PESERTA LOMBA CIPTA PUISI HUT PERTAMA RIAUREALITA.COM
Penghujung i-City
___ reolla vendena
1
Bayangan ganjil, tanpa
Gemericik airmata sisa
Pecahan kaca
Mengristal kaku
Tanpa cahaya
Tanpa jiwa
Tanpa asa
2
Ujung menara
Memacak langkah
Menimpa yang patah
Tubuh
Senantiasa tubuh.
Rubuh.
3
Its amazing!
Dan bergurau, tawa
Mengecuh aroma
Temaram: cahaya
Warna-warna
Cita
4
Yang tak pernah hilang
Ialah kenangan
Ialah kenangan
Kenangan
i-City, 2016
Seusai Ritual
Aku ingin bernyanyi
Pada pagi, pada hening
Mengalirkan maram
Rindu beraduk haru
Dibawah embun
Aku ingin bernyanyi
Dengan kecupan
Dingin pelukan
Hening yang sepi
Sepi yang sekap
Menjadi irama
Dalam tandus
Ritual pagi
Nyanyi mati.
Medan, 2016
Menyulut Kenang
Tubuh yang patah
Luka yang rekah
Lihatlah. Cahaya kami
Cahaya kami
Tak lagi cerlang
Tak lagi rindang
Melatahkan cinta
Kami percaya
Sampai tubuh lindap
Sampai luka endap
Sampai aku menyatu
Lengkap
TPN | Meulaboh, 2016
Mengajal Darah dan Tubuh
Darahku debur angin
Tubuhku rintih tangis
Aku ini darah dan tubuh
____sajakah?
Tanpa jiwa yang berbinar
Menadah letih ditiap p a t a h
(walau maut telah menebaskan
sabda bagi segala semesta)
Jelaga hinggap menubuh
Jelaga hinggap mendarah
Mengental, menghitam, mengeras
Mengristal, menggeram, mengaum: aku!
Darahku busur waktu
Tubuhku binatang rimba
Lempar! Aku kepada maut yang menjagal
Ruh dari darah dan tubuh
Mathrozka, 2016
Hari ke-111 Masa Pengasingan
: Nabiella Rouseaff
Gulita masih mengunci
Area para pengungsi
Liur gadis kecil
Baru saja mengalir
Membasahi batu
Bantalnya
*
Angin malam
Memeluknya
Embun malam
Pecah helai ikalnya
Purnama memandang
Teduh matanya
*
Gadis kecil itu, Nabiella
9 tahun tanpa ayah dan bunda
Telah luka raganya
Telah trauma jiwanya
Setelah 111 hari
Masa pengasingan
*
Kota dimana
Sebelumnya ia
Hidup ceria bersama
Sabiqa, Anilla, dan Zahra
Adik-adik sayang
Yang kini hilang
Ditelan ledakan
111 hari yang lalu
*
Hujan lahir
Butir-butir air
Membasahinya, dan
Para pengungsi
Berebut tenda
Rimbun pohon
Berhimpit dalam kantuk
*
Gadis kecil itu, Nabiella
Tak merasa hujan
Mengganggunya
Ia tak akan meleleh
Sebab ia telah jadi batu
Dan tak seorang pun
Peduli itu
Padangbulan, 2016
