Di Bayang-bayang Senja, Sebatas Imajinasi, Pewakil Benci

Senin, 05 September 2016 | 08:11:46 WIB
Ilustrasi. (Steven Higgins/fineartamerica.com)
PESERTA LOMBA CIPTA PUISI HUT PERTAMA RIAUREALITA.COM
 
 
Di Bayang-bayang Senja
 
Waktu mulai tergopoh meminang senja
Ketika mentari mulai membenci hari
Lalu pergi meninggalkan cinta untuk bersenggama pada semesta
Dialam lain yang lebih setia
 
Terkadang aku dihiati oleh masa
Namun, jiwa takan pernah kecewa hanya karena rasa
Rasa yang melukai kenang, namun tetap tenang
Tak sedikitpun membekas, bebas, tertidur pulas
 
Kemarin, ku lihat seorang kakek tua mendayung asa
Mengarungi harap ditepian sungai tahta 
Bekas belas kasih sang terkuasa
Mencoba mengejar mentari yang mulai sirna
Ditelan oleh senja dan akhirnya membinasa
 
Peluhnya seakan lupa pada malam
Yang mengancamnya untuk bungkam
Siapa yang tau, bila jiwanya hanyut dibawa arus
Arus deras yang akan membunuhnya ganas
Seakan tak ada ampun menikam alam, kelam, kejam
 
Aku harap ini hanya cerita dari dunia senja
Pengantar mentari untuk tidur dipangkuanNYA
Lalu esok akan kembali pada subuh yang berpeluh
Semoga,
Aku harap ini hanya bayang
Bayang-bayang dalam Igauan semata. 
 
Selat Kasih, 20 April 2016
 
 
 
Sebatas Imajinasi
 
Mungkin. . . .
Ini hanya spenggal kisah kasih
Yang terpikir oleh pikiran yang pernah aku pikirkan
Berbalik dari delapan mata angin, lalu membuat arah baru
 
Apakah. . . .
Itu hanya sedikit cerita waktu
Nan menggeliat diantara satu penglihatan mata jiwaku
Tertuju pada satu aliran, namun melawan arus yangs angat deras
 
Bukankah. . . .
Telah sempat tersirat dibenakku
Sedikit kenangan tentang malam yang terlalu larut
Sehingga aku lupa bagaimana caranya berfikir
 
Adakah. . . .
Satu rindu yang tertinggal
Pada suatu cahaya disekitika gelap menghantui ketakutan
Yang pada akhirnya hanyalah sebuah cerita dibalik coretan
 
Dan. . . .
Semua hal yang menyertai
Hanyalah segelintir risau dikala mimpi mulai termimpi
Membuat aku hanya bisa merangkai cerita didalam imajinasi sahaja. 
 
Selat Kasih, 07 Maret 2016
 
 
 
Pewakil Benci
 
Dik, jangan kau tanam cinta pada kasih yang menikam harap
Ia hanya akan membias rindu disetiap janji yang telah terjanji
Bayangnya takkan meninggalkan kesan
Namun hanya dapat melukai kenang
 
Jangan terlalu berharap indah pada senja
Burung merak pun takan memikat rasa pada malam
Karena gagak terlalu sibuk dengan mati
Jadi, biarkan hujan membelai bayang
 
Janji-janji kasih yang "Ia" beri hanyalah sebuah manisan
Yang jika kau hisap hanya akan meracuni ragamu
Kematian adalah inginnya, dikala hidup telah "Ia" dapat
Merampas setiap senyuman dari cinta-cinta yang mewakili dusta
 
Sudahlah, engkau terlalu balita untuk berfikir
Biarkan tanyamu menjadi ajar,supaya langkahmu akan belajar
Mempelajari setiap benci dari fikiranmu
Yang menjadi inspirasi dalam hidup, agar lakon mereka kau yang mematahkan
 
Engkau harapan kini
Kami hanya bisa menatahmu
Mempelajari setiap jalan dan langkah dalam rangkakmu
Agar penjanji-penjanji rindu itu tahu
Bahwa "Ia" terwakili oleh cinta bukan benci!!!
 
Selat Kasih, 16 Februari 2016
 
 
 
Muhammad Syukri lahir di Bangkinang pada tanggal 25 mei 1993. Sedang menganyam pendidikan di Universitas Lancang Kuning jurusan Sastra Daerah (Melayu) dan sedang dalam proses pembelajar di semester V. Bertempat tinggal di Kecamatan Tualang, Kabupaten Siak, Provinsi Riau. Hobby yang sedang digeluti adalah Photography dan juga ikut berproses di dalam Sanggar Teater “Lebah Begayut” Kecamatan Tualang, hobby lainnya bermain musik tradisi serta sekarang juga mencoba belajar mengecimpungkan diri untuk belajar didalam dunia Sastra.
 

Terkini