PESERTA LOMBA CIPTA PUISI HUT PERTAMA RIAUREALITA.COM
Kasih Sayang Ayah dan Ibu
Ibu, kau mengandung sembilan bulan
sampai engkau melahirkanku dengan susah payah
engkau merawatku sampai aku tumbuh besar
engkau merawatku tanpa pamrih juga penuh kasih sayang
Ayah, di setiap tetes keringatmu
diderai lelah nafasmu
dipenuhi kasih sayang yang luar biasa
demi aku, kau rela di sengat matahari
hujanpun tak dapat membatasimu
untuk aku anakmu
Ayah, ibu…
disetiap do’amu kau haturkan segenap harapan
disetiap salahku, kau maafkan
Kawan….!
bukan setumpuk emas yang mereka harapkan dari kita
seonggok cacian selalu menghampiri mereka
tidakkah kau sadar?
betapa sayangnya mereka padamu
tidakkah juga kau sadar?
betapa inginnya mereka melihatmu bahagia kelak
Kawan, pernahkah kau bertanya?
apa yang telah kau berikan untuk mereka ?
Ayah, ibu….
kau korbankan segalanya demi aku anakmu
maafkan aku yang sering melukai perasaanmu
maafkan aku yang selalu mengecewakanmu
maafkan aku ayah, maafkan aku ibu
aku menyayangimu
Hidup
Kau lahir, kau hidup
kau ada, itu karna kau sanggup
dengan mata yang tertutup
kau katakan
aku siap menapaki likunya hidup
Dimana harus berjalan
hanya satu yang menjadi tujuan
KEMATIAN
ya, garis finishnya adalah
KEMATIAN
Kau sangka dunia akan abadi !
lalu harta kau bawa mati,
salah, kau benar-benar salah mencari arti
apa yang kau cari?
ih,ih,ih..
Hidup
tak selamanya
kau akan mati
bukan dunia semata
tapi akhirat menanti
Hidup
kata orang penuh arti
kata saya, hidup itu harus punya arti
kemana kan kau bawa diri
hanya satu tempat kembali
Ilahi Robbi.
Cintaku, Indah pada Waktunya
Terkadang, aku bingung untuk menyampaikannya
terkadang, aku juga tak dapat berkata saat berbicara
aku ingin,
semuanya tersimpan sampai tiba waktunya
jika bisa ,
bahkan tak terlihat
Bukan aku tak perduli
justru aku sangat peduli
karna peduliku
dengan menjaga dan mendiamkannya
Nanti,
ada waktu untuk memperlihatkan semuanya,
karna aku ingin tau dan masih mencari arti
apa itu cinta yang sebenar cinta?
dan apa itu cinta yang dikarnakan Allah?
Aku ingin
cintaku indah pada waktunya
yah…
pada waktu yang telah di tentukan oleh Nya
Sungguh,
jangan tampakkan semua itu sekarang
Simpanlah dahulu
kembalilah pada tujuanmu
Mari sama-sama kita cari cintanya Allah
cinta yang di ridhoi Allah
Untukmu!
iya kamu!
yang belum ku tau pasti siapa dirimu
yang masih menjadi rahasia terbesar dalam hidupku.
Pahlawan Kemerdekaan
Darah tertumpah
jasad terhempas
untuk sebuah pengorbanan
pada Negri yang dicinta
Merah berapi kulihat
kobaran matanya
semangat yang kuat
tumbuh pada jiwanya,
Dialah sang pahlawan
pahlawan kemerdekaan
Tekad yang kuat
melekat pada jiwa nuraninya
mengalahkan rasa takut akan
srigala-srigala yang hendak menyerang
Pahlawan kemerdekaan
yang membuat bangsa ini bersatu padu menjadi satu
dalam kata
BHINEKA TUNGGAL IKA
walaupun berbeda-beda namun tetap satu.
Setitik Cahaya Untukku
Gundah hati
rapuh jiwa ini
bila tanpa iman
Kamu tahu malam?
bila tanpa cahaya
gelap sungguh dunia yang kupunya
Kamu tahu bintang?
bila siang
takkan tampak keindahannya
Adakah cahaya yang akan menerangi jiwa ini?
aku tak lihat jalan bila masih gelap..
kalaupun aku berjalan,
aku tak tau dimana harus berhenti
dan kapan harus sampai
karna aku tak tau apa dan kemana tujuanku
Tuhan,
beri setitik cahaya untukku
cahaya yang bisa menerangi hari-hari gelapku
cahaya yang membuatku tersadar
apa tujuan dari hidupku ini
cahaya yang memberi warna keindahan
dalam setiap langkahku ini.
Hayatun Sakinah, kelahiran 26 agustus 1996, tepatnya umurnya sekarang 20 tahun. Ia lahir di Pasir Pengarayan Kabupaten Rokan Hulu, namun dari kecil dibesarkan di Kota Pekanbaru. Sejak tamat MA, ia langsung mengajar di Madrasah Diniyah. Kini, ia kuliah sambil mengajar dan sudah semester 3 di STAI Diniyah Pekanbaru jurusan PAI. Hobbinya bersenandung, membuat kerajinan tangan. Bila ada waktu luang, ia mencoba untuk menulis, entah itu cerpen ataupun puisi.