Jerat Emis, Pada Bait-bait Cemburu, Pengejar Sayap Bidadari

Selasa, 30 Agustus 2016 | 05:47:17 WIB
Ilustrasi. (Toni Daniel/wesharepics.info)
PESERTA LOMBA CIPTA PUISI HUT PERTAMA RIAUREALITA.COM
 
 
Jerat Emis
 
Seperti pada setiap dahan yang semakin  tinggi
Namamu menjadi saksi akan gemilangnya kehidupan
Merobek segala kebisuan
Membawa percikan terang pada sudut- sudut hati yang temaram
 
Aku yang terjerumus takdir
Menjamah wajahmu terlalu dalam
Membiarkan semua kisah menjadi semanis- manisnya ingatan
Memagari sikap dari keangkuhan
Menunduk takluk pada setiap permintaan
 
Hanya kesakitan saja yang mengingkarinya
Membaringkanku di bangsal sesat  yang menjemukan
Tanpa wajahmu yang sendu berlapis rindu
Aku yang hampir sekarat menantimu
 
Kepulanganku yang pilu
Membawa sekantung simalakama
Namun semakin erat saja jebakan itu
Padamu, tak pernah dapat kusandarkan nyawaku.
Sekali saja….
Jangan memberiku surga yang gelap.
 
Bengkulu, 03 agustus 2016 
 
 
 
Pada Bait-bait Cemburu
 
Terbitnya kelukaan itu
Dalam kebodohanku yang bisu
Menikmati semua racaumu dalam peperangan ilusi
Dan tersadarkan oleh waktu
 
Padamu pemilik rindu
Sudahkan kau ketuk hati ini?
Sekedar bertanya atau memaksa untuk singgah disana
Meski itu hanya sedetik saja
Mengabadikan namamu ditempat terbaik yang pernah ada?
 
Kau pencemburu bisu
Menahan luka pada setiap cumbuku dalam asa
Lalu tergolek lemah dalam dendam membara
Kau…
Bukan lagi Qais meski aku tetap Layla!!!
 
Studio 97,6 Fm
 
 
 
Pengejar Sayap Bidadari
 
Tentang semua kelukaan
Pada yang selalu ingin terlihat bersayap
Pada semua yang ingin berkilau
Dan merelakan dosa sebagai penebusnya
 
Ada keringkihan yang terluka
Pada semua ambisi yang membara
Mengelupaskan semua kesantunan yang melekat
Dan menunjukkan keiblisan yang tanpa antara
 
Semua pembeda menjadi bisa
Yang menyakiti pada semua jalan yang terlihat sempurna
Bahkan pada titah Tuhan jua
Dijualnya semua kepalsuannya pada mereka yang buta
 
Sayap- sayap bidadari itu
Hanyalah Tuhan saja yang tahu
Siapa yang pantas menerimanya,
Suatu hari nanti
 
Padamu: pengejar sayap Bidadari
 
Bengkulu, senja yang terburu-buru12 Agustus 2016
 
 
 
Layla Fitria, perempuan yang lahir pada 09 September dan bermetamorfosis di Bumi Raflessia, Bengkulu. Pecinta kuliner pedas manis, penyuka buku dan hewan peliharaan. Hampir Alumnus fakultas Syariah prodi  Hukum Tata Negara. Sering mojok di Radio kampus, Di Studio 97,6 FM. beberapa puisinya tahun tahun ini masuk dalam antologi puisi yang diterbitkan oleh Sajak-sajak Anak Negeri, CTA Creation, FAM Jawa Barat, Mawar Publisher, Bebuku Publisher, juga di Nahima Press. Untuk yang mau berbagi pengalaman dan juga berbagi ilmu,bisa di facebook Layla Dct atau di email: Greenfreshlayla@yahoo.co.id dan juga di  sejutacintasejutarasa.blogspot.com
 

Terkini