Aku Sadar, 6 Agustus 2001, Bertobat, Lelaki Tua

Senin, 05 September 2016 | 08:46:35 WIB
Ilustrasi. (Mircea Doinaru/saatchiart.com)
PESERTA LOMBA CIPTA PUISI HUT PERTAMA RIAUREALITA.COM
 
 
Aku Sadar
 
Aku sadar
Tiap detik
Tiap menit
Dosaku selalu bertambah
 
Aku sadar
Kalau ibadahku masih kecil
Malah tanpa kusadari
Sering lupa tuk menunaikannya
 
Ya Allah...
Ijinkan hamba
Berikan hamba waktu
Tuk memperbaikinya
 
Aku sadar
Sering melawan sama orang tua
Bahkan tanpa disadari
Pernah membentak mereka
 
Ya Allah...
Begitu banyak dosa hamba
Skali lagi hamba mohon
Berikan hamba waktu
 
Hamba takut ya Allah
Ketika menghadap-Mu
Dosa hamba banyak sekali
 
Hamba takut ya Allah
Akan neraka jahanam-Mu
Yang panas membara
Melebihi panas di dunia
 
Berikanlah hamba petunjuk ya Allah
Agar diberi jalan yang lurus
Dan menjadikan hamba
Menjadi umat-Mu yang beriman
 
 
 
6 Agustus 2001
 
Bunga sedang mekar begitu indahnya
Tapi tidak demikian dengan hatiku
Yang sepi dan jauh dari kebahagiaan
 
Hari Senin yang begitu kelamnya
Kau harus pergi tuk selamanya
Meninggalkan kami yang menyayangimu
 
Mengapa kami harus kehilanganmu
Sahabat yang begitu baik
Dan slalu memperhatikan kami
 
Tapi kami percaya dan yakin
Kini kau tlah bahagia di sana
Tuk selamanya
 
Selamat tinggal sahabat
Kami akan selalu mengingatmu
Dihati yang paling dalam
 
 
 
Bertobat
 
Bencana terus terjadi dimuka bumi
Menunjukkan kemarahan alam semesta
Walaupun semua itu tidak benar
 
Seharusnya manusia sadar
Akan dosa-dosa
Yang tlah diperbuat slama ini
Dengan berusaha tuk memperbaiki
 
Tapi tidak semua melakukannya
Mereka tetap mengulangi kesalahan
Tanpa ada habisnya
 
Kini kita hanya dapat berdoa
Mohon ampun pada-Nya
Berharap agar semua dapat berlalu
 
Dan mereka yang masih berbuat kesalahan
Dapat dibukakan hatinya
Bertobat tuk slama-lamanya
 
 
 
Lelaki Tua
 
Lelaki tua tak berdaya itu duduk melamun
Entah apa yang dipikirkannya
Tampak gurat-gurat tua dikeningnya
Menandakan dia sudah lama hidup di dunia
 
Cuaca panas tak membuatnya beranjak
Bahkan dia tambah senang
Terlihat dari senyum
Yang mengembang dibibirnya
 
Ya Allah...
Aku ingin tahu apa yang dipikirkan lelaki itu
Walau itu bukan urusanku
Tapi entah kenapa aku penasaran dibuatnya
 
Bukan karena penampilannya
Ataupun perawakannya
Karna semua biasa saja
Malah aku kasihan dibuatnya
 
Tampak dia lelah menjalani hidup
Tapi semua itu tertutupi
Dari senyuman yang tak pernah berhenti
Setiap orang lewat memberinya sumbangan
 
 
 
Diny Rangkuti. Lahir di Denpasar, 27 April 1983. Menetap di Bandung. Kuliah di Universitas Pasundan Ekonomi Manajemen.
 

Terkini