PESERTA LOMBA CIPTA PUISI HUT PERTAMA RIAUREALITA.COM
Kerinduan
Setiap jiwa pemilik ruh
Mesti memiliki kerinduan
Ku tanya, wahai ruh yang bersemayam dalam jiwa
Apa sesungguhnya yang kau rindukan?
Pertemuan denganNyakah?
Dengan kekasihNyakah?
Ia menjawab, ya..
Setiap ruh pasti merindu kesemuanya..
Aku begitu merindu Dia dan kekasihNya
Akupun merindu berjuang bersama kekasihNya
Dalam jalan-jalan juang
Aku merindu menujuNya bersama kalam-kalam
Yang Dia anugerahkan pada Muhammad nabiku
Aku merindu dapat mengamalkan firman-firmanNya
Aku merindu menjadi pemberi keceriaan bagi yatim piatu
Aku merindu menjadi cahaya bagi kegelapan-kegelapan
Akupun merindu perjumpaan indah kelak bersamaNya di tempat yang Ia ridhoi..
Cirebon, 27 juni 2016
Aku
Aku tau ini “aku”,
Tapi aku tak mengenal hakikat aku
Aku tahu,
Si aku ini adalah bukti kasih sayang tuhanku
Namun, aku belum dapat memahami aku
Entahlah..
Aku ingin seperti air
Terus mengikuti kemana mestinya arah air mengalir
Aku ingin seperti bunga
Selalu menebarkan aroma wewangian ke sekelilingnya
Menjadi simbol keindahan
Aku ingin seperti pohon ek
Kuat dan kokoh berdiri walau topan menerpa
Aku..
Tak mau peduli aku aku yang lain berkata apa
Aku hanya ingin sibuk dengan aku yang ku panggil “aku”
Semoga aku dapat mengerti aku dan pencipta “aku”
Cirebon, 29 juli 2016
Cinta
Ku katakan ia sebagai esensi hidupku
Dengannya ku mengerti dan mengenal tuhanku
Dia yang mengantarku menuju tuhanku
Dia yang membutakan segalanya
Kejelekan berubah kebaikan
Kebencian berubah kasih sayang
Lelah berubah ceria
Putus asa berubah semangat membara
Sedih berubah bahagia
Tangisan berubah senyuman
Ajaib!
Cinta..
Kaulah makhlukNya yang paling istimewa
Kulihat Dia disetiap apapun yang kulihat
Cinta! Denganmu kurasakan keindahan dalam setiap tarikan nafas
Terimakasih tuhan..
Telah Kau ciptakan cinta sebagai sarana menujuMu
Terimakasih cinta..
Telah kau hantar aku padaNya..
Cirebon, 18 mei 2016
Merindu Mata Air
Aku berada dialiran yang begitu keruh
Bercampur limbah dan sampah
Tak ada lagi kejernihan air disekelilingku
Aku berbaur dengan kekeruhan
Jarakku dengan mata air teramat jauh
Kejernihan mata air tak nampak
Limabelas abad jarakku dengan mata air
Membuatku begitu merindukannya
Wahai.. Sang Pencipta mata air
Wahai.. Sang Pencipta kekeruhan..
Mana mata air yang menyejukkan itu
Mana mata air yang menyegarkan itu
Kemana aku harus mencari?
Aku rindu merasakan keberadaan mata air nan jernih itu
Aaaaah!
Aku memang berada dalam kekeruhan
Tapi setidaknya aku masih dapat menyaring
Agar tak ada sampah dan limbah
Aku tahu..
Tak akan sejernih dan sebening mata air
Namun aku masih dalam satu aliran air dengan Sang Mata Air
Ya! Muhammadku Sang Mata Air
Aku merindumu mata airku.
Cirebon, 30 agustus 2016
