Kenduri Nisan, Barang Wasiat, Windy

Jumat, 16 September 2016 | 22:46:34 WIB
ilustrasi. (favim.com)

 

PESERTA LOMBA CIPTA PUISI HUT PERTAMA RIAUREALITA.COM
 
 
--Kenduri Nisan--
 
Kemana lagi akan kulabuhkan nanar ini?
Pelan pelan ku selip pesan di batu nisan
Ku harap dapat terkubur
Namun sayang
Kau terlalu mahsyur
Wangimu semerbak di pemakaman
Ah, kata mereka kau adalah aroma misik
Selalu menyenangkan jika dihirup
Kemudian,
Kataku,
bangkai di sukma ini karena siapa?
Katanya, 
Pura pura saja kau tak luka
Pura pura saja kau tak berduka
Sampai kau dapat mengubur doa di nisan yang kau namai dengan namaku.
 
(Langsa, Juli 2016)
 
 
 
--Barang Wasiat--
 
Ah, Pasti Kau sudah tahu
ini barang wasiat. 
 
Berat dan penuh berkat.
Selalu jadi obat dan azimat
Sudah pasti ini sangat kurawat.
 
Diam diam kau sudah membelainya?
Oh tidak bisa.
 
Berdoa saja
Sisa jari mu bisa ku hapus bersih 
Atau 
Akan ku tinggalkan jejak jari ku di sepanjang hidupmu. 
 
Pakailah barang yang sudah kau punya menjadi barang wasiat. 
Rajin rajinlah kau gosok,
Jadi kau takkan silau lagi jika melihat barangku.
 
Oya, barang wasiat ini juga butuh doa mantera. 
Bertanyalah,
Jangan dalam diam kau menggumam.
 
(Langsa, Juli 2016)
 
 
 
--Windy--
 
Kepada Adikku yang sudah bermukim di balik pangkuan-Nya
Windy, 
Lihatlah biduk kakak mu sudah berlayar
Pelan-pelan, kelam malam mencekam mulai ditebus
Lentera kecil yang tersisa berlomba dengan angin untuk menunjuk jalan
Windy, 
Mereka tak mengerti bahwa dalam perjalanan ini kakak membawa luka
Namun kau tahu adikku, 
Biduk kakak dari cendana.
Mereka tak mengira bahwa dalam perjalanan ini jiwa kakak tinggal sebelah
Namun kau paham adikku,
Sukma yang hangus terbakar pura-pura berhasrat untuk bergelora 
 
Windy, 
Berdoalah untuk kakak
Kelak, bisa meremah sisa sisa hatinya
Jadi, kakak tetap akan berkawan sampai datang giliran Tuhanmu menjemputku.
 
(Langsa, Agustus 2016)
 
 
Siti Habsari Pratiwi dilahirkan di Medan pada 8 Juni 1988. Baginya, menjadi seorang istri dan ibu tetaplah menjadi identitas utamanya selain menjadi tenaga pengajar tetap di IAIN Langsa, Aceh. Ibu dari seorang putri ini menyelesaikan pendidikan menengah dan perguruan tingginya di Kota Pekanbaru. Motto hidupnya adalah, hidup bahagia dan mati masuk surga. 

Terkini