Sampul Doa Ulang Tahun, Menggenggam Masa Depan, Kepulan Realita Bangsa, Cinta Tertahan Waktu

Selasa, 30 Agustus 2016 | 02:02:34 WIB
Ilustrasi. (Lynne Taetzsch/artbylt.com)
PESERTA LOMBA CIPTA PUISI HUT PERTAMA RIAUREALITA.COM
 
 
Sampul Doa Ulang Tahun
 
Apalah artinya kepulan asap lilin
Yang terhempas nafas olehku
Jika itu tak bisa menyadarkanku
Tuk syukuri karunia Tuhan
 
Berada pada satu titik kehidupan yang berulang
Kurenungi setiap perjalanan
Apakah sekadar angka yang ingin kucipta
Atau hidup bermakna berselimut karya
Satu dua tiga empat lima
Dan mungkin seterusnya
Eksistensi hidup perlulah terjaga
Agar tangan tetap bisa menopang dunia
 
Tak harus hebat
Tak harus pula juara
Namun sukma jiwa yang serta merta
Memberi ilmu, wacana, juga tenaga berguna
Bagi hidup siapa saja
Hingga ulang tahun berkahi usia
Amin…
 
(Kudus, 2016)
 
 
 
Menggenggam Masa Depan
 
Terdengar dan terbayang
Bunyi waktu yang berdetik tenang
Mengitari garis radian
Ratusan kali bahkan ribuan
 
Itulah pertanda
Bahwa masa depan pasti kan tiba
Bersua dengan kita
Selagi nafas masih ada
 
Oh, masa depan…
Izinkan kudaki dan raih angan
Menuju tangga kehidupan
Tanpa ada sesat tanpa ada rintangan
 
Jika hari ini tlah terangkai cita-cita
Maka esok slalu beragenda
Smoga hidup kan senantiasa 
Genggam harapan yang terindah
 
(Kudus, 2016)
 
 
 
Kepulan Realita Bangsa
 
Sejenak menghadap Sang Saka berkibar
Seraya tangan kanan terangkat menghormat
Kubisikkan dalam hati 
Engkau bangsa yang besar
Terlahir dari jiwa gigih para pejuang
Tepat tujuh puluh satu tahun yang lampau
Negriku Indonesia…
 
Kutahu kini wajahmu tlah banyak berubah
Di abad dua puluh yang terasa penuh sesak
Sesak akan realita problema bangsa
Yang silih berganti tiada ujungnya
 
Tahukah engkau…
Bosan kumendengar mulut-mulut penguasa beradu
Semakin menambah lucu negeri bak kanak-kanak
Keegoisan mengepul seakan abaikan persatuan
di tengah bangsa yang ingin diperhatikan
 
Lihat saja pelosok-pelosok negeri ini 
masih terangkul oleh kemiskinan
Kesempatan belajar anak negeri masih tertahan
Sedangkan si anak kota mulai kehilangan etika
Teracuni oleh perkembangan dunia
Inikah realita bangsa?
 
(Kudus, 2016)
 
 
 
Cinta Tertahan Waktu
 
Ketika rasa itu ada
dan ia pun juga merasa
Hingga kedua hati tersatukan
Sampai kini waktu berselang
Wahai cinta berbalut kasih sayang
Memang indahnya slalu terbayang
Namun sampai kapan harus tertahan
Oleh waktu yang tak kunjung datang
Cinta…
Semoga segera datang jawaban
Harus menunggu atau mengikhlaskan
Teruslah percaya akan takdir Tuhan
Bahwa cinta halal pasti dipertemukan
 
 
 
Naila Filahatin Ajria, berusia 25 tahun, anak pertama dari dua bersaudara, lulusan Universitas Muria Kudus, Fakultas Keguruan dan Ilmu Kependidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Kini berprofesi sebagai Guru Wiyata Bakti di sebuah Sekolah Dasar di Kabupaten Kudus dan guru les di Bimbel “IQRO’L”. Mulai tahun 2016 aktif dalam kegiatan organisasi karang taruna Desa Tanjungrejo. Akun FB: Naila Filla Twitter: Naila Filla Instagram: Naila Filla
 

Terkini