PESERTA LOMBA CIPTA PUISI HUT PERTAMA RIAUREALITA.COM
Aku
Jiwa tanpa noda disayat tanpa dosa
Tertutup sudah nikmat dari Sang Pencipta
Aku
Aku sang pendobrak kehidupan
Dulu diam tanpa ada sesuatu untuk dilakukan
Aku
Aku sang mentari pagi di ufuk barat
Bumi ini akan digoncang dengan dahsyat
Aku
Aku jeritan tanpa suara
Keluar dari mulut para pendosa
Awan merah terlintas seperti bercahaya
Dalam duka dalam tawa dalam tangis bahagia
Aku
Aku adalah tangisan dari kenikmatan dunia
Aku juga darah yang keluar dari mata
Dalam duka dalam tawa bahagia
Dalam Tenang Jiwaku Bergelora
Dalam tenang jiwaku bergelora
Indah memandang laut biru mempesona
Jalan setapak perlahan sirna
Dalam kenangan tepat didepan mata
Aku penuhi hasrat untuk melupakan
Dosa lalu dalam kekhilafan
Aku sujud memohon ampunan
Dalam gelap mataku memandang
Kegelapan mata kegelapan jiwa
Tidakah hatiku terasa panas
Dalam jiwa terasa cemas
Wahai Tuhan pemilik dunia
Apakah ampunanmu masih tersisa
Dalam gelap aku menatap
Akhir hidup kelam yang terlampau singkat
Kamulah Syairku
Dalam kenangan aku bisu
Dalam diam aku sayu
Kamulah syairku
Rinai kabut indah dipandang
Dalam mata hati selalu terkenang
Tidakkah engkau tersipu wahai bintang
Dalam diam aku merasa hilang
Kamulah syairku
Senja jingga hingga gelap
Kutunggu malam hingga terlelap
Kamulah syairku
Dalam tangis aku tertawa
Lepas
Haruskah kabut ini datang wahai senja
Cemas
Saat hujan jatuh biru
Saat pelangi berganti kelabu
Kamulah syairku
Saat Hujan Menyapa
Saat Hujan Menyapa
Saat hujan berbisik tanpa suara
Gejolak jiwa terasa hampa
Dalam sedih sanubari hingga derita
Aku berbisik padamu dalam kenangan
Dalam sunyi yang seakan tanpa harapan
Ini hujan ataukah air mata
Terengah napas dalam sempitnya waktu
Disaat diam saat jeritan menusuk layu
Sadarkan aku wahai matahari sayu
Ketika hujan kalah pada langit biru
Saat hujan menyapa
Dalam gelap ia berkata
Senja Merah Muda
Cahaya kelam datang menghampiri
Aku tetap tegar untuk berdiri
Wahai sang kekasih
Dalam diam aku melepasmu kini
Lembayung senja menjadi saksi
Kita yang dulu saling mencintai
Wahai hati
Tidakkah aku pantas untuk bersedih
Kaki ini terasa letih
Wahai sang kekasih
Dalam diam aku tertatih
Salammu terucap dalam lirih
Senja merah muda menghampiri
Engkau pergi, hati pergi
Ardy Nugraha, mahasiswa jurusan Manajemen FEB Universitas Lampung angkatan 2015 ini adalah anak pertama dari tiga bersaudara yang bertempat tinggal di RT 1, RW 1, Desa Rejosari Mataram, Kecamatan Seputih Mataram, Lampung Tengah, Lampung. Akun FB “Ardy Nugraha”, ID Line @ardynugraha1996 serta email ardynugraha1996@gmail.com.