sehingga hasil gambar yang dijelaskan dengan fokal (F) dan lensa beserta segala macam ring dan permainan pada kamera tidak menjadi jelas. Yang artinya, ketika gambar dalam speed (s), isso dan fokal sesuai materi yang disajikan membuat pandangan menjadi mentah lantara buku yang tercetak menggunakan hitam dan putih. Ini tentu berbeda ketika hitam dan putih adalah hasil dari bakaran kamera dengan hasil cetak.
 
Teknik Pemotretan
 
Istilah lain dari seni fotografi selain menangkap objek adalah //melukis dengan cahaya karena foto berarti cahaya dan grafi berarti menulis// (59). Untuk menjadikan hasil foto menjadi indah, maka kenali karakter dari kamera yang anda gunakan.
 
//Melatih sesering mungkin adalah satu-satunya jalan agar tidak ragu-ragu melakukan pemotretan dengan cepat, tepat serta hasil yang baik// (61)
 
Tiga syarat mutlak foto menyajikan hasil bagus:
 
- Pengaturan ketajaman
- Pengaturan cahaya
- Dan komposisi (batas gambar)
 
Tiap lensa memiliki karakter berbeda, semakin pendek sebuah lensa menentukan besarnya ruang tajam, tidak hanya permasalahan lensa. Akan tetapi masalah diafragma. Bukaan diafragma kecil akan memperluas ruang tajam, dengan sasaran jauh. Lain hal pada gambar seakan-akan bergerak, maka diperlukan rana atau kecepatan 1/60 atau 1/30 detik. Teknik gambar ini juga mengenal istilah tambahan panning memotret dengan menggerakkan kamera mengikuti arah objek.
 
Dalam hal kecepatan ini pada kamera digital, memiliki 3 tahapan yaitu kecepatan standar, kecepatan rendah dan b (bulb)
 
Komposisi
 
//adalah seni menempatkan gambar, benda-benda dan menyusun garis-garis dalam batas-batas bidang gambar sedemikian rupa, sehingga dapat menyatakan dengan jelas apa yang terkandung di dalamnya// (dadan: 89)
 
Tidak ada bentuk komposisi mutlak, yang ada adalah jika diikuti maka akan member hasil dan memuaskan sebab setiap foto harus memiliki focus of inter est. rahasia terbesar sebuah komposisi adalah ‘sederhana’ dengan menjadi sebuah titik focus tertentu tanpa adanya objek ‘pengganggu’ lainnya. Tentang objek ini om dadan menkategorikannya sebagai objek utama dan objek tambahan. Dimana objek utama hanya menunjukkan satu titik fokus perhatian, sedangkan objek tambahan atau bandingan adalah dua objek dalam satu foto namun tanpa mengaburkan fokus foto utama (97).
 
 
 
YS. Memeth. Aktif di Komunitas Jalan Hening, komunitas yang bergerak dalam seni menulis dan akting.
 

Terkini