Cinta dalam Doa, Luruh dalam Rindu, Tanpamu, Bertahan

Sabtu, 17 September 2016 | 06:04:53 WIB
Ilustrasi. (Khalid Alzayani/saatchiart.com)
PESERTA LOMBA CIPTA PUISI HUT PERTAMA RIAUREALITA.COM
 
 
Cinta dalam Doa
 
Senandung malam dalam lamunan
Tentang keindahan bersama khayalan
Aku terpana dalam harapan
Akan masa indah penuh kedamaian
 
Kuraba hati kumerindui
Engkau yang tak pasti akan kutemui
Mencoba menerka dalam hati ini
Tentang rasa yang bersemayam dalam hati
 
Tiada yang mampu aku ucapkan
Tiada yang bisa aku ungkapan
Untuk mewakili rasa yang terpendam bersama penantian
Biarkan cinta ini bertumbuh dalam pengabdian
 
Mencintai dalam balutan doa
Penjagaan-Mu tak pernah berujung kecewa
Namun semua akan terpapar nyata
Dan akan berwujud  indah pada waktunya
 
Kuyakin Engkau akan mempertemukan aku dengannya
Dalam ikatan penuh bahagia
Menjelmakan satu rasa yang kusebut cinta
Yang kuharap tidak hanya di dunia namun berujung syurga
 
Kayen, 31 Agustus 2016
 
 
 
Luruh dalam Rindu
 
Teramam hati mengeja makna
Tentang rasa di dalam jiwa
Rasa rindu tercipta tanpa kekata
Hadir begitu saja, terasa sesak di dada
 
Cinta
Kau sentuh hati dengan canda dan tawa
Kau jamah jiwa dengan senyum dan kata
Bangkitkan rasa di jiwa lamanya engkau kan kudamba
 
Rindu menyergap hati juga sukma
Terasa sebak menanggung rasa
Sungai pun mengalir dari ujung mata
Membasahi hati yang merindukan cinta
 
Luruh dalam harapan yang nyata
Tentang sebuah kisah yang kudamba
Cinta yang indah bersama air mata
Mengalir ikhlas berujung syurga
 
Kayen, 31 Agustus 2016
 
 
 
Tanpamu
 
Langkah ini terasa berat
Saat sadarku tanpa dirimu
Akankah semuanya terulang kembali
Saat kau masih bersamaku
 
Rindu
Rasa yang terus menenggelamkan fikirku
Lelah
Mencoba bertahan hidup tanpamu
 
Sahabatku kau yang kurindu
Dalam sepi ini aku mengenangmu
Tiada yang tahu dalamnya pedihku
Saat tahu kau telah menuju keabadian
 
Kayen, 31 Agustus 2016
 
 
Bertahan
 
Detik waktu terus menemani langkah kecil dalam berbagi
Tahukan engkau ayah, tentang hausnya cinta
Dariku, anakmu ...
Yang selama ini tak pernah melihatmu lagi
 
Dimanakah kini engkau yang kukagumi
Tiada terlihat sedetik pun di mataku
Aku ingin berbagi tentang kisah ini
Kehidupan yang keras menempa aku untuk bertahan
 
Lelah rasa hati mengarungi hidup ini
Lelah rasa jiwa ingin kubersandar
Namun, apa kini yang ada hanyalah kefanaan yang tak beujung
Aku ingin bersamamu ayah ... selamanya di syurga
 
 
 
Melly Lestari, lahir pada 14 November 1995 di kota Pati Jawa Tengah. Seorang mahasiswa yang sedah menempuh pendidikan di STAI Pati ini adalah seorang penulis beberapa novel dengan judul Senandung Cinta Surat Al-Fajr, Angin Fajar yang Menyampaikan Pesan, Andaikan Aku Muslimah yang Taat, Ikhlas  dan berbagai buku antologi lainnya. Dapat dihubungi melalui facebook : Melly Lestari, email mellylestari7@gmail.com
 

Terkini