Kala Itu, Pengembaraan, Perjalanan Qolbi, Bunga Nirwana

Ahad, 18 September 2016 | 09:05:50 WIB
Ilustrasi. (Julie Weaverling/ugallery.com)
PESERTA LOMBA CIPTA PUISI HUT PERTAMA RIAUREALITA.COM
 
 
Kala Itu
 
Kala itu
Tibalah saat majdzub
Kulalui beragam warna alam cahaya
Jauh ku mengembara
Sejenak ku tertegun,tengok pancaran caya kilau
Ada daya tanpa karsa segala anugerah !
Juga kulalui..
 
Beberapa insan yang sanggup
Mengantar perjalanan sampai tujuan
Juga tak ku hiraukan !
Sampai ku ditempat benderang
Bak mentari selaksa caya
Namun tak menyilaukan ?!
 
Trus..
Terhampar semesta raya, tak berbatas
Agung… Suwung !
Subhanallah !!
 
 
 
Pengembaraan
 
Sang “Kusuma Anjrah ing Tawang”
Pribadi yang tak beralas bumi
Hidup tak bermimpi
Ada daya tanpa karsa
 
Mendapat caya tak bersilau
Terang bukan mentari
Menatap layar kesadaran
Panas antardaya segala nikmat
 
Namun terlupakan…
Pengembaraan hidup seolah panjang
Naik turun hal biasa
Baik buruk menjadi selera
 
Hak atau bathil adalah pilihan
Rambu keselamatan
Untuk kembali pulang
 
Barang siapa yang mengerti hakikat dirinya, maka dia akan mengerti Tuhan-Nya
 
 
 
Perjalanan Qolbi
 
Saudaraku…
Tahukah kamu…
Bahwa hidup ini perjalanan spiritual ?
 
Semenjak sang ruh 
Ditiupkan oleh Illahi
Berselimutkan jiwa insani
Berkendara jiwa hewani
Beralas jiwa nabati
 
Berkelana dibumi
Tuk meraih secercah mimpi mimpi
Dengan emosi dan ambisi
Membabi buta mengotori qolbi
 
Sadarlah saudaraku
Kelak kan kembali
Kerumah asali
Disisi illahi..
 
.
 
Bunga Nirwana
 
Di sini…..
Di sekolah ini….
Kutatap wajahmu wahai teman-temanku..
Penuh….! Haru….!
 
Saat bersama sang dwija
Ingat kisah bunga nirwana
Mekar..Indah..Indah sekali
Seindah impian para siswa
Harum baunya..Harum sekali
Seharum harapan kita semua
Hingga..
Semua insane memujanya
Semua makhluk suka padanya
Dan..Kita semua ingin mendapatkannya !
Namun..
Tumbuhnya sang bunga
Ada di Taman Soka
Milik sang raja kala !
Dan sayangnya..
Bunga nirwana tak kuasa menahan angin senja
Bunga nirwana layu,rontok dan akhirnya sirna !
Kini tinggal tangis pilu menyayat kalbu
Pikirmu ?
Layukah semangatmu ?
Rontokkah keyakinanmu ?
Dan sirnakah cita-citamu ?
Hingga tangis pilu menyayat kalbu..
 
Di sini..
Disekolah ini..
Para guru menunggu kabarmu
Tak pinta balas jasa akan suksesmu
Walau bayangan layu pasti menunggu
Karena senja adalah soal waktu
 
 
 
Ratih Nurmalita Hapsari. Lahir di Malang,18 September 2000. Tinggal di Jalan Hamid Rusdi Timur  Kota Malang. Usia 15 Tahun. Sekolah di SMAN 10 Malang Leadership Academy.
 

Terkini