PESERTA LOMBA CIPTA PUISI HUT PERTAMA RIAUREALITA.COM
Di Dalamku
Kau berada di dalamku
Aku tahu dan pasrah
Jika kau yang membuatku pulang
Apakah rasa sakitnya akan berkuadrat?
Aku memang tak tahu
Bentuk rupamu di dalamku
Bahkan sampai kini pun
Kehadiranmu tak kunjung terasa
Tapi aku tahu kau berada di dalamku
Hanya saja sepertinya kau malu tampakkan diri
Tapi perlahan
Kau tampakkan keberadaanmu di dalamku
Rasanya memang sakit
Bak dihempas dari tebing tertinggi
Hingga terjatuh ke jurang berkaktus
Dan kau mulai beringas
Hancurkan tubuhku
Dengan taring-taring yang terasah
Karena kamu, aku berbeda
Karena kamu, seribu mimpiku tenggelam
Karena kamu, aku pulang
Aku tak harapkan kau di dalamku
Sama sekali tidak
Tak usah kau tanya mengapa?
Karena mereka pun tak mau
Bila kau bersarang didalamnya
Aku sama seperti mereka
Tapi ingat
Karena kamu, aku berbeda dengan mereka
Pulau Kehalalan
Kita terpisah di pulau yang berbeda
Kau berada di pulau Akhwat
Aku berada di pulau Ikhwan
Tak bisa saling menyapa
Karena terhalang dinding lautan luas
Deburan ombak dibibir pantai
Rasanya bawakan segumpal rindumu
Haus rinduku sirna
Diguyur rasa gembira
Mengapa rasa rindu ini teramat berlimpah ruah kepadamu?
Padahal aku takut
Bila sang pemilik hatimu cemburu
Cemburu karena rasa rindu bertemu padamu
Amatlah besar dibandingkan dengan Dia, Allah.
Aku coba redahkan ego rindu padamu
Upaya cegah rasa cemburu-Nya
Sambil terus percaya dengan skenario-Nya
Karena bagaimana pun
Jodohku telah diatur dalam balutan skenario-Nya
Harapanku kamu
Maka kau cobalah rayu sang pembuat skenario hidup
Disepertiga malam sunyi dan dingin
Mintalah untuk dipersatukan
Dengan cara yang diridhoi-Nya
Mintalah agar kau ku jemput
Dengan perahu Ta’aruf
Bukan dengan perahu pacaran
Yang dekatkan pulau kezinaan
Karena doaku begitu pula disini
Dapat menjemputmu tuk berlayar
Mengarungi luasnya lautan
Hanya kita berdua
Hingga sampai kepada pulau kehalalan
Pulau yang manisnya melebihi Kurma Arab
Pulau yang dijanjikan Illahi terkandung jutaan kenikmatan
Pulau yang didambakan oleh setiap Akhwat dan Ikhwan
Untuk merajut kasih dalam keridhoan-Nya
Bersabarlah menunggu didermaga
Disiniku berjuang menjemputmu dengan ilmu
Harapku kau pun begitu
Menungguku dengan ilmu terlekat pada jiwamu
Semoga kelak kita bagian dari penghuni pulau kehalalan.
Rasa
Aku tahu
Dendang rasamu bergelora,
Tampakkan kode minor hingga mayor,
Tapi janganlah egois kendalikan rasa,
Agar sang Esa tak cemburu,
Karena sejatinya rasamu milik Dia,
Maka utamakanlah Dia,
Bukan aku.
Imron Sukriyadi, lahir pada tanggal 04 Maret 1997, beralamatkan di jalan Inpres XI No. 66 RT. 003/RW. 005 Kelurahan Gaga, Kecamatan Larangan, Tangerang. Saat ini sedang menikmati peristiwa berhijrah menghindar dari semua tentang Matematika, dan memulai hidup baru sebagai “Anak Sastra” di awal tahun ke-2 melalui Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.