Amnesiaku Untukmu, Jatuh Bangun Ku Mencinta Jilbab, dan 2 Puisi Lainnya

Ahad, 18 September 2016 | 04:19:35 WIB
Ilustrasi. (Lisa Carney/saatchiart.com)
PESERTA LOMBA CIPTA PUISI HUT PERTAMA RIAUREALITA.COM
 
 
Amnesiaku Untukmu
 
Bersua denganmu seperti tak asing bagiku
Melihat matamu bak dekat serambi hatiku
Kernyitan kening ini pertanda kepalaku pening…sakiiit !!!
Perlahan kucoba mengingat, tapi tak ingat
 
Kau yang sangat ingin memikul senjatamu di jalan-Nya
Membuatku mengagumimu dalam sekejap
Lembaran kisah itu tertulis di halaman diary-ku
Hari – hari masa laluku penuh dengan nama spesial yang sama persis dengan namamu
 
Di satu sudut jalan kau menyapaku
Seakan aku mengenalmu telah begitu lama
Andai kau tahu begitu sakit kepalaku melihat sosokmu
Berjuta pesan bahwa aku tak mengenalimu sebelumnya, kau abaikan, malah kau tersenyum tak percaya
 
Waktu berputar begitu cepat 
Akal sehatku semakin hari semakin tak stabil
Bahkan menjadikanmu kaca spion pun aku patahkan
Agar tak lagi ada bayangmu 
 
Tersebar kabar bercecer buah bibir
Andai aku mengingat masa itu, akan kutampar wajahmu
dan berteriak bukankah ini maumu?? 
Kau todong aku agar aku melupakanmu demi mempersunting dia 
Inilah aku dan amnesia ini kutunaikan sebagai amanah darimu
 
Banjar, 18 Nov 2015
 
 
 
Jatuh Bangun Ku Mencinta Jilbab
 
Hallo Cantik…
Sapaan mungil menghampiriku
Serasa terbang melayang ke arah awan
Mengibaskan sayap bak bidadari menawan
 
Hallo cantik…
Terulang kata itu membuat hati tersipu malu
Kulengkungkan senyum di bibir merah jambuku
Jujur sejujur-jujurnya…
Senyumku semakin melebar serekah bunga mawar
 
Hai cantik…
Masihkah kau nyaman dengan penampilanmu ini?
Seketika terdengar bisikan purau
Ku cari dari manakah suara hujatan pahit itu?
Mataku berputar,melirik sosok “Aku” yang sudah bertambah merasa cantik
Aku bagaikan onggokan hina yang selalu  saja Berlaku cela
Yang tak tahu rasa peka
Jilbabku kemarin mengundang  banyak kesan
No tu the rak NORAK!!
Ii to the Uuh Iuuuh!!
No to the Way No Way!!
Ungkapan  fatal untukku
Menghancurkan kecantikan hati yang perlahan sedang kubangun
 
Hai cantik…
Sudah cantikkah kau dengan sesungguhnya?
Ku tersenyum, namun sedikit merenung
Pantaskah dirimu? Menyandang gelar Cantik disaat kau sulap seketika gaunmu ini?
Yaaa….yaaa.yaaaa
Masih jujur ku merasa…
Begitu terpaksa..Begitu tersiksa…
Panas..gerrrraaah! namun ada yang lebih panas dan lebih gerah dari mentari
NERAKA
 
Benar-benar kau tak tahu diri!!
Amarah itu bergemuruh
Disaat ku kembali ke lembah jurang
Mendapat reruntuhan cercaan
Mulai mendung…
Diguyur hujan linangan air mata
Astagfirullah…astagfirullahal’adzim
 
Jika yang lain mengatakan “NO”
Tapi aku Yes!!
Ibarat hati ditawari surga
Kalo aku Yes dan mereka No
Tak ada lagi sapaan cantik untukku, tak apa!!
Bak ibarat nenek sihir si pembawa sapu terbang
Hilang seketika
Demi mengharap cantik dimata Pencipta manusia
Ku ikhlaskan hati membalut tubuhku dengan Syari’ah-Nya
Alasan cermin kali ini
karena Kamu begitu berharga
 
 
 
Kesalahan Itu Milik Siapa?
 
Terkadang aku dan mereka jauh
Jauuh…
Jauuuh…
Mengayuh roda persepsi
Hingga sosok algojo di hati ini berkata
Mereka curang!!!
Setiap kesalahan yang mereka perbuat
Sebesar apapun,
Sedahsyat apapun
Bagai setitik debu di atas arang hitam yang tertiup angin sore
Mereka anggap itu sepele
Beda hal
Jika kesalahan yang orang lain perbuat pada mereka
Seakan fatal…
Fatal, fatal, fatal luar biasa
Padahal semua
Semua dari kita memiliki salah…
Memiliki kesalahan
Yang menjadi bagian dari rusuk-rusuk manusia 
Kiriman Sang Maha Cinta
Pembolak balik Hati dan Prasangka
Namun mengapa?? Mengapa?
Seolah hanya orang lain saja yang memiliki…
“KESALAHAN”
 
 
 
Coba Tanya
 
Siapa bilang?  Yang  selalu tersenyum…
Tak pernah berkeluh?
Siapa Bilang orang yang setiap hari.. terlihat Bahagia 
Tak pernah bersedih, tak punya masalah??
Siapa bilang??...
 
Jika  di laut memandang kerang 
Ya!! Kerang yang tinggal cangkang 
Tak ada mutiara di dalamnya 
Terfikirkah olehmu??
Andai sang kerang punya rasa
Dan bercerita 
Bercerita tentang perjuangannya mengeluarkan MUTIARA
 
Coba saja tanya 
Bencikah dia pada yang merampas sebutir bernilai itu?
Kulit kerangnya yang terkena air bak luka diperutuli garam 
Sakit, perih, lunglai dan shaum 
Ya!! Shaum! Dia tak makan, tak minum!
Jika dia bisa teriak, akan berteriak sekencang mungkin!!!
 
Siapa bilang yang ceria itu 
Tak punya rasa kecewa?
Coba Tanya
Pada Guci yang tertata rapi menghiasi rumahmu 
Keramiknya indah 
Ukirannya tak kalah indah 
Tapi jika dia punya rasa
Dia akan bercerita 
Coba Tanya
Bagaimana rasanya dibanting – banting ketika dibentuk kemudian gagal???
 
Atau 
Kau ingin bertanya pada Emas berlian??
Terdengar gila memang 
Bertanya pada benda – benda mati 
Tapi kerang makhluk hidup 
Guci dan Emas berlian pun terlihat hidup bukan?
Setelah mereka berjuang, berjuang menahan kesakitan 
Yang hadir tanpa keluhan 
Namun akhirnya cantik nan menawan 
 
Dari batuan besar yang tak kuat dipangku 
Hanya secuil yang dikata berharga 
Karena jalannya yang berliku
Banyak orang rela meregang moralitas karena nilai kehadirannya 
Coba tanya 
Dipanaskan pada suhu tertinggi… disusul 
Air raksa yang mengguyur 
 Membuatnya meleleh, mencair seperti air 
Apa itu membuanya bahagia??
Lebih tepatnya berjuang demi membahagiakan manusia 
Sedangkan kita??
Yang bertahtakan makhluk terindah?
Bernamakan MANUSIA itu sendiri 
 Akan menyerah begitu saja??
Coba Tanya pada hati 
Tak belajarkah dari sang kerang, guci ataupun emas berlian???
Tak perlu berjuang untuk mereka yang tak dapat berkata 
Cukup berjuang  diri demi hidup menuju Negeri Baqa nanti 
 
Siapa Bilang Orang yang tak lupa tersenyum.. 
Yang setiap hari disapa tawa… 
Tak punya masalah??
Beritahu aku!!! Siapa? Beritahu aku!!!
Temui aku padanya yang tak punya masalah!!
Dan aku akan berkata 
Kau bukan manusia!!!
 
Bukan tak punya masalah…
Namun ada orang yang pandai 
Pandai menjaga…
Menata … kapan, dimana dan pada siapa mereka berkeluh 
Tak harus banyak yang tahu berapa liter cucuran air mata mengalir 
 Sepanjang hidup 
Yang mereka tahu hanya hadirNya 
Menjadi jawaban di setiap sujud panjang 
 
Present By : femei_Al-Khanza 
23 Agustus 2016M/ 20 Dzulqo`dah 1437H
 
 
 
Femei Al-Khanza adalah nama pena dari Ismi Fadhilah nama lengkap saya, lahir pada tanggal 07 Oktober 1993. Banjar - Jawa Barat kampung halaman sekaligus tempat dimana saya lahir. Saat ini saya masih menempuh jenjang sekolah tinggi semester akhir dan berprofesi sebagai pembimbing siswa-siswi tingkat Negeri di Kota Banjar.
 

Terkini