Sebuah Keping, Tikus Mencicit, Denting, Senja di Pelupuk Matamu, Cinta dan Kisah Patah Hati

Jumat, 16 September 2016 | 16:32:44 WIB
Ilustrasi. (Jennifer Perlmutter/artweek.la)
PESERTA LOMBA CIPTA PUISI HUT PERTAMA RIAUREALITA.COM
 
 
Sebuah Keping
 
Adalah sekeping hati yang rapuh
Terisi dengan luka dan cerita 
Namun terekat bersama tegar di dalamnya
 
Adalah sekeping aksara yang ringkih
Bersifat mandiri, namun juga misteri
Membawa sebuah makna di balik hadirnya
 
Sebuah tanya di balik sebuah keping
Menyandera dan memata-matai sang empunya
Adakah yang tersembunyi? Kita tidak pernah tahu
 
 
 
Tikus Mencicit
 
Lagi; tikus-tikus itu mencicit
Mengais sebuah keju untuk perutnya
Menindih kawan agar menjadi yang tergemuk
 
Diam tanpa suara, bungkam bersama hening
Hanya meninggalkan yang berantakan
Berkeluh dengan cicitan kecil yang menganggu
 
Perlukah mereka disingkirkan?
Mungkin basmi saja jika tidak ada guna
Namun, mereka tetap ada dan akan selalu ada
 
 
 
Denting
 
Denting itu bergema
Berteriak di gendang telinga
Tepat ketika pukul dua belas malam
 
Yang tak kasatmata berwisata
Menyentuh benda mati yang membeku di tempat
Beranikah engkau menyapa mereka?
 
Ayolah, ucapkan salammu pada mereka
Larikan jemarimu di borok yang menganga
Atau mungkin, jilatlah bekas darah mereka
 
 
 
Senja di Pelupuk Matamu
 
Di pelupuk matamu, senja berbayang
Merekam di dalam memori, agar ia menjadi abadi
Kasih, sandarkan tubuhmu pada bahuku
Mungkin biarkan detik ini berlalu sejenak
 
Waktu berlari ter lunggang langang
Meninggalkan hari ini, dan mencumbu fajar esok
Kasih, pejamkan matamu biarkan waktu membeku
Rinduku mungkin hadir lagi nanti malam
 
 
 
Cinta dan Kisah Patah Hati
 
Terlalu bodoh untuk terjatuh
Lagi, hati patah menjadi sebuah serpih
Sebuah ekspektasi yang diselubungi kamuflase
Menggoda diri untuk bunuh diri
 
Cinta dan rahasia,
Dua insan menenun sebuah kisah
Berujung pahit, diselingi manis
Hanyalah sebuah kisah patah hati
 
 
 
Fiony Angelika, gadis yang berumur 18 tahun ini gemar untuk merangkai sebuah cerita. Kota Kembang membuat otaknya selalu memproduksi aksara-aksara yang menjadi sebuah karya sastra. Kini ia duduk di bangku universitas Harapan Bangsa jurusan Manajemen. Mimpinya begitu sederhana—membuat banyak kisah sastra.
 

Terkini