PESERTA LOMBA CIPTA PUISI HUT PERTAMA RIAUREALITA.COM
Aku dan Cinta
Cinta meramalkan warna indah
Aku menangkap suara berkisah
Cinta merasakan angin mengundah
Tapi aku mengecap hambarnya sepah
Penyekat kini sedang bermegah
Cinta berpikir, aku sudah kalah
Tak tahu kalau dia salah
Mati pun, ku takkan mengalah
Sampai berlari terus menggugah
Untuk membuka pintu rumah
Rumah cinta kini berpagar galah
Habis akal, ku takkan menyerah
Tunggu ku patahkan semua galah
Sampai penyekat tak bermegah
Sampai memandang langit cerah
Meneriaki, aku berteriak, jagalah
Melompati, aku mengantung diamlah
Jika fajar tiba nanti, bersyukurlah
Jika kasih masih bertanya, jawablah
Sampai takdir benar jadi lahiriah
Kini cintamu kutemukan dengan ramah
Aku sungguh bersukacita melihat cerah
Aku dan cinta adalah kasih indah
Bertemu dalam ruang yang mengisah
Yang kini bahagia dalam rumah
Pangkalpinang, 18 Mei 2016
Bebas Lestari
Kala ada pelangi datang menghiasi
Tanda hujan kini sudah berhenti
Suasana baru pun terhirup kembali
Tak ku biarkan rasa iba menghiasi
Menjadi kekelaman bagi bumi
Rasa penasaran menyayat hati
Oleh kalian yang ku mengerti
Dengan cara yang sangat keji
Memburu mereka yang berlari-lari
Tak peduli sampai ada yang mati
Masalahnya dia juga mahluk bumi
Apa, karena dia tak berakal budi
Karena bahasa mereka yang tak kau mengerti
Egoismu sesuka hati demi sepiring nasi
Padahal akan jadi hajat itu besok pagi
Kehilangan lagi, kemana keluarga mencari
Sedih rasanya hati, walau insting jauh mencari
Mereka sudah berpisah jauh kini
Kenapa tidak kau saja yang hilang tadi
Biarakan keluargamu yang bersedih hati
Serakah kau berkuasa diatas bumi
Bumi yang sungguh tak kau cintai
Tak menjaga suasana hatinya yang lestari
Kawan, berubahlah sesuai pembaruan budi
Biarlah ia bebas lestari, tanpa takut tiap hari
Pangkalpinang, 31 Mei 2016
Kasih Abadi
Duduk sendiri ku menanti
Melihat pohon hijau di kala sepi
Susah bernapas sesak sekali
kicauan burung pun tak terdengar lagi
Sampai menunggu hal yang tak pasti
Memancarkan api kedalam sepi
Kala bisa menerangi hati
Memandang jiwa kedalam naluri
Kala bisa menggugah hati
Kasihmu kutemukan abadi
Jiwaku kini bergumam sendiri
Menikmati kasih yang tak henti
Kasih darimu si pencuri hati
Jatuh, aku jauh lebih mendalami
Kini Hujan kemarin tak datang lagi
Aku duduk lagi, tapi tak ada sepi
Aku pandang lagi, tak ada ilusi
kicau burung terdengar kini
Rasa indah sekali menikmati
Kasih tanpa batas , tanpa henti
Aku mau kisah ini abadi
Takkan ku lepas sampai mati
Karna melihat mu indah sekali
Langit kini cerah menerangi
Kisah indah dalam kasih abadi
Pangkalpinang, 29 Mei 2016
Dalam Rumah
Ilusi, ada diantara dua orang pengawal
Nostalgia, ada diantara dua selang waktu
Terlibat kisah indah, kembali ku terpingkal
Bukan tak menikmati, hanya membuang rasaku
Banyak penyekat disitu, buat aku hilang akal
Aku sudah melihatnya dan kau tak percaya,
Menghadapi penyekat itu, rasanya tak bisa
Di lain sisi aku juga tak mau kau pergi
Tapi jawaban yang tepat ada padamu kini
Perjuangan akan kasih yang terukir lagi
Baiklah, tapi ingat kasih ini, berjanjilah
Tak membuang rasa perih yang terlewati
Supaya kelak kau bosan, ingatlah derita kita
Dengan sigap akan kuperjuangkan kisah kita
Beria-rialah, pembaruan nanti dengan kasih
Ku yakinkan hati sekali lagi, melihat indah,
Elok nan pelangi, kasihmu terukir merekah
Kini tak terlihat penyekat itu, ia jauh sudah
Sangat pasti kutersenyum melihat, inikah
Kisah kita yang sejati, abadi dalam rumah
Pangkalpinang, 02 Juli 2016
