Patriot, Rakyat, Alienasi, Soreang, Anak Dagang

Jumat, 12 Agustus 2016 | 18:53:57 WIB
Ilustrasi. (aliexpress.com)
PESERTA LOMBA CIPTA PUISI HUT PERTAMA RIAUREALITA.COM
 
 
Patriot
 
bung hatta hanya bisa simpan
guntingan iklan sepatu
 
: bally. berminggu, berbulan, bertahun.
pun sampai meninggal
 
dunia--ruh terbang dengan angan
tak tuntas. tanpa korupsi
 
2016
 
 
 
Rakyat
 
gelendong marah--denyut kumparan
sakit hati dan geram
 
2016
 
 
 
Alienasi
 
hujan turun di saat yang tidak
tepat, tidak seperti
 
pengetahuan orang tua. apa
kita hidup di zaman
 
berbeda? dunia lain, agama lain?
: absolute alien?
 
2016
 
 
 
Soreang
 
jalan lurus dan berkelok. gunuk
karang bergeser. pelan
 
jadi jauh di utara. dan seperti
semua kenangan
 
: kabur. terkubur. meski ingatan 
terus dipanggil pulang. 
 
2016 
 
 
 
Anak Dagang
 
mirip hentakan: kelahiran
membuat aku merapung
 
jatuh di rantau, di antara nasib
tak pasti. merangkak
 
tidak berdaya--sehingga
dibuatkan seceruk lahat
 
2016
 
 
 
 
Beni Setia, lahir di Soreang, Bandung (Selatan), pada 1 Januari 1954. Selulusnya dari Sekolah Pertanian Menengah Atas (SPMA) di Soreang, 1974, belajar sastra secara otodidak. Tulisan, di dalam bahasa Sunda, bahasa Jawa, dan terutamanya bahasa Indonesia--berupa puisi, cerpen, esai sastra serta kolom sosial-budaya--tersebar pada beberapa media massa cetak di Bandung, Jakarta, Surabaya, Semarang, Jogjakarta, Lampung, dan beberapa lagi. 
 
Sajak-sajaknya dikumpulkan dalam Legiun Asing (Balai Pustaka, 1987), Dinamika Gerak (Pustakarya Grafikatama, 1990), Harendong (Rekamedia Multiprakarsa dan Forum Sastra Bandung, 1996), serta Babakan (Kiblat, 2010). Beberapa cerpennya dikumpulkan dalam Cerita Singkat dan Tafsir Politik (Festival Seni Surabaya, 2010) --lainnya masih terserak. Kumpulan sajak berbahasa Sunda, Kulit Cakcakan, sedang dalam proses terbit. Kini sedang mempersiapkan kumpulan puisi bahasa Indonesia, Umbra, serta menyeleksi beberapa sajak-sajak berbahasa Jawa. Sejak 1989 berkeluarga dan tinggal di Caruban, Madiun.
 

Terkini