Kopi Pahit, Ketika Sampah Berbicara, Kami Masih Ada

Rabu, 31 Agustus 2016 | 03:50:54 WIB
Ilustrasi. (Nancy Standlee/nancystandlee.blogspot.com)
PESERTA LOMBA CIPTA PUISI HUT PERTAMA RIAUREALITA.COM
 
 
Kopi Pahit
 
Hanya biji pahit
Dari orang yang sesak terjepit
Sampai sekarang sampai penguasa bagai Madjapahit
Aku hanya bisa memberikan rasa pahit
               Rasa pahit...
               Rasa yang tidak ingin setiap orang rasakan
               Rasa yang setiap orang benci
               Rasa yang hanya dimengerti oleh orang tertindas
               Rasa yang setiap orang ingin hilangkan
Tapi akulah yang sangat mengerti kalian wahai kaum terbengkalai
Bahkan Kalian yang merasa lebih buruk dari bangkai
Dan kalian wanita jalanan yang tak punya belalai
Maupun untuk kalian kaum yang kurang dibelai
               Ingatlah aku...
               Ingatlah aku yang bisa menenagkanmu
               Ingatlah aku yang hanya memberikan rasa pahit
               Ingatlah aku yang kalian cari saat susah maupun senang
               Ingatlah aku karna denganku kalian bisa menikmati rasa pahit
 
 
 
Ketika Sampah Berbicara
 
loh ko ada disini?
saya ini sampah loh ko ada disini?
sayakan harusnya direhabilitasi?
kenapa saya ada disini?
tapii...
saya penasaran 
kenapa saya diciptakan?
saya ini sampah buatan manusia
pantas saya tidak berguna
saya hanya ampas dari ciptaan manusia
padahal yang saya inginkan hanya keadilan,
keadilan yang sebenarnya
keadilan yang menempatkan sesuatu pada tempatnya
tapi saya hanya sampah...
tapi kenapa saya disini?
saya tidak boleh ada disini
saya disini hanya akan membuat penyakit
saya disini hanya akan mengundang nyamuk
saya disini hanya akan menyebabkan banjir
saya disini tidak berguna sama sekali
tapi tunggu...
itu kan bencana hanya untuk manusia
lagipula apa yang bisa saya lakukan saya hanya sampah
tapi...
jikalau bencana itu datang saya bisa disalahkan
tidak apalah ada pemerintah yang bisa rakyat salahkan
lagipula saya hanya sampah
saya hanya sampah yang dibuang oleh rakyat ke tempat rakyat
 
 
 
Kami Masih Ada
 
perkenalkan saya munir
ya... saya datang dari masalalu
dan saya datang dengan kebenaran
saya tidak tau anda ingat atau tidak
tapi saya harap anda tidak lupa untuk
berdiri menuntut keadilan
berdiri untuk melawan tindak kekerasan
berdiri untuk hak hak manusia
berdiri untuk melawan ketidak jelasan
dan berdiri untuk menuntut janji dari penguasa
saya munir...
saya tidak memaksa anda untuk mengingat
ataupun menghormati saya
saya hanya ingin anda meneruskan perjuangan saya yang sekian lama panjangnya
yang saya inginkan dari para penguasa adalah keadilan seperti pada sila ke-5 dasar negara ini
saya boleh mati
tapi teruskanlah karya saya
ingatlah saya ketika anda takut untuk melawan ketidak adilan
maka saya akan berdiri di depan untuk membela anda karena itulah saya
dan...
ketika anda melihat ketidak adilan
maka ada hanya satu kata LAWAN
ya saya adalah wiji thukul
saya yang dicari pada masa itu
saya juga dianggap berbahaya?
padahal yang tajam dari saya hanyalah gigi yang memang menyongsong kedepan
apa kabar indonesia?
negeri yang lama saya tinggalkan
katanya sudah merdeka bahkan dari tahun 1945
tapi kenapa saudara saya masih merasa kelaparan?
yang saya inginkan hanyalah kesejahteraan yang merata
apa itu sulit?
itu memang sulit tapi bukan berarti tidak mungkin
saya tahu negri ini merindukan sosok seorang pahlawan
pahlawan dijaman edan
tapi...
saya kira negri tidak bisa menyalahkan para penguasa seenaknya
saya kira negri ini harus merubah sikapnya
karna memang banyak rakyat yang tidak mengerti arti bhineka tunggal ika
banyak juga yang menuhankan politik hanya untuk harta tahta dan wanita
menuhankan dirinya dan berani menuduh orang lain kafir
dengan nama agama?
bukankah itu dilarang oleh agama?
oleh karena itu
setelah sekian lama kita merdeka saya ingin bekata dengan mengutuk para penguasa tikus rakus
dan sampah yang berjubah indah
mari kita lawan mereka mereka hanyalah cobaan untuk bangsa ini dan ingatlah kebenaran tidak akan pernah mati...
 
 
 
Muhamad Alfarubi Akbar. Lahir di RangkasBitung, Lebak, Banten pada tanggal 09 September 1997. Sekarang tinggal di Rangkas Bitung. Belakangan hobi Travelling. Sedang melanjutkan study di Bandung tepatnya di Politeknik Pos Indonesia Jurusan D3 Manajemen Bisnis.
 

Terkini