PESERTA LOMBA CIPTA PUISI HUT PERTAMA RIAUREALITA.COM
Yang Tak Tersampaikan
Kini penyesalan hadir kembali
Dalam gundahnya hati
Akan perasaan terdalam ini
Yang tak tersampaikan lewat akhir kata
Saat kita diizinkan bersama
Mulut membungkam tanpa suara
Hingga tahun menelannya perlahan
Kenangan indah tercipta
Diantara sedikit waktu bersama
Memendam dinginnya rindu membeku
Yang tak tersampaikan lewat akhir,
Dari perbincangan diantara kita
Do’a kian menjadi api pelebur
Mencairkan lamanya beku rindu ini
Hingga langit pun runtuhkan airnya ke bumi
Bukan tak ingin kita bersama
Di sini ku juga menanti hadirmu
Hingga puluhan senja sore terlewati
Berharap langkah kakimu menemuiku
Di detik akhir nafas hidupku
Yang tak sempat tersampaikan lewat isi
Bait-bait puisi tertuang tentangmu
Hingga debu menghapus jejak kita
Banyak cinta yang datang
Mempesona dengan rayuannya
Namun hati lebih memilih
Mendengar rayuan lantunan suaramu
Yang tak tersampaikan lewat nyanyianmu
Hingga perpisahan menemui kita
Jarak ini perlahan semakin jadi
Membuat kita saling menjauh
Akhirnya cinta yang baru
Sekejap memasuki hatimu
Mampu ikut membahagiakanmu
Mengganti setiap rasa yang dulu
Yang tak tersampaikan diantara hati
Hingga sang rembulan meninggalkan bintang
Mimpi ini mulai menjadi milikmu
Harapan nyata tiap malam tidurku
Dalam do’a sujudku meminta
Pada pemilik hatimu seutuhnya
Yang tak tersampaikan lewat diamku
Hingga hujan menceritakan semuanya
Namun tak satupun kau dengar akannya
Dan segala impianku adalah dirimu
Yang tak tersampaikan lewat lagu
Yang kau putar bersamaku
Hingga sebuah tempat yang kita lalui
Pudar dalam saksi bisu
Kini bila kau tahu semuanya
Akankah ada perjuanganmu kembali
Atau menjadikanmu lebih jauh lagi
Dari semua yang tak tersampaikan ini
Medan, 17.08.2016
Menunggu Hanya Menunggu
Menatap langit senja
Angin meniupkan sejuknya
Saat sendiri melewati semua derita
Ingin rasanya berbagi cerita
Namun hanya menjadi untaian semu
Pendaman dalam hati belaka
Selalu ada pengharapan
Di setiap do’a dalam sujud malam
Akankah ada yang datang ke sini?
Menghadirkan kehangatan di sisi
Menjadi sahabat penyemangat hidup
Dalam berbagai terpaan ujian
Menunggu..
Apa harus hanya menunggu?
Kehadiran langkah kaki
Yang sampai kini tak terlihat
Yang berusaha memutuskan harapan
Menunggu..
Apa harus hanya menunggu?
Sampai keadaan berubah dengan sendirinya
Waktu berjuang menghapus jejak
Bayangan yang pernah disinari kerinduan
Menunggu hanya menunggu..
Saat dia terus mematahkan hati
Meruntuhkan segala rasa yang tersimpan lama
Hingga hati sakit ditancap panah
Menunggu hanya menunggu
Di sebuah perjalanan berlalu
Tanpa lelah,
Tanpa menyerah
Hingga bertemu dengan takdir
Yang selalu ditunggu setiap abadnya
Menunggu hanya menunggu
Di seberang laut menatap luas
Menunggu ikrar terucap tepat
Sepasang mata saling menatap
Menghapus segala kata menunggu
Berlabuh bersama selamanya
Atau kembali menunggu dan menunggu..
Medan, 24.08.2016
Ingin Mencintainya
Entah sejak kapan
Entah dari mana datangnya
Debaran yang berbeda di jantung
Memompa semakin cepat
Setiap langkah kakinya hampir tiba
Setiap sapaan hangat kehadirannya
Dia menjadi isi dari tulisan sang pujangga
Namun akan kah ia mengerti?
Canda tawa bersamanya
Menciptakan suasana baru tak terlupa
Mengisi relung jiwa nan kosong
Menebar kasih diantara peduli
Menumbuh bibit kekuatan di hati
Menimbulkan ketulusan rasa
Menitip rindu-rindu tak berucap
Mengantung pada malam penuh bintang
Ingin mencintainya..
Itulah kata yang harusnya tertancap
Dan mata memberi isyarat
namun akankah ia mengerti?
Ingin mencintainya..
Harapan dalam sebuah khayalan
Sadar kenyataan kan berbeda
disaat ia telah dimiliki
Disisi yang terbaik
Hanya bisa terdiam membeku
Tersenyum mendo’akan bahagianya
tak tau harus bahagia atau sedih
Ingin mencintainya..
tak ingin membalikkan rasa sakit
Biarlah rasa ini terpendam di hati
Agar langkah tak salah
Cukup sekedar pernyataan ingin
Dan terasa dalam tersirat
Ingin mencintainya,
Biar melodi rasa yang bermain
Dan takdir yang menyatukan
Dari tiap selipan do’a
Menjadi tangga tuk mencapainya
Cinta dititipkan oleh-Nya
Hingga tertuang di lembaran ini
Dengan akhir ingin
Dan ingin terus mencintainya
Akankah kata ingin berganti nyata?
Atau hanya tetap menjadi,
Sebuah kata semu ingin untuknya..
Yang hanya bisa dipendam dalam hati
Medan, 12.05.2016
