PESERTA LOMBA CIPTA PUISI HUT PERTAMA RIAUREALITA.COM
Kaum Modernis
Sematan Mas & Mbak habis,
datanglah Bro & Sis
Petak umpet menyehatkan dan gratis,
tapi lebih seru chatting dan main Tetris
Simpatif ketika Selena Gomez menangis,
tak tahu tetangga sebelah sedang kritis
Pemakaman seorang artis,
sempat-sempatnya selfie dan narsis
Rumah padi terkikis,
terinvasi bangunan simetris
Tak apa pakaiannya tipis nan minimalis,
asalkan mirip penari striptis
Tak penting seberapa banyak dzikir gratis,
yang penting seberapa banyak mainkan gadis
Wahai kaum modernis,
apa akalmu sudah tidak eksis?
Inikah kemuliaan seorang modernis?
Anugerah yang Belum Bermakna
Perih,
sakit,
menahan napas,
meringis dan mengaduh dalam batin,
di tengah gelapnya malam
Kugoreskan kukuku sembari menggertakkan gigi,
panas tiada ampun
membuat hati bekerja dua kali keras
Darah,
nanah,
kulit kering,
membuatku sesak nafas
Ingin kuteriakkan,
aku sadar itu tiada guna
Ingin kubicarakan,
aku tahu itu tak ada manfaat
Salep,
sabun,
minyak tanah,
air panas,
bahkan mandi air laut,
berkali-kali kuupayakan,
namun gesa menghimpit hati
Puskesmas,
toko obat,
dokter,
telah kudatangi
tapi buru semakin menyiksaku
menorehkan luka meluas dan memarah
Hanya tahajud dan do’a tengah malam,
opsi terakhir
Segarnya air wudhu,
sunyinya dini,
dan detak detik jam,
membuatku lupa akan perih dan derita
Bait-bait Allah,
untaian do’a,
kalimat ampun penuh dosa,
menjadi pengalih rasa pedih, kalap, khilaf
Ya Allah,
terima kasih atas petunjuk-Mu
Kembali mengingat kepada-Mu,
solusi terakhir yang harusnya kutahu dari awal
Atas cobaan,
atau anugerah yang belum aku ketahui maknanya
di kulit kakiku ini
Misteri Kehidupan
Mustahil selalu benar layaknya kuis,
tak logis jika kau gunakan mazhab matematis
Andai segalanya bisa diduga,
lalu untuk apa Tuhan ada?
Cipta seni dan budaya, surplus manusia
Saksi akan hal tak kasat mata, defisit kita
Sempurna, tapi tak benar-benar sempurna
Nikmatilah Keindahan Indonesia
Krik… krik….
Orkestra grup jangkrik,
mengalun merdu bak simfoni Bethoven
Cicicit… cicicit….
Emprit-emprit lepas landas,
terbang tinggi,
bebas tanpa batas
Kuningnya padi,
merunduk tersipu malu,
terkena sentuhan lembut nan sejuk angin semilir
Blarrr… blarrr….
Deburan ombak terdengar megah,
mendekati bibir pantai perlahan nan anggun
menyeka ladang pasir cokelat terang
Lalu bergerak mundur,
sembari meninggalkan sekeping kerang,
berisi sebutir mutiara bulat cantik jelita, putih nan berseri
Hening,
sunyi,
penuh kedamaian
Hijaunya cemara,
berbaris rapi nan tegak laksana tentara,
diatapi langit biru cerah berplafon awan putih tipis
Seekor luwak,
asyik menikmati sebiji kopi hitam kemerahan
Kraus… nyam… nyam….
Dia mengolahnya begitu lihai,
menghasilkan biji kopi termahal dan berkelas tinggi
Sejenak,
kita tinggalkan korupsi, kriminal dan resesi ekonomi
Demi mencicipi secuil hidangan alami di negeri ini
