Terbiasa Sunyi, Khayalan Bahagiamu, Selamanya Racuni Cinta

Selasa, 30 Agustus 2016 | 08:50:06 WIB
Ilustrasi. (Gustav Klimt/rebloggy.com)
PESERTA LOMBA CIPTA PUISI HUT PERTAMA RIAUREALITA.COM
 
 
Terbiasa Sunyi
 
Terperanjat aku dalam suara itu
Aku yang tak biasa hanya mengerenyit tak beralasan
Terbiasa dalam sunyi
Tanpa suara hanya keheningan malam yang menyertai
Aku terbiasa karenanya
 
Hentikan..hentikan suara itu
Aku tengah berbicara pada kalbu
Suaramu beradu dengan hatiku
Harapanku melalang jauh entah kemana
 
Terlelap damaiku dalam impian itu
Aku terbangun dalam duniaku
Terbiasa aku mengkias dalam lamunku 
Tanpa suara hanya alam yang menemani
Aku berteman dengannya
 
Jangan...janganlah kau ganggu duniaku
Aku berkarya untuk diriku
Terbiasa aku sendiri
Inginku sulit ku raih
 
Bogor, 16 Agustus 2016
 
 
 
Khayalan Bahagiamu
 
Bahagia mimpi ku raih
Sampai aku terus mencari
Ketidakpuasanku mencuat kembali
Sampai kutemukan lagi
 
Namun hanya aku yang bergeming
Berputar aku pada kata itu
Seketika bimbang..
 
Kemana egomu..emosimu hanya palsu..
Tutupi semua skenario nyatamu
Realitamu hanya berpaut pada kesedihanmu
Berlarut dalam rasa bersalah tak berdayamu
 
Cobalah lari dari realitamu
Khayal palsumu bangkitkan harapan
Teruskanlah fatamorganamu
Sampai bahagia mimpi diraih
 
Bogor, 16 Agustus 2016
 
 
 
Selamanya Racuni Cinta
 
Malam terasa sunyi
Disetiapnya aku senantiasa bersendu
Hati yang berdebar ini tak seindah waktu lalu
Aku tak percaya
Menunggu dan menunggu
Hanya itu yang bisa aku inginkan
 
Saat kau nyatakan satu selamanya
Semuanya mulai aku rencanakan
Tapi apa daya
Semuanya menjadi penghalang
Cinta yang tulus hanyalah semu bagi kita
 
Semua bercampur meracuni cinta ini
Saat cinta yang terpikir hanyalah kita
 
Semua bertanya
Bagaimana aku bisa hidup
Bagaimana aku bisa bertahan
Semua menghalangi cinta ini
 
Hanya kita yang berharap
Yang lain hanya memaksa kehendak
Aku tak ingin
Menunggu dan menunggu hanyalah ilusi
Aku tak ingin
 
Hanya kita yang ada
Itu yang aku ingin
 
Bogor, 16 Agustus 2016
 
 
 
Nida Yani Firdaus adalah seorang penulis asal kota Bogor kelahiran Riyadh 19 September 1994. Penulis sudah memulai karirnya sejak tahun 2009 dengan nama penannya nidayanif. Prestasi yang sudah diraih penulis memang belum banyak, namun salah satu prestasi yang telah diraih oleh penulis adalah sebagai kontributor dalam menulis opini remaja yang diselenggarakan oleh Yayasan Kampung Halaman (2015) dan 99 Penulis pilihan dalam lomba menulis puisi yang diadakan Kutub Pelang (2016).
 

Terkini