PESERTA LOMBA CIPTA PUISI HUT PERTAMA RIAUREALITA.COM
Gelanggang Rindu
merampai rasa dalam keringnya raga
melelang raga agar senja tak semburat ke mana-mana
agar dikau tetap sama dalam jiwa
pada hamparan luas yang sarat akan rasa
penuh perkara yang sedia setara surga
dalam keringnya raga
simpanlah rasa yang tak miliki raga
sebab maha suci tak lagi ada
pada daku yang terlampau jauh menyisir telaga jiwa
merampai rasa dalam keringnya telaga
menebar seberkas rasa pada kelamnya daku
sampaikanlah saja. apapun itu
sebab hanya kata suci yang daku terima
malang, 2016
Beling-beling Menyayat
pecah beling-beling berserakan
berdarah, lalu bernanah, lalu perih
luka,
pada rindu yang pecah
seperti kaca yang tembus pandang
lalu menyayat dan berdarah membuat luka
menembus kulit, lalu melintasi nadi
terselip di sela-sela
lalu tuhan ikut campur
membunuh sepi
membunuh luka; tak ada perih; tak ada nanah
hanya beling dari kaca
yang pecah lalu berserakan
seperti rinduku yang berceceran
malang, 2016
Resah
jarum jam masih berputar-putar
tak kunjung menujukkan waktu bagiku
seperti tubuhmu yang tak kunjung berlabuh padaku;
seperti mawar yang tak menjatuhkan satupun kelopaknya
padahal merahnya yang seperti darah adalah bukti kerisauannya
jarum jam masih tak kunjung menunjukkan waktu
pada dasarnya rindu di keningmu
seperti cahaya yang dianyam sedemikian rupa
agar kau tahu betapa resah menahan luka
peda pekiknya rasa yang terbalut rindu di keningmu
jarum-jarum tak kunjung menemuiku
padahal waktu telah ada takdir menyelimutiku
agar apapun perihal rindu
tetap bersemayam di dasar kalbu
malang, 2016
Lalu Dingin
sudah lama aku di sini
menahan lepek berisi rindu
sudah lama aku di sini
menahan panas pada diri
sampai lupa aku, lalu dingin rinduku
malang, 2016
Sepi
Sempat sudah aku usaikan
meniadakan keramaian pada ruang tunggu
atas senja yang tiba-tiba menghilang
tanpa sebab,
semburat pendar sinarannya
berceceran kesedihan di matanya
hingga penghujung pilu
membungkam erat-erat telinga dan mulutnya
sampai mengucur deras darah pemberian ibunya
malang, 2016
Achmad Fathoni, mahasiswa aktif Universitas Negeri Malang yang gemar menulis cerpen dan puisi. Puisi-puisinya sempat mampir di beberapa media cetak daerah. Aktif menjadi anggota Unit Kegiatan Mahasiswa Penulis dan pegiat Pelangi Sastra Malang. Alamat: Jl. Semarang No.5 Kampus Universitas Negeri Malang, Gedung C3 UKM Penulis.