Untukmu, Pernah Kau Dusta, Senandung Melayu, Cahaya dalam Gelap, Sajak Sepeda Lama

Senin, 05 September 2016 | 05:08:34 WIB
Ilustrasi. (John Lovett/xenianova.wordpress.com)
PESERTA LOMBA CIPTA PUISI HUT PERTAMA RIAUREALITA.COM
 
 
Untukmu
 
Untukmu aku rela tercabik-cabik dari berbagai sisi
Ku rela menerima segala asa dan teduh
Derita yang tersampaikan dari ceritamu,
Baru tadi sore kita bermain bersama
Bercanda sembari memanggul jagung bakar
Yang kita masak di pinggir lumbung padi
Yang kini hanya tersisa sebutir beras dalam tanah kering
 
Tapi, kini kau tersedu-sedu membawa air mata
Yang kutampung dalam doa, sayang….
Cintamu takkan terkikis bahkan sampai habis
Cintaku takkan terkikis bahkan menjadi tangis
Tak akan,
Tak akan pernah kita berubah haluan walau datang hati yang lain
 
Pati, 22 Juni 2016
 
 
 
Pernah Kau Dusta
 
Dahulu pernah aku berharap
Dalam sebuah pengharapan
Yang merasa iba dengan rasa belas kasih
Kau perlihatkan wajah yang manis serba polos dan lugu
Dihadapan para pemuda lugu dari lubuk desa
Tetapi berangsur-angsur hari semakin menjadi-jadi
Topeng berparas cantik itu menggigil
Dan terkelupas dari penari latar
Yang menari dalam kehidupan pemuda
Kau terus berlagak sombong dan angkuh
Dengan gaya khas seorang pemandang langit
Yang memandang sampai batas tinggi tiada terkira
 
Pati, 22 Juni 2016
 
 
 
Senandung Melayu
 
Melayu lagu tidurku
Temanilah dalam mimpiku
Terbanglah dalam khayalku
Teruslah berlari dalam dekapanku
 
Melayu adatku
Ramailah…, hai kampoeng Melayu
Nusantara tempat bersatu
Dari berbagai pulau yang banyak suku
Berasaskan pancasila kebanggan daku
 
Pati, 22 Juni 2016
 
 
 
Cahaya dalam Gelap
 
Menari di belai permohonan
Datang karena usaha
Demi menggapai keikhlasan
Sungguh mulia budi luhur semua insan
Berbaik hati dalam hidup dan lingkungan
Alangkah bahagia garuda emas
Simbol kejayaan negeri tercinta
Berdiri di atas puncak Himalaya
 
Pati, 22 Juni 2016
 
 
 
Sajak Sepeda Lama
 
Kita sudah terbiasa menaiki punggung sepeda berdua
Bahkan untuk berkeliling desa sekalipun
Kita hafal di luar kepala
Jalanan sawah, sungai, dan rumah-rumah
Kita hafal dengan cermat dan teliti
Tak bisa terelakkan kalau hari-hari penuh dengan bahagia
Kutancap pedal sepeda dengan kayuhan kakiku
Kau memegang kemudi kanan kiri sambil menjadi penopang tubuh 
Kita mulai ide permainan ini
Terus jalan,
Cepat lambat sampailah kepada tujuan
 
Pati, 23 Juni 2016
 
 
 
Muhammad Lutfi. Bertempat tinggal di Desa Tanjungsari, Kecamatan Jakenan, Kabupaten Pati, Provinsi Jawa Tengah. E-mail ajidika69@yahoo.com. Lahir di Pati, tanggal 15 Oktober 1997. Fb: Muhammad Lutfi. Sekarang berstatus sebagai pelajar di Fakultas Ilmu Budaya, Prodi Sastra Indonesia, Universitas Negeri Sebelas Maret, Surakarta. 
 

Terkini