Twelve Missions, Gadis Spesial, Sepanjang Ibu, Anak-anak Garmen, Sajak Kambing

Rabu, 31 Agustus 2016 | 02:23:37 WIB
Ilustrasi. (Agnes Cecile/agnes-cecile.deviantart.com)
PESERTA LOMBA CIPTA PUISI HUT PERTAMA RIAUREALITA.COM
 
 
Twelve Missions 
: Heracles
 
hera mencekik leher singa nemea raksasa
dengan power tiga ribu naga
gigi dipakainya menguliti the skin of lion
hingga jubah tak perlu dicuri
dari perjalanan-perjalanannya
 
hera membabat hydra sembilan kepala
agak payah memotong sirah yang tak abadi
tapi bisa membelah diri 
ia mengubur makara dengan makar
di bawah batu besar
 
setahun memburu rusa ceryneia membara
ketika restu dewi artemisu
menjadi jaring perangkapnya
 
hera menggiring babi raksasa ke musim dingin 
dengan tebal salju tingkat dewa
dan menjebaknya
 
hera menyapu kotoran ribuan kuda
dengan deras debit air sungai kali dua
mengadakan olympia untuk mengangkat topi
pada zeus, ayahnya
 
lonceng ratu athena dipakai hera
membuat burung-burung  stymphalian angkat kaki
bebal sinar matari terhalang kepergian mereka
dipanahnya sayap-sayap itu sampai senyap
 
menangkap banteng kreta iblis dengan
pedang restu minos yang panjang nan tajam
 
memberi makan kuda-kuda betina
dengan daging tuannya sendiri
 
lika liku asmara dan gosip
rela mengemis sabuk cinta hippolyta
 
melesatkan anak panah hydra 
ke kepala raksasa berbadan tiga 
dan menenteng ternaknya
 
menggantikan atlas yang memangku langit 
untuk apel hesperides, lari usai dapat
 
dua belas misi hera 
menebus kematian anak istrinya
 
2015-2016
Terinspirasi Kisah Heraclius
 
 
 
Gadis Spesial
 
matahari terhalang rimbun daun-daun
hangatnya tak sampai ke ubun-ubun
di bawah hijau pohon di tepi sawah
aku bertemu muka cantik lucu
dia masih putih menggemaskan
terlepas kelebihan apa yang diberikan tuhan
 
orang-orang memanggilnya putri
belasan juta tahun silam ia sekolah 
di sekolah khusus bersama teman-teman 
khusus putri. sering ia mencari ibunya
yang menjahit baju di sampingku
putri suka berebut tawa dengan rekanku
mesti tawanya kehilangan huruf h
hanya a a a a
 
putri tak jarang minta jajan pada juragan
selembar kertas dibelikannya sebotol minuman
kembalinya yang kertas juga dikembalikan lagi
ke juragan. betapa sel-sel otaknya demikian 
terhubung dengan isyarat hati yang berterima kasih
 
meski ia tak pernah berkata dengan pita suara
ia berkata dengan tangannya
satu dua tiga empat lima
menunjuk-nunjuk mengepak-ngepak
menari-nari putri bisa semua gaya
dia pintar menirukan kelakuan siapa saja
 
2015-2016
 
 
 
Sepanjang Ibu
: Ts Ruwaidah
 
bu, nyanyikan lagu sepanjang perjalanan 
yang membawaku kepada jantung semesta
seperti dulu kauputar sesuatu di perut bolamu 
ajak sejenak anakmu membuka pintu masa lalu
 
mencari waktu detik-detik  aku 
dipotong dari plasentamu
ketika napasku digunting 
dari seberapa pendek talinya
betapa tetes darah keringat air mata 
kau tukar demi kelahiranku-
 
ku yang kini buta kepalamu berapa 
kantung mata yang tak lagi muda
rambut yang tak lagi berwarna
katakan pinta pada anak tuli telinga
Dia Maha Mendengar segala
 
bu, piknikkanku sebentar ke kuburan
biar paham amsal tanah kepada tanah
biar takut pada hantu dari segala hantu terseram
kecuali kematian yang merajam urat nadi tanpa kecuali
 
jangan tutup pintu surga di telapakmu
kelak saksikan kulepas masa lajang di matamu
kau hibahkan semangkuk restu di hari spesial
hingga nanti balita terbata mengeja, ne/nek
sepiring kasih tumpah dalam gendonganmu
 
2015-2016
 
 
 
Anak-anak Garmen
 
anak-anak itu bukan lagi anak-anak
wajah mereka ke atas remaja
tapi mereka gemar bermain api sebentar
sebelum terbakar menenteng cekris
membawanya pindah ke lembah
ke sungai ke gunung ke bukit ke betah
hobi hijrah setahun mungkin tiga empat kali
ke penarian wilayah profesi
 
2015
 
 
 
Sajak Kambing
 
ada kambing di tubuh siang
bulu-bulunya menghalangi terik berjalan
; ke arahmu
 
ada kambing sembahyang di awan
minta dedaunan tumbuh di sekelilingnya
 
ada kambing dalam kepalaku
teriak embek embek menyebut namamu
kerasnya menyaingi hening yang telah lama lazim
 
ada kambing dalam perjalanan kita
tanyakan apa maunya
 
2016
 
 
 
Nuraz Aji adalah nama pena dari Shoimatun Nur Azizah. Lahir di Klaten, 11 Februari 1996. Puisinya dimuat di beberapa media online dan offline, juga termaktub dalam antologi bersama. Mahakarya Anak Jalanan adalah buku kumpulan puisi tunggalnya yang terbit November 2015 lalu. Mengikuti pertemuan penyair Dari Negeri Poci 6 di Tegal, Jawa Tengah pada 28 November 2015. Tinggal di Pengkol, Kaligawe, Pedan 57468, Klaten. Facebook Nuraz Aji. 
 

Terkini