PESERTA LOMBA CIPTA PUISI HUT PERTAMA RIAUREALITA.COM
CAHAYA DI ATAS DAUN KETAPANG
Gemetaran siang itu
Mendengar gemertak anak-anak daun
Melepas pelan dari ranting bersama doa lama
Dan cahaya itu diam-diam menerimanya dengan tabah
Tanpa bertanya : mengapa ketapang menjatuhkan daunnya?
Daun diam di hatinya sendiri
Lekas tak betah di silau kasih
Dan pada gemetar siang yang kesembilan
Ia kembali
Tapi dahan dan ranting tak lagi menanti
Pemalang, 2016
PADAKU BUKU ITU BERCERITA
Padaku buku itu bercerita,
banyak kata terjatuh di belantara,
gunung dan telaga
Padaku buku itu bercerita,
anak-anak tak lagi membaca,
hanya menata, menumpuk,
selebihnya memanja diri dengan ponsel cerdasnya
Padaku buku itu bercerita,
sekolah tak lagi menjadi lumbung baginya,
hanya kertas presensi, daftar nilai, dan lembar-lembar kerja
yang tiap akhir semester diburu demi untung
Padamu akhirnya,
buku luka di sepanjang mata
Pemalang, 2016
MELUKIS IRONI
Di tepian sajadah
masing-masing doa ditumpahkan
membayang harapan terunduh
dan menghapus segala warna tak diminta
Di tepian jalan
masing-masing keringat ditumpahkan
membayang harapan terindah
dan menghela segala nasib gundah
Di ujung jalan setapak
masing-masing terpaksa
membayang kapan gilirannya
tanpa tahu apa lukisan yang akan ia terima
hanya menduga
duga
Pemalang, 2016
