PESERTA LOMBA CIPTA PUISI HUT PERTAMA RIAUREALITA.COM
Hati yang Kau Campakkan
Hari demi hari telah ku lalui
Melangkahkan kaki dengan penuh ikhlas mengharap ridho sang Illahi
Merelakan bunga hati berlayar ke dermaga yang lain
Ketika sanubari hati menyatu dengan bayang – bayang taman impian di sore hari
Ditemani bunga – bunga mekar di pinggir kota
Tak jauh ketika paradigma cinta bertabur rasa pilu
Oh … indahnya …
Oh … indahnya … dunia kita …
Dulu …
Kau timang aku, ya … memang …
Dulu …
Kau puji aku, ya … benar …
Dulu …
Kau bela aku, ya … kau tak salah …
Saatnya kau pinang aku dengan qabul yang kau ucapkan …
tapi … mengapa ?
semua telah pudar, dengan hadirnya butir salju kelabu dalam hidupmu
Simponi kemercik mengeluarkan suaranya bak samudra lepas di laut biru
Tidakkah ada pintu yang kau pinang untuku saat ini ?
Dilema, rasaku saat ini
Menunggu adalah rutinitasku yang tak pasti
Seolah menggebu ditengah belantara kalbu
Tersesat di antara duri – duri maut akan kematian
Alangkah panjangnya tali penyatu itu.
Untuk duka yang kau lukis …
begitu indah dan sesak di hati
Berubah haluan memang duka,
asyiknya,
tapi … akankah ada jiwa yang tersakiti ?
Playen, Senin, 29 Agustus 2016, 12.00 WIB
Hadiah Bayang-bayang
Kala itu …
Datang sebuah asa yang tak pasti
memberi segenggam rasa yang basi
tak disangka, kehadiran datang dengan pucat pasi.
Membentengi diri dari nilai hak asasi,
tapi tidak berdasi
Memang tak pasti
Bahkan diri ini terbelenggu bau terasi.
Lihat di kaca gergaji
Semua pakai dasi
hasil – hasil irigasi hasilkan padi
hasil –hasil berintrograsi hasilkan proklamasi
mudah membalikkan hak asasi
untuk kami rakyat yang bersosialisasi.
Lihat gedung di Bunderan HI …
Gedung di Fatmawati
dan gedung di Setiabudi
Apakah itu hak asasi ?
Hasil proklamasi ?
Aaaah …
tentu tak pasti …
bahkan sudah basi …
melainkan hanya makan nasi dan terasi.
Kami mengabdi,
Kami memuji,
bahkan kami menghormati.
Tapi … janji ini … ?
Apakah menjadi sandaran untuk menaungi ?
Playen, Selasa, 30 Agustus 2016, 11.00 WIB
Kacu Hitam
Sapu ? Sapu ? Sapu ?
Menyapu ?
Apa itu ?
Hasil memblacu ?
Lihat langit biru
Bertanda hidup akan kelabu
Awan berkawan baju
Angin berpedang garpu.
Pernahku bertemu dirimu
Saat kami merawat dan meramu
Hanya hamparan yang menggebu kalbu
Setelah panah jatuh ditangan sang ratu
Aduuuh …
Tetesan air mata menjadi abu
Lalu kau usap dengan kacu
Berdera dan berderu
terus berlalu.
Pandangan menerpa mejikuhibiniu
Indah ketika kilat menyerbu
Duhai sang pemilik belenggu
Bisakah kau membuat kacuku yang baru ?
Playen, Selasa, 30 Agustus 2016, 12.00 WIB
Toga Masa Depan
Ku dengar hiruk piruk di atas singgah sana,
Ku lihat kemeriahan nama bercumlaude dikumandangkan,
bak kerumunan lebah madu meninggalkan sarangnya
Yang menjadi pusat perhatiannya sang acara
Dipindahkan tali wisuda
Disamirkan kalung bertuliskan “CUMLAUDE”
Ditepuknya kedua tangan dengan ramai dan damai
dan terus ku tatapi susunan sang pembawa acara
Bahagia, aman dan sentausa
Itulah rasa dan asa pemilik sang gelar wisudawan
Pantaskah ?
Pantas … Beban berat dipikulnya
Generasi masa depan ditangannya
Dan kewajiban anak bangsa di dalam pandangannya.
Semangat cikal patriotisme bergelora dari pundaknya
Ingin mengisi akan nasehat ibu pertiwi
Memenggal sepatah bahkan setubuh para tikus berdasi
Untuk memajukan Indonesia gemah ripah loh jinawi.
Gunungkidul, Selasa, 30 Agustus 2016, 12.30 WIB
Luthfiani Fitri Ramadhan dan biasa akrab dipanggil Luthfi ini lahir di tengah-tengah keluarga sederhana, tepatnya di tanah Betawi daerah Matraman, Jakarta Timur pada tanggal 13 Februari 1998. Penulis memiliki akun Facebook yang bernama Luthfiani Putri Ramadhani dan alamat e-mail : fifi_dimas@yahoo.com. Penulis yang hobby membaca dan browsing ini telah menamatkan sekolah menengah atas (pendidikan formal) di Madrasah Aliyah Al I’anah Playen, jurusan Ilmu Pengetahuan Keagamaan dan pendidikan non formalnya di Pondok Pesantren Al I’anah Playen. Berkat kegigihan dan semangatnya dalam thalabul ‘ilmi, penulis meneruskan pendidikannya di perguruan tinggi di Gunungkidul, yaitu di Sekolah Tinggi Agama Islam Yogyakarta Fakultas Tarbiyah Prodi Pendidikan Agama Islam. Pada masa pendidikan di Aliyah, penulis aktif di bidang akademis maupun non akademis. Banyak kegiatan maupun organisasi yang diikuti, salah satunya adalah kegiatan pramuka. Kegiatan ini dapat membawa penulis sampai ke ajang Nasional yaitu menjadi duta dan mewakili Daerah Istimewa Yogyakarta ke Kalimantan dalam rangka Perkemahan Pramuka Santri Nasional.