Dua Pentolan Gafatar Riau Ogah Dipulangkan

Dua Pentolan Gafatar Riau Ogah Dipulangkan
Sejumlah mantan anggota Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) saat tiba di Pekanbaru, Senin (8/2/2016).
PEKANBARU - Kepala Dinas Sosial Pemprov Riau, Syarifuddin AR  mengatakan tidak semua warga eks Gafatar asal Riau yang mau pulang, diantaranya adalah dua pentolan Gafatar asal Riau. Mereka adalah mantan Sekretaris Jendral Gafatar Riau Nasrul dan Diego Maradona.
 
"Mereka tidak mau pulang, padahal mulai besok pusat trauma Kemensos sudah tutup tidak lagi menampung warga eks Gafatar. Data sementara yang saya punya, masih ada sekitar empat orang dari Riau yang tidak mau pulang, sedangkan yang lainnya pulang dijemput oleh keluarganya dan dicatat dengan seksama melalui berita acara," ujarnya seperti dilansir Antara.
 
Ia mengatakan untuk selanjutnya, puluhan eks Gafatar asal Riau itu akan ditampung sementara di Rumah Susun Sewa (Rusunawa) yang berada di belakang RS Awal Bros, Jalan Sudirman, Pekanbaru. "Kemungkinan mereka akan tiga sampai empat hari dibina disana, baru kemudian diserahkan pembinaannya ke pemerintah kabupaten/kota. Logistik selama dipenampungan sudah kami siapkan," katanya.
 
Sebanyak 50 warga Provinsi Riau yang menjadi eks pengikut Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) dipulangkan dengan pesawat terbang dari Jakarta ke Kota Pekanbaru pada Senin siang.
 
Para warga eks Gafatar itu tiba melalui gedung tamu khusus (VVIP) Lancang Kuning Bandara Pekanbaru, dimana pemerintah daerah sudah menyiapkan dua bus besar untuk membawa mereka ke penampungan sementara di Rusunawa.
 
Sementara itu,  Majelis Ulama Indonesia Provinsi Riau menyatakan akan memberikan pencerahan tentang agama kepada eks pengikut Gafatar asal Riau. Ketua Komisi Infokom MUI Provinsi Riau, Ibnu Masud, kepada Antara di Pekanbaru, Senin, mengatakan para alim ulama akan melakukan pendekatan persuasif terhadap eks Gafatar tersebut. Ia menyadari pola pikir dan kepercayaan mereka yang sudah melenceng dari ajaran Islam, tak bisa langsung dipaksakan untuk kembali seperti semula dalam waktu singkat.   
 
"Mungkin kami akan coba dengan dialog dulu, karena mereka tak akui MUI juga," kata Ibnu.
 
Ia memperkirakan eks Gafatar asal Riau selama satu pekan akan mendapat pencerahan dan pembinaan tentang Islam di penampungan sementara. Setelah itu, baru mereka semua dikembalikan kepada keluarga masing-masing.
 
Ibnu menambahkan, sampai sekarang MUI masih bekerjasama dengan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpolinmas) Riau untuk melakukan pemantauan dan pembinaan eks Gafatar yang sudah kembali ke Riau. 
 
"Selama dipenampungan, mereka akan diberi pencerahan sambil dilakukan pemantauan," ujarnya. (max/ant)
 


Berita Lainnya

Index
Galeri