PESERTA LOMBA CIPTA PUISI HUT PERTAMA RIAUREALITA.COM
Dwiwarna
Merah dan Putih
Dahulu, sebelum warnamu mengangkasa
Kulihat mereka menanti
Lambangmu yang hanya impian
Secerca harapan tergugus
Sejuta haluan menghadang
Beribu mimpi menggantung
Menanti elok warnamu
Ingin ku genggam,
Namun tak sanggup ku dapatkan
Dwiwarna yang tercipta
Menjadi satu harapan
Malam Menunggu
Kelabu pujaan malam
Tak bosan berbisik
Memendam guratan takdir
Menggelora di hati pahlawan
Ingin rasanya aku melawan!
Tapi apa daya
Aku hanya ilusi, aku bahkan tak tampak
Ditengah kepedihan
Oh Tuhan,turunkan aku
Aku tak sanggup lagi
Melihat darah seperti tetesan hujan
Beri aku jiwa,beri aku raga!
Agar setidaknya malamku yang sunyi
Malamku yang berambang
Malamku yang penuh kesengsaraan
Menjadi tempat naungan yang damai
Alamamater Kehidupan
Polos kesederhanaan marmut
Anggun tiada beban bunga simponi
Hingga gelap buta ikan dikala siang
Menggambarkan setidaknya..
Aku lebih dari dia!
Gelap sebelum terang
Mendung sebelum cerah
Susah sebelum senang
Guratan hidup luka darah wanita
Istimewakah dirimu?
Berlari di belakang kemelut?
Berbicara didepan keramaian?
Bercerita di tengah – tengah kelabu?
Mungkin tidak...
Logika ku berfikir bahwa itu hanyalah
Almamater Kehidupan
Tinta Hitam
Tinta hitam mengukir sebuah kertas
Menggores bersama tumpulnya mata tinta
Berdansa di tengah kekakuan
Menggelora walau tak mampu bergerak sendiri
Tinta hitam guratan sebuah angan
Tersingkir gemerlap dunia teknologi
Mereka sama hitam
Walau logika berfikir tak lazim
Tinta hitam menggambarkan cerita
Bergerak mampu melukiskan amfibi
Setia menunggu di tempat hampa
Hanya untuk...
Ikut mendampingi sebuah keberhasilan
