Tangisan Nusantara, Rinduku Padamu Pelitaku, Cinta Terpendam, Putus

Rabu, 17 Agustus 2016 | 15:59:10 WIB
Ilustrasi. (Andrej Sido/absolutearts.com)
PESERTA LOMBA CIPTA PUISI HUT PERTAMA RIAUREALITA.COM
 
 
Tangisan Nusantara
 
Saat daku berjalan melangkahkan sebuah tujuan
Menatap langit  nan bimbang
Seakan langit pun ingin mengatakan
Atas semua derita nusantara yang sedang berjuang
Meraih sejuta harapan dan impian 
 
Tetapi,
Rakyat yang hanya bisa menyusahkan
Tanpa berusaha untuk berjuang
Melawan asa dan derita 
Hanya tangis nusantara yang terdengar
 
Memandangi indahnya nusantara
Yang membentang di katulistiwa
Berdinding tegak tanpa asa 
Serta keraguan yang tak pernah ada
 
Terdengar tangisan nusantara
Terdengar teriakan sang cakrawala
Tapi, mereka diam 
Mereka tak peduli
Mereka tertawa 
Melihat nusantara menangis
 
Tetapi saat nusantara tak lagi berjuang
Mereka resah
Mereka panik
Mereka takut
Mereka menangis
 
Kini  segala cobaan dari Sang Kuasa
Yang tak pernah ingin mendengar jeritan tangis nusantara
Mereka yang tak pernah sadar 
Mereka yang tak pernah bersyukur 
Akan indahnya nusantara ini
 
Sang Kuasa,
Maafkanlah
Hapuskanlah 
Segala keluh kesah
Segala derita
 
Tangisan nusantara.....
 
28 / 7 / 16
 
 
 
Rinduku Padamu Pelitaku
 
IBUUUUUU....
Aku yang hanya bisa membuatmu resah 
Tak mampu meredakan semua cinta dan kasih sayangmu
Semua rasa , rasa yang selama ini hadir menemaniku
Senyum indah yang tak akan pernah hilang dari bibir manis mu 
 
Namun aku ? aku hanya bisa memandangmu 
Merasakan rasa itu kembali 
Meredakan segala rindu ku padamu 
Mengingatkan ku sungguh berjasa kau untukku 
 
Segala kesuksesan ku karena ridho mu 
Segala kemudahan dalam diriku karena cinta dan doa mu
Kini ? kini kau tlah jauhhh 
Kini kau tlah bahagia bersama bintang dilangit 
Bersama segala keindahan yang mungkin selama ini hanya ada dalam angan 
Segala penyakit tlah bertaburan hilang 
Aku sangat rindu aku sangat ingin kau kembali 
Menciptakan suasana tentram dihati 
 Ingin rasanya aku senderkan kepalaku di bahumu 
Namun kurasa itu hanya mimpi besar ku 
Ibuuuuu senyum dan tawamu bahagia ku
Cinta kasih mu anugrah terindah ku 
Belaian sayang mu membuatku hidup 
Membuat rasa ini selalu tertuju padamu 
Aku rindu saat bintang tak bersinar 
 saat itu aku tau kau lahh bintang yang akan selamanya bersinar dihidupkuuuu
Cinta kasih ku takan pernah rapuh 
Seribu  tantangan bagiku akan kulewati untukmu 
Biarlah biaarlah biarlah rasa pedih hanya untukku
Segala derita akan kutanggung 
Karena bagiku senyum mu adalah hal terpenting dalam hidupku 
Aku memohon aku meminta jangan biarkan dia menangis 
Jangan buat ia bersedih
 
Cerita itu membuat ku terbelai dalam kenangan manis dulu
 
4 / 8 / 16
 
 
 
Cinta Terpendam
 
Cerita sendu menemani hariku 
tergoreskan tinta  rapi dalam buku ku 
sebuah lagu dengan alunan sendu menemaniku 
menemani dalam tidur lelapku 
 
kini rasa itu kembali hadir dalam hatiku 
rasa yang membuatku tersiksa 
hati ? hati selalu tergores ketika mengingatnya 
sebuah tangis tak akan kulupa saat bersamanya 
tangis yang terlalu berharga untuknya 
namun rindu ini tak mampu kutahan 
 
jutaan rasa ingin jumpa seolah beorontak dari diri ini
namun aku bisa apa ? aku bukan siapa siapa 
aku hanya masa lalunya 
aku hanya mampu membuat hidupnya kelabu 
aku memang waita bodoh yang hanya megharapkan cintanya 
mengharapkan rasa sayang itu lagi 
yang aku tau semua itu tak akan pernah terjadi 
apa cinta tulusku mampu menembus nya ? 
namun hati ini selalu goyahh 
hati ini selalu ngin  kembali padanya yyyang tlah menyakitiku 
meski kini kita jauh dan tak akan lagi bertemu 
namun  kita akan selalu  menghadap kiblat yang sama 
 
10/8/16
 
 
 
Putus
 
Tetes air mata tak hiraukan keputusanmu 
Percikan maaf tak prnah kau anggap ada
Cinta tulusku tak kau percaya 
Tuhan, aku sayang aku cinta aku inginkan kau 
Ribuan pasang mata tak pernah ku hiraukan 
Saat ini detik ini aku hanya ingin meneteskan air bening ini
Saat kurasa pedih, sakit, lara aku tak mampu berkata
Benih Cinta yang dulu bersemi kurasa kini telah gugur 
Cinta , ciptakan indah ciptakan lara 
Saat aku menangis kau tak menciptakan senyum lagi 
Secercik kebencian kini muncul 
Tak percaya namun itu pasti
Keputusan yang kau ambil sungguh nista 
Entah itu terbaik namun membuat lara tercipta 
Aku enggan untuk bercerita dan hanya airmata yang berkata 
Tolong mengerti perasaan ku menciptakan duka 
Mungkin memang kau tak cinta 
Dan hanya aku yang berkata bahwa cinta ciptakan lara
 
10 / 8 / 16
 
 
 
Aida  Ratnadilla Mardianingsih, biasa disapa Dilla. Lahir di Brebes, 21 Maret 2000. Hobi membaca dan mengarang membuatnya bercita-cita untuk menjadi penulis, animator dan sutradara film. Saat ini menetap di  Jl. Pemuda Kel. Ciampel kec. Kersana  kab. Brebes prov. Jawa Tengah.
 

Terkini