Senja, Berisik, Untukmu

Selasa, 30 Agustus 2016 | 03:16:27 WIB
Ilustrasi. (Mermaid Z/aliexpress.com)
PESERTA LOMBA CIPTA PUISI HUT PERTAMA RIAUREALITA.COM
 
 
Senja
 
Matahari telah ditelan oleh datangnya malam 
Waktu pagi hingga kini kau habiskan diluar
Senja, tolong kembalikan dia
Tubuh juga butuh istirahat
Ku tahu kepenatan menghampiri dikala aktivitasmu
Mengajakmu ke dalam surga hasil jerih payahmu
Namun kau tak bersua juga
Senja, tolong kembalikan dia
Sebelum langit menghitam
Sebelum bintang kerlap-kerlip
Sebelum cahaya bosan menyinari
Sebelum santapan makan malam ini hilang kehangatannya
Ku akan menunggu
Hingga kau datang dari peraduan
Sampai kau menginjakkan kaki tepat di hadapanku
Mengucap salam dan mencium tanganmu
Senja tolong kembalikan dia
Ku akan menunggu…
 
 
 
Berisik
 
Kedua bibir itu tiada henti beradu mengguncangkan mulut
Ini bukan soal lidah, bukan pula soal perut
Hanya saja Aku tak ingin mendengarnya
Ku tutup kuping dengan sekuat tenaga 
Agar kesia-siaan itu tak menghampiri diri ini
Namun kesadaran makin jauh melangkah 
Bosan dengan mulut-mulut yang tak terawat
Bosan dengan omong kosong belaka
Bosan dengan hiruk pikuk dunia ini
Ya, semua itu memang membosankan 
Memilih bungkam pun bukan jalan yang terbaik
Tekanan diam-diam masuk dalam kerIbutan ini, seakan menguasai diri ini
Kenapa kau tinggal diam?
Tidakkah kau resah akan semua ini?
Bahkan kau tak sendiri, di ujung sana ada orang-orang yang ikut membisu
Mereka tak tahu apa yang harus dilakukan
Atau tak mau tahu apa yang terjadi saat ini
Telah ku coba membunyikan sirine kesunyian 
Namun tak jua ada habisnya
Resah dengan kehidupan ini kalian jadikan alasan
Lalu, bagaimana dengan kami yang jiwanya terusik oleh kalian?
Bagaimana dengan orang-orang yang tak satu suara di belakangmu?
Bagaimana dengan senja yang kemarin indah kini hanya menjadi bayang-bayang semu?
Aku tak bermaksud mengganggu
hanya saja ku ingin mendengar ucapan yang baik...
 
 
 
Untukmu
 
Seperti judulnya, ini adalah untukmu
Tak peduli orang lain berkata apa
Ku tetap menganggapmu
Terimakasih atas kejutan-kejutan kabar manis darimu,
Sebelum kau pergi meninggalkan dunia ini.
Kau begitu percaya diri
Tak peduli akan ku tolak atau ku terima
Tak peduli dengan keadaanku
Kau tetap melanjutkan keinginanmu
Speechless adalah kata yang bisa mewakiliku
Setelah kau kabari keluargamu
Kau kabari Ayah Ibumu
Kau kabari sahabatmu
Sampai kabar itu ku dengar di telingaku bahwa kau menyuruh orangtuamu datang ke rumah
Tak perlu dipertanyakan apa maksudmu
Tak perlu ku bertanya-tanya, karena jantungku semakin berdetak kencang
Karena anak panah nampaknya mengenai sasaran
Aku tak tahu harus berbuat apa kala itu
Remaja yang berani dan berbeda dari yang lain
Itu mungkin julukan yang pantas buatmu
Kau tahu, banyak yang menebar gombalan di luar sana
Namun tak ada yang bisa mengalahkan gombalanmu
Beberapa kali kau meminta untuk bersua denganku tapi takdir tak mengizinkan
Sampai akhirnya batas waktumu telah habis
Allah memanggilmu lebih dulu
Untukmu, yang kini telah berada di alam yang berbeda
Untukmu, Aku sudah tahu maksud dan keinginanmu
Untukmu, ku serahkan semua pada-Nya
Untukmu, jika kita tak bersua di dunia, ku harap kita bertemu di surga kelak atas izin-Nya
Untukmu, ku menyayangimu
Semoga kau tenang di alam sana.. 
 
 
 
Putri Qarynah. Lahir pada tanggal 1 September 1997 di kota Ujung Pandang yang kini lebih dikenal dengan Makassar, Sulawesi Selatan. Ia adalah anak kedua dari tiga bersaudara dan merupakan anak perempuan satu-satunya. Menetap di Jl. Tamala’bba RT 002 RW 003, kelurahan Paccerakkang, kecamatan Biringkanaya, kota Makassar. Ia merupakan mahasiswi semester 3 di Universitas Hasanuddin yang tercatat dalam prodi Ilmu Komputer, jurusan Matematika, fakultas MIPA angkatan 2015. Sejak dulu ia senang dengan dunia kepenulisan namun belum pernah berhasil mengekspresikan diri melalui tulisan yang sebenarnya. Semoga tulisan ini bisa bermanfaat untuk pembaca.
 

Terkini