Insan Pahlawan, Nama Lain, Kebencian yang Mesra, Suara Keindahan, Hanya Ingin

Senin, 05 September 2016 | 08:00:45 WIB
Ilustrasi. (Laura Livia Grigore/paintingsandadventures.wordpress.com)
PESERTA LOMBA CIPTA PUISI HUT PERTAMA RIAUREALITA.COM
 
 
Insan Pahlawan
 
Nafasmu adalah perjuangan
Darahmu adalah perang
Denyut jantungmu adalah kekuatan
Dan musuhmu adalah penindasan
 
Langkah kakimu adalah kemerdekaan
Cita-citamu adalah keadilan
Kau adalah cahaya yang menyalakan obor
Petasan yang membangunkan tidur!
 
Mamuju, 16 Agustus 2016
 
 
 
Nama Lain
 
Kau hanya nama lain dari kopi 
Yang tak henti ingin kunikmati 
Disetiap cangkirnya mengukir seni 
Dan setiap tegukan menghasilkan rasa 
 
Kau hanya nama lain dari pahit 
Yang setiap saat memanjakan lidah 
Tak kehilangan esensi murninya 
Meskipun bercampur gula
 
Bandung, 18 Maret 2016
 
 
 
Kebencian yang Mesra
 
Separuh dari belahan Adam kini bercerai
Melayangkan diri keruang yang lain
Awalnya kita adalah organ yang menyatu
Disaat kamu sakit, ada dua orang yang mesti disembuhkan
 
Perpisahan hanya membuatku cemburu
Karena dambaan yang baru terkadang jemu
Aku yakin, keadaanmu yang lalu tak sama dengan sekarang
Sementara bumi terus berputar, pandanganmu juga berubah
 
Kembang mawar ini telah merana
Melepaskan benih melahirkan yang baru
Bagai dialektika yang menghasilkan sintesa
Aku tak benci, hanya ingin mesra di tempat lain
 
Mamuju, 14 Juli 2016
 
 
 
Suara Keindahan
 
Padang rumput membelukar hijau
Gelombang samudera bersuara merdu
Cakrawala tampak merah lembut
Menghapus titik asa yang berujung maut
 
Melihat wujud mu aku tak mampu
Mendengar bisikan mu aku jadi rindu
Adakah kita mendegar suara keindahan
Ketika penglihatan menjadi pertanyaan
 
Oh menyenangkan
Sementara kuberdiri di kejauhan sana
Engkau hadir dalam lamunan
Membuka tabir ruang hampa
 
Mamuju (hujan gerimis), 1 Agustus 2016
 
 
 
Hanya Ingin
 
Mah…
apakah kau mendengarkan?
Suara isak tangis yang tajam
Mengalirkan rindu yang menjadi derita
Menutup semua bahagia yang pernah kumiliki
 
Mah…
apakah kau melihat?
Wajah indah yang pernah kau rangkul
Menjadi gelap dalam renungan
Seketika hilang dalam pikiran yang entah kemana
 
Mah…
aku tahu menyayangimu 1000 tahun, tak ‘kan mampu menyaingi rasa sayangmu dalam sehari
Tapi aku ingin kau dekap tubuhku
Seakan membuatku terlahir tuk kedua kali
 
Bandung, 24 April 2016
 
 
 
M. Fitrah Wardiman. Hobi dengan aktivitas baca tulis; baca status, baca buku, baca keadaan, tulis sajak, puisi, dan cerpen. Dilahirkan di bumi Watan Soppeng. Provinsi Sulawesi Selatan, pada tanggal 18 Maret 1993 dengan jenis kelamin laki-laki. Menurut perhitungan kalender masehi maka usia saat ini 23 Tahun. Menempuh pendidikan jenjang SD sampai SMA di Kota Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat sebelum akhirnya memutuskan untuk melanjutkan pendidikan di salah satu perguruan tinggi di Kota Bandung.
 

Terkini