PESERTA LOMBA CIPTA PUISI HUT PERTAMA RIAUREALITA.COM
Lilin
Aku kau kita tak pernah tahu
Seberapa cepat jikalau
Cahaya lilin akan padam
Api yang berkobar
Memakan batang kehidupan
Perlahan demi perlahan
Hingga kau tak pernah menyadari
Engkau terselimuti kegelapan
Sunyi, kelam, mencekam
Mereka mendatangimu
Dengan raut yang suram penuh amarah
Mengeluh karena percuma
Lilin menyala tak terasa hangatnya
Kini lilin itu telah padam
Asap mengepul kelangit dunia
Seakan tanah haram untuknya
Apa daya baginya
Lilin yang kini telah padam
Memohon untuk dihidupkan kembali
Apa daya baginya
Sekali habis lenyap raganya
Depresi
Apa yang telah kulakukan
Kuharap ku lari menghilang
Jauh dari kaki termakan tanah
Ku berteriak tolong
Namun kurasa semua kosong
Kurasa langit mendorongku semakin dalam
Meletakkan matahari bulan
Diatas pundak lemah ini
Kufikir yang baik olehku belumlah cukup
Kini semua terasa menjauh
Setiap yang kusentuh kini memudar
Ku berharap bisa memperbaiki
Semua kekacauan
Berapa lama lagi
Berapa lama lagi ini menggerogoti diriku
Aku hanya ingin
Semua baik karena aku
Fantasi
Keanehan ini sedang terjadi
Perubahan terus mengitari
Ketidaksamaan bukan masalah berarti
Ku bisa terbang
Melewati atap dunia
Dan menikmati peranku kini
Sudah terlambat untuk bertanya
Terlambat untuk kembali dalam lelapmu
Saatnya ku percayai fantasiku
Kututup mataku dan terbang
Mencoba melawan gravitasi
Ya, aku melawan gravitasi
Apakah kau telah memberiku
Kecupan selamat malam dikeningku
Karena aku tak tahu
Sampai kapan dalam fantasi ini
Hingga kau lupa membawaku kembali
Kucoba melewati batas fantasi
Di kenyataan kau tak bisa
Di kenyataan kau tak bisa menjadi apapun
Disini tak ada kata tidak
Rasa terlalu lama dalam kebebasan
Hingga terbuai dalam mahligai fana
Fantasi
Rasa tak ingin kembali
Jadi Dirimu
Pernah aku berharap menjadi sepertinya
Kuingin mengikatnya ditanganku
Supaya mata juga terpajang padaku
Aku berfikir apakah aku sepertinya?
Aku jawab tidak
Kulihat bayang refleksi diri
Liat gadis berambut hitam panjang itu
Kupikir terlihat memalukan
Aku terlihat ingin terlihat kuat diluar
Namun aku benar rapuh didalam
Aku berfikir ini karena kamu
Aku mencoba berbagai cara
Tetap tak bisa melebihimu
Pada akhirnya aku hanya bisa
Menyalahi raga buruk ini
Mamaku bilang
Kamu punya uang untuk berdandan
Kamu punya uang untuk bermewah diri
Tapi kau harus tahu
Liatlah dirimu sendiri
Apakah kau melihatnya didirimu?
Tidak
Karena kau berbeda dengannya
Itulah letak keindahannya
Kalian memiliki kehormatan yang sama
Menjadi cantik dengan caramu
Cara yang terbaik
Menjadi dirimu sendiri
Karena kau tak perlu repot
Memakai topeng
Atau penuh sandiwara
Fikri Surya Pratama, terlahir di Kota Bukittinggi Provinsi Sumatera Barat 28 Juni 1997. Sekarang tinggal di Jl. PJKA Kapeh Panji Jorong Kapeh Panji Nagari Taluak IV Suku Kecamatan Banuhampu, di Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat. Riwayat pendidikan yaitu sempat bersekolah di SDN 02 Cibodas lalu saya pindah dan menamatkan di SDN 02 Bangko, lalu melanjutkan di MTsN Bangko, lalu berlanjut di MAN/MAKN Koto Baru Padang Panjang, dan sekarang kuliah semester 3 di IAIN Bukittinggi dengan jurusan Sejarah Kebudayaan Islam. Untuk perihal akun media sosial, memiliki beberapa yaitu Facebook (Fikri Surya), Instagram (Fikri Surya Pratama), dan alamat e-mail yaitu fikrisurya28@gmail.com. Berkonsep ‘’Jangan menyerah sebelum berjuang’’, ‘’Usaha, doa, tawakal’’.