Menutup bukan Tertutup, Harap Maklum Adanya, Surat Kusam

Ahad, 18 September 2016 | 04:10:24 WIB
Ilustrasi. (Julian Alden/paintinghere.com)
PESERTA LOMBA CIPTA PUISI HUT PERTAMA RIAUREALITA.COM
 
 
Menutup, bukan Tertutup
 
Jangan terbiasa menutup hatimu
Menutup matamu
Menutup telingamu
Membisukan mulutmu
Dengan keegoisanmu
Keangkuhanmu
Yang tiada sebab
Jangan dibiasakan!
 
Malu donk kepada Sang Khaliq
Allah Subhanahu Wata’alaa
Dia tlah mencipta
Hati tuk merasa
Mata tuk melihat
Telinga tuk mendengar
Mulut tuk berbicara
Kurang apa?
Fabiayyi alaa irobbikuma tukaddiban?
Maka nikmat Tuhanmu mana yang akan kamu dustakan?
Sungguh manusia tiada puas
 
Biadab,,, tak tahu diri
Tak tahu asalnya dari mani
Hal yang menjijikkan!
Itu nash Al-Qur’an
Benar...
Benar...
Dan PASTI BENAR!
Tiada keraguan
 
Lihat! Lihat! Lihat! Mereka
Hari-harinya penuh keringat
Penuh semangat
Tekad yang kuat
Sungguh,,,punya mata tapi tak melihat
Punya telinga tapi tak mendengar
Sudah menutup mata hatinya
MENUTUP, BUKAN TERTUTUP
 
 
 
Harap Maklum Adanya
 
Mata ini menyisiri lautan manusia
Mencari-cari wajahmu, wajahnya, wajahnya, dan wajahnya
Kala kutemui tak jemu kupandangi
Seraya berharap kau, dia, dia, dan dia memandangiku pula
Ah, kau menoleh
Mencuri-curi pandang
Matapun saling bertemu
Kusunggingkan sebuah senyuman
Namun kau berpaling muka
Hanya kutertawakan dalam hati sahaja
Tak mengapa,,,
 
 
 
Surat Kusam
 
Surat itu tlah terpendam
Tenggelam dalam lautan yang dalam
Menyisakan luka dan dendam
 
Hanya dengan mengingatMu aku diam
Menundukkan kepala seraya bersemayam
Pada Sang Pencipta Alam
 
Diam...
Diam...
Mata lelah ingin terpejam
Membawa luka yang kelam
Luka yang tak pernah padam
Oleh lautan kawan sekalian
 
Bak pisau yang tajam
Tiada kawan
Bak api tak padam
Tiada kawan
Bak air menghujam
Tiada kawan
Galaupun menghujam kejam dan mencekam
 
Oh, Surat kusam yang masam
 
 
 
Sania Mai Rahmawati, biasa dipanggil Umi. Gak nyambung ya? Hehehe... Saya seorang siswa kelahiran Malang 17 tahun yang lalu, tepatnya 24 Mei 1999, dari pasangan Ibu Paeni dan Bapak Sidiq Wibisono. Saya hidup di sebuah desa yang menyempil alias menyendiri dari desa tetangga, tapi kami sangat menikmati hidup. Desa itu bernama Desa Dawuhan Pandanmulyo RT 5 RW 1 Kecamatan Tajinan Kabupaten Malang Propinsi Jawa Timur tepanya di Jalan Raya Gardu Laut. Eits,,,lengkap amat nyah... Barangkali mau mampir ke rumah ngopi-ngopi? Monggo... Paling suka menulis dan mempelajari bahasa asing, termasuk bahasa gaul alias kekinian, mendengarkan musik-musik jaman dulu yang notabene bahasanya puitis, sederhana, dan terkadang mewakili hati, hobi koleksi komik dan teenlit yang lagi happening, dan penggemar anime, film Hollywood (kadang-kadang kalau khilaf suka nonton bollywood Pekerjaan apapun sudah pernah saya geluti, seperti mengetik part time, menulis cerita pendek, penjaga toko bangunan, penjual online shop, dan lain-lain yang tidak bisa disebutkan satu per satu, hingga akhirnya menjadi pelajar tetap di sebuah Sekolah Menengah Atas Negeri di tempat saya tinggal. Menulis adalah hobi saya, walau tadinya hanya sekedar iseng-iseng dan sebagai pengisi waktu luang.  ebanyakan yang saya tulis adalah ungkapan hati yang mewakili diri saya maupun orang lain, jurnal hidup, dan cerita pendek. Temukan saya di Facebook: Sania Rahma (nia), Twitter: @sania_mai_rahmawati, Instagram: @sania_mai_rahmawati, Line: @sania_mai_rahmawati, Email: saniamairahmawati123@gmail.com or  saniamairahmawati123@yahoo.com
 

Terkini