PESERTA LOMBA CIPTA PUISI HUT PERTAMA RIAUREALITA.COM
Pesan Dari Negeri Awan
Angin menghantar warta
Yang diseret jauh dari negeri awan
Ini tentang aku
Tentang angan-anganku
Seketika itu,
Kalut mulai meradang di hatiku
Mungkinkah?
Sahut burung menyadarkan lamunanku
Pesan itu menyeruak
Tak perlu untuk takut
Apalagi merasa terburuk
Semua sudah di atur
Hanya perlu tunduk dan bersyukur
Ketenanganku muncul
Pesan itu berkata betul
Aku mampu
Mengukir asa dalam hidupku
Jambi, 5 Februari 2016
Perjuangan Tanpa Masa
Merah putih masih berkibar
Nama pahlawan pun masih dikenang
Namun, perjuangan belum usai
Dan tak kan pernah selesai
Seperti kobar kemerdekaan
Ini tugas pemuda
Mengantarkan perubahan bagi negeri tercinta
Menghapuskan kemunafikan
Diam bukan berarti menyerah
Tapi diamlah demi bangsa
Diam dalam merusak
Bangkit dalam perjuangan
Inilah pemuda
Pencipta perubahan
Inilah pemuda
Cikal bakal penerus bangsa
Jambi, 5 Februari 2016
Celoteh Rakyat
Di sana
Terasa kosong
Di sini
Terasa kosong
Lumpuh
Sukar mengadu
Kapan kan bertemu
Dua pandangan semu
Kami rindu!
Tinggal secuil harapan
Kepada para penguasa
Agar mereka melihat
Lalu memberi yang kami cari
Kemakmuran negeri ini
Sampai kapan?
Kami sudah lelah
Apa sampai kami mati?
Jambi, 5 Februari 2016
Merantau
Titik demi titik
Terurai dalam bait
Mengartikan tindakan
Menceritakan berbagai bentuk kehidupan
Orang bertopi bambu merenung
Melihat sekeliling
Menulis setiap rasa
Sama seperti aku
Punya beribu kisah
Berat di perantauan
Begitu asing
Hati berubah dengan kilat
Mencari jati diri
Berlabuh ke kisah yang lain
Apakah terjadi?
Aku hanya diam
Tak sanggup memberi makna
Meluapkan celoteh naïf
Si topi bambu tersenyum
Berpikir hal yang sama
Pantaskah untuk di sini
Hasrat tinggi tak kunjung pergi
Membuatku dan si topi bambu terusik
Merasa getir
Bercampur khawatir
Ingin bisa kembali
Melihat keluarga tercinta
Tapi apalagi
Hanya bisa berdiam diri
Jambi, 12 Februari 2016
Biasa
Letih makin meninggi
Kala juang membuka tabir
Aneh mungkin
Kemenangan menang lawan adil
Itu biasa!
Teriak hati anak malang
Yang tak pernah rasakan diterima
Dia terbuang’dari tempat perlindungan
Kakinya tak kuat menyangga badan
Hanya mampu bersila
Bisa makan sudah luar biasa
Tak minta diistimewakan
Hanya mau dilihat
Sampai ajal mendekat
Itu biasa!
Teriak hati orang awam
Dunia telah terbalik
Keadilan semu menghilang
Apalagi nyata!
Tak ada tempat mengadu
Semua tak mau tahu
Kecuali,
Sang pemberi hidup
Jambi, 12 Februari 2016
