PESERTA LOMBA CIPTA PUISI HUT PERTAMA RIAUREALITA.COM
Sebuah Keping
Adalah sekeping hati yang rapuh
Terisi dengan luka dan cerita
Namun terekat bersama tegar di dalamnya
Adalah sekeping aksara yang ringkih
Bersifat mandiri, namun juga misteri
Membawa sebuah makna di balik hadirnya
Sebuah tanya di balik sebuah keping
Menyandera dan memata-matai sang empunya
Adakah yang tersembunyi? Kita tidak pernah tahu
Tikus Mencicit
Lagi; tikus-tikus itu mencicit
Mengais sebuah keju untuk perutnya
Menindih kawan agar menjadi yang tergemuk
Diam tanpa suara, bungkam bersama hening
Hanya meninggalkan yang berantakan
Berkeluh dengan cicitan kecil yang menganggu
Perlukah mereka disingkirkan?
Mungkin basmi saja jika tidak ada guna
Namun, mereka tetap ada dan akan selalu ada
Denting
Denting itu bergema
Berteriak di gendang telinga
Tepat ketika pukul dua belas malam
Yang tak kasatmata berwisata
Menyentuh benda mati yang membeku di tempat
Beranikah engkau menyapa mereka?
Ayolah, ucapkan salammu pada mereka
Larikan jemarimu di borok yang menganga
Atau mungkin, jilatlah bekas darah mereka
Senja di Pelupuk Matamu
Di pelupuk matamu, senja berbayang
Merekam di dalam memori, agar ia menjadi abadi
Kasih, sandarkan tubuhmu pada bahuku
Mungkin biarkan detik ini berlalu sejenak
Waktu berlari ter lunggang langang
Meninggalkan hari ini, dan mencumbu fajar esok
Kasih, pejamkan matamu biarkan waktu membeku
Rinduku mungkin hadir lagi nanti malam
Cinta dan Kisah Patah Hati
Terlalu bodoh untuk terjatuh
Lagi, hati patah menjadi sebuah serpih
Sebuah ekspektasi yang diselubungi kamuflase
Menggoda diri untuk bunuh diri
Cinta dan rahasia,
Dua insan menenun sebuah kisah
Berujung pahit, diselingi manis
Hanyalah sebuah kisah patah hati
