PESERTA LOMBA CIPTA PUISI HUT PERTAMA RIAUREALITA.COM
Balerina
Melihat sosokmu gerak gemulai
Menapak tinggi di atas panggung bulan
Gelap, hanya dalam mimpi terkhayal
Pahamilah kaki burungmu
Tak selamanya kau mampu
Membawa beban dari semua luka
Memutarnya bersama tangan yang gembira
Bertumpu pada poros ketegakan
Beri aku kesempatan
Menyatu bersama sayap-sayapmu
Membumbunglah tinggi hingga di sana
Tempat yang bisa menyembuhkan luka
Emosimu jatuh di atas ruang gelap
Harapmu terukir dalam irama yang berderap
Memahamimu bukan perkara mudah
Cahaya bulan menunjukkanku makhluk terindah
Kepakkan sayapmu, menari bersama peri
Impian pada diri, tak akan bisa mati
Hilang Dalam Terang
Semua tersisa putih saat kembali membuka mata
Semua tersisa kabut diantara sebuah tanya
Sungai pelupuk mata mengalir
Sesal melahap, jernih jiwa takkan hadir
Cintamu mengajak berevolusi
Perubahan diri hingga tak ada yang kupeduli
Lalai akan adanya dikau, tak cuma aku
Tangan lesu tiada rengkuh
Kehilanganmu...
Terang ini, sepi ini memberiku energi
Mataku melihat, telingaku mendengar
Tetap saja mendekapmu susah terlalu
Kenangan terindah, mengapa harus dikau?
Pikirku jemu bertanya akan sesuatu
Hal yang indah mengapa berakhir jadi kenangan?
Mencarimu yang tak lagi bisa kulihat
Mendengarmu yang tak lagi bersuara
Sirna...
Menghujat diri yang penuh ketidaksempurnaan
Menangis raung mohon sebuah keajaiban
Aku terlupa...
Kebaikan Sang Pencipta
Aku lalai...
Dikau intan permata
Kini usai, tinggal sesal di diri
Sebab kau pergi
Hilang di dalam terang
Tepukan Satu Hati
Punggungmu memudar dari sudut pandangku
Memori air mata buatku bernostalgia
Kenangan yang tak bisa terlewatkan
Kau adalah gambaran masa lalu
Perwujudan kilas-kilas ingatan beku
Tiap detak jantungku adalah setiap mil engkau menjauh
Sepanjang malam aku menghitung dalam pilu
Merasakan diriku hingga kau benar-benar hilang
Lebih sakit dari hatiku yang kau genggam
Terhapuslah satu persatu beban kehidupan
Hari esok aku berjalan sendiri
Kehilangan cara mengikatmu di sini
Senyum yang kuberi teriring doa
Harap kita bisa bersama
Cinta bukan hukum aksi reaksi
Satu pihak tak apa-apa
Pesonamu mengubah seluruh jiwa
Semua berubah setelah kau hadir
Tapi tak kembali walau kau pergi
Kasihku Takdirmu
Kala setiap orang dicintai
Hangat tercipta di antara jiwa
Makna kelembutan tanpa skala
Di hadapan air mata
Sinar cahaya memasuki kegelapan
Pencerahan akan suatu penderitaan
Berbanding lurus dengan kepedulian
Sedih sepi semua orang mengalami
Tempat penyembuh terus dicari
Untukmu, ada padaku
Jangan takut, usahlah ragu
Dinginnya genggamanmu tak sepadan hati
Balikkan tubuhmu dalam arti sebenarnya
Kan kurangkul, kualiri hangat kasih
Hukum dari sebuah takdir
Makin pendek usia, akan makin bermakna
Kasih yang tercurah setiap detiknya
Kubiarkan kau mengerti, coba tuk pahami
Kasih ini tak akan berhenti
Berbagi Dunia
Kemari, ayo semua
Berbagi sebuah alur mimpi
Waktu yang buat bahagia
Satu dunia, kita kan jadi
Kala tersesat di alam buta
Pecahkan misteri dengan meraba
Melangkahlah ke arah mimpi
Rasakan irama memandu mulai
Kita, ya, kau dan aku
Langit ketujuh pasti tersentuh
Terlupa berapa kali kita terjatuh
Kini, ayo lampaui
Percaya hari esok kita pijaki
Berkejaran di atas cincin neptunus
Tubuh penuh emosi, ambisi
Senang, bebas, tanpa batas
Kemarilah kau, kita berbagi mimpi
Waktu bahagia untuk tertawa
Dunia ini milik kita
(Semarang, Agustus 2016)
