Malam Puisi Pekanbaru dan Sisi Lain di Dhapu Koffie

Senin, 15 Agustus 2016 | 15:21:33 WIB
Widi dan Komunitas Blues PKU sebagai pengunjung baru MPP melantunkan lagu-lagu nostalgik, sebagai pe
PEKANBARU - Malam Puisi Pekanbaru (MPP) kembali menggelar acara bulanan yang diadakan di Dhapu Koffie, Jl. Ronggowarsito, Gobah, Pekanbaru. MPP kali ini mengangkat tema "Ketidaktahuan". Ketua MPP Reky Arfal, melalui Satya Wira Wicaksana, mengatakan bahwa tema ketidaktahuan yang diangkat kali ini tentu punya alasan. 
 
Sebelumnya komunitas MPP melaksanakan acara, mereka rutin melaksanakan diskusi kecil dan penting, apalagi soal pemilihan tema. Ketidaktahuan berangkat dari pemikiran para filsuf, setiap manusia yang tidak tahu, sesungguhnya, dia hendak menuju ke arah kebijaksanaan, ketika disinggung salah satu pengunjung tetap MPP, Boy Riza Utama, esais muda Riau, yang membacakan puisi Acep Zamzam Noor yang diberi tepuk tangan oleh pengunjung kafe.
 
"Apa yang disinggung Bang Boy, terkait tema, kami selalu mendiskusikan tema, meski berskala kecil, sebelum memilih secara selektif. Tema ini berangkat dai inti pemikiran seorang filsuf, mengenai ketidaktahuan pada dasarnya awal dari kebijaksaan itu sendiri" jelas Wicaksana, saat dijumpai wartawan riaurealita.com (13/8/2016) di Dhapu Koffie.
 
Acara dipandu oleh pewara Aldian yang juga komika Pekanbaru, menambah suasana jadi kocak. Salah satu pengunjung yang baru di acara MP Pekanbaru malam itu, Cindy Darma Navyta, yang merupakan mahasiswa Bahasa Inggris di UIN Suska Riau sangat mengapresiasi acara tersebut. Menurut Cindy, ia senang dan mengapresiasi acara seperti ini. Ia mengaku paling suka puisi Sutardji Calzoum Bachri.
 
"Saya membacakan puisi Alois Nugroho tadi, keinginan berpuisi bergairah lagi setelah sekian tahun, sejak SMA juga kerap membawakan visualisasi puisi. Mama juga seniman, penari di pemerintahan Kepri" ujar gadis penyukan puisi kontemporer ini. Ia berharap MPP menjadi promotor, mengembangkan bakat anak muda di Pekanbaru, Riau, khususnya di bidang kebudayaan.
 
Malam itu, tampak hadir sastrawan Riau, Hary B. Koriun, yang juga punya penerbit Palagan Press, yang turut memperkenalkan terbitan terbaru yaitu buku puisi Marhalim Zaini, berjudul "Jangan Kutuk Aku Jadi Melayu". Selain itu, ada Mr. Autist, M. Irsyad Al-djaelani, Redho, Mulya Jamil, dan Komunitas Blues PKU feat. Widi, penyanyi bersuara merdu, yang melantun lagu-lagu bernuansa nostalgik. (Maimun)
 

Terkini