Penjual Kenangan, Hiduplah Sekali Lagi, dan 3 Puisi Lainnya

Jumat, 26 Agustus 2016 | 06:33:17 WIB
Ilustrasi. (Nermine Amer/saatchiart.com)
PESERTA LOMBA CIPTA PUISI HUT PERTAMA RIAUREALITA.COM
 
 
Penjual Kenangan
 
Kau seret aku perlahan
Menuju kenangan yang kau jajakan
Memaksaku memilih satu kenangan
Yang harusnya kulupakan
Kau tawarkan kebahagiaan
Kau janjikan kesetiaan
Tapi kau lupa
Kaulah perusak kebahagiaan!
 
 
 
Hiduplah Sekali Lagi
 
Ku peluk dalam doaku
Kucium dalam sujudku 
72 bulan aku tak melihatmu
2160 hari tak dengar suaramu
Ibu
Hiduplah sekali lagi
Ajari aku menari diatas duri 
Sebab aku tak kuat berdiri
 
 
 
Kopi Rasa Luka
 
Kopi yang kusesap ini rasa luka
Ada pahit dalam gula yang bercampur di dalamnya
Serupa senyum manismu yang ternyata bukan untukku
Kopi yang kusesap ini rasa luka
Ada aroma wangi dalam pekat warna hitamnya
Serupa kerling matamu yang masih saja tak tertuju padaku 
Kopi yang kusesap ini rasa luka
Ada candu yang tak baik dalam tiap tetesnya
Serupa hatimu yang tak bertuankan namaku
Kopi yang kusesap ini takkan lagi berasa luka
Jika kau mau berhenti, menemani hingga senja berganti pagi
 
 
 
Sajak Pura-pura
 
Mari kuberitahu bahwa aku sangat mencintaimu
Bahwa aku masih sering merindukanmu
Mari kuberitahu bahwa aku sangat menggilaimu
Bahwa aku masih sering menyebut namamu dalam doaku
Mari kuberitahu bahwa aku sangat bahagia
Bahwa aku masih sering terpesona
Tapi,
Mari kuberitahu bahwa itu semua 
Hanya sajak pura-pura
 
 
 
Ruang Takdir
 
Apa yang selalu kau doakan, sayang?
Adakah aku disana?
Kubungkus sedih ini dengan senyuman
Kubungkus kesepian ini dengan tawa
Inikah takdir kita?
Mengaku saling cinta
Tapi selalu berikan luka
Pulang segera!
Aku tak ingin berlama-lama
Terkurung dalam ruang takdir kita
 
 
 
Devian Amilla, S.Pd. Saat ini beralamat di Jl. Serayu 3 Dusun V, Desa Medan Krio. Saat ini berstatus sebagai guru di salah satu Sekolah Menengah Kejuruan di Sunggal. Lahir pada tanggal 13 Desember 1994. Beberapa tulisannya pernah diterbitkan di harian lokal Medan. 
 

Terkini