Waktu Berharga, Mutiara Hati, Impian dan Harapan, Negeriku Tercinta, Sang Matahari

Ahad, 18 September 2016 | 08:56:27 WIB
Ilustrasi. (Jane Cornwell/saatchiart.com)
PESERTA LOMBA CIPTA PUISI HUT PERTAMA RIAUREALITA.COM
 
 
Waktu Berharga
 
Kau hadir saat ku tengah terpaku
Terpaku pada segala sesuatu
Yang membuat diri ini terguncang
Kau menemani diri ini
Kau menghibur diri ini
Tak pernah kau abaikan diri ini
Seakan diri ini...
Begitu penting untukmu
Kau membuatku bahagia
Tak pernah kau sakiti
Tak pernah kau susahi
Selalu kau kasihi
Namun kini...
Kau membuatku sakit...
Kau membuatku menangis...
Kau menghilang dari sisiku
Untuk selamanya...
Tak akan pernah kulupa
Kasih dan cintamu waktu itu
Waktu yang berharga bagiku
Selamat jalan cintaku
 
 
 
Mutiara Hati
 
Sejuk...
Sejuk rasanya ketika melihatmu
Tersenyum kepadaku
Senyummu indah nan menawan
Semenawan mutiara indah nan berkilau
Berkilau di hati ini
Tak redup...
Namun berkilauan...
Indah...
Indah mengalahkan sinar mentari
Yang memancarkan teriknya
Tak pernah sesejuk senyumanmu...
Senyuman indah bak mutiara
Mutiara berkilauan terang dihatiku
 
 
 
Impian dan Harapan
 
Ketika ku memiliki sebuah kesempatan
Aku ingin meraih kesempatan itu
Berlari mengejar impian
Yang akan menjadi kenyataan
Api semangat membakar jiwa
Menyalurkan rasa perjuangan yang indah
Perjuangan meraih cita-cita
Yang akan menjadi kenyataan
Ku kibaskan sayap kebebasan
Dengan penuh kobaran api semangat
Terbang jauh di angkasa
Nan tinggi menjulang
Dengan membawa impian dan harapan
 
 
 
Negeriku Tercinta
 
Dimana mereka...
Dimana mereka yang berkata
Aku orang Indonesia
Aku orang Indonesia
Dimana mereka...
Mereka yang bangga menjadi Indonesia
Kini tak banyak lagi kutemukan
Mereka yang senantiasa mengharumkan negeri ini
Negeri Indonesia
Sikap tak lagi memenuhi norma-norma
Perkataan tak lagi menyenangkan
Seolah mereka rusak
Bukan bagian dari negeri ini
Dimana mereka yang mengharumkan bangsa ini
Dimana mereka...
Tak lagi kutemukan mereka yang jujur dan adil
Dimana mereka...
Negeri ini membutuhkan orang yang mampu
Mampu mengharumkan nama baik negeri ini
Bukan mereka
Bukan mereka yang senang membohongi dan dibohongi
Bukan mereka yang mengabaikan segala aturan
Bukan mereka
Dimana mereka
Mereka yang bisa melindungi negeri ini
Negeriku tercinta
Indonesia...
 
 
 
Sang Matahari
 
Suasana sunyi menyerang
Teriakan terdengar semakin keras
Getaran di tubuh semakin tak tertahankan
Menangis
Aku menangis
Hanya itu yang bisa kulakukan
Menangis ketakutan
Di saat tak seorang pun bersamaku
Tapi kau hadir menemaniku
Kau pemberi kasih hangat kepadaku
Kau yang selalu ada untukku
Kau yang dapat memahamiku
Kasihmu bagai matahari
Menghangatkan hati ini
Hanya kau yang dapat memberiku
Hanya kau matahariku
Hanya kau...
Ibuku tercinta
 
 
 
Fara Dila. Saya merupakan remaja perempuan kelahiran Medan, 29 November 1997. Saat ini saya berumur belum genap 19 tahun. Saya merupakan mahasiswi semester 3 di jurusan Psikologi Universitas Sumatera Utara (USU). Ini merupakan pertama kalinya bagi saya dalam mengikuti lomba menulis puisi.
 

Terkini