Wuih, Dalam Sebulan 60 Teroris Ditangkap, Ada Guru dan PNS

Wuih, Dalam Sebulan 60 Teroris Ditangkap, Ada Guru dan PNS

JAKARTA - Posisi sebagai aparatur sipil negara (ASN) atau PNS tidak menjamin seseorang bebas dari paham radikal. Rabu malam (16/5) Densus 88 Antiteror bersama personel Polres Probolinggo menangkap seorang pria yang berprofesi sebagai guru di SMKN 1 Kotaanyar, Probolinggo.

Guru terduga teroris itu berinisial HA. Dia sudah berstatus pegawai negeri sipil (PNS). Sehari-hari dia mengajar bahasa Inggris di SMKN 1 Kotaanyar. Penangkapan PNS yang diduga terlibat jaringan teroris itu dibenarkan oleh Kapolda Jatim Irjen Pol Machfud Arifin.

“Sepertinya sudah menjadi logika jika dia ditetapkan sebagai tersangka secara hukum, status (PNS, Red) dia akan hilang,” kata Machfud kemarin (17/5).

Selain HA, ada dua terduga teroris lain yang diamankan dari Probolinggo, MF dan IS. Sebagaimana dilaporkan Jawa Pos Radar Bromo, MF (32), IS (41), dan HA (39) diamankan di Perumahan Sumbertaman Indah, Kecamatan Wonoasih, Kota Probolinggo. Dari hasil interogasi dan keterangan saksi, dua di antara ketiga orang yang diamankan tersebut sudah disiapkan menjadi pengantin alias eksekutor.

Kapolres Probolinggo Kota AKBP Alfian Nurrizal menyatakan MF adalah amir atau pemimpin dari jaringan JAD di Probolinggo. Dia sudah memberikan instruksi kepada IS dan HA untuk melakukan serangan. “Pemimpin dari kelompok ini yakni MF. Dia merupakan amir. Sedangkan dua lainya si IS dan HA sebagai orang yang akan melakukan amaliah atau orang yang rela menjadi pengantin,” terang Alfian.

Alfian menjelaskan, bom belum ditemukan di rumah ketiga terduga teroris itu. “Tapi, ada bahan kimia yang kuat diduga akan digunakan sebagai bahan peledak,” paparnya.

Dengan demikian, secara total ada 23 terduga teroris yang ditangkap di wilayah hukum Polda Jatim. Empat di antaranya ditembak mati. Itu belum termasuk 13 teroris yang tewas dalam rangkaian serangan dan ledakan di Surabaya dan Sidoarjo pada Minggu dan Senin lalu.

Total di seluruh Indonesia, ada 60 terduga teroris yang diamankan sejak awal Mei sampai kemarin. Terbanyak di Jawa Timur. Diikuti Jabar dan Riau.

Penangkapan di Riau cukup banyak terkait dengan serangan ke Mapolda Riau Rabu lalu. Kemarin ada delapan orang yang diamankan. Seluruhnya masih satu keluarga dan berkerabat dengan lima terduga teroris yang beraksi dua hari lalu.

Kabagpenum Divhumas Polri Kombes Syahar Diantono menyampaikan, delapan orang yang ditangkap itu berinisial HAR, NI, AS, SW, HD, YEP, DS, dan SY alias IJ. “Polda Riau bersama Densus (88 Antiteror) telah melakukan upaya-upaya penggeledahan terhadap teman-teman tersangka yang kemarin (Rabu, Red) sudah kami identifikasi,” terang perwira menengah Polri itu.

Berdasar data Densus 88 Antiteror dan Polda Riau, petugas mendapati sejumlah barang bukti dari delapan orang tersebut. Antara lain, satu senapan angin, satu kantong plastik paku, satu keping VCD yang berjudul Umar bin Khattab, dua pisau, gulungan tembaga, serta beberapa buku tentang jihad dan ISIS.

Menurut Syahar, sampai kemarin sore delapan orang tersebut masih diperiksa petugas. “Sedang dilakukan upaya-upaya pemeriksaan dan pendalaman,” imbuhnya.

Kabagpensat Divhumas Polri Kombes Yusri Yunus mengungkapkan, mereka diamankan dari tempat tinggal masing-masing. “Di daerah Dumai,” ucapnya.

Menurut dia, di antara delapan orang itu, ada yang berstatus orang tua, kakak, adik, maupun saudara lima terduga teroris yang menyerang Mapolda Riau dengan mobil.

Pemeriksaan dan pendalaman dilakukan untuk memastikan mereka terlibat atau tidak tahu-menahu soal aksi teror yang mengakibatkan gugurnya seorang anggota Polda Riau. Kalau tidak terlibat, mereka akan dilepaskan.


Berita Lainnya

Index
Galeri