Malam Puisi Pekanbaru Kembangkan Gagasan Materi Ruang Belajar

Malam Puisi Pekanbaru Kembangkan Gagasan Materi Ruang Belajar
Dokumentasi Malam Puisi Pekanbaru

PEKANBARU - Ruang belajar yang digalakkan Malam Puisi Pekanbaru (MPP) merupakan sebuah gagasan membuka ruang-ruang alternatif untuk pengembangan potensi penghuni MPP. Hal itu dilakukan MPP sebagai tanggung jawab moril komunitas yang tak pernah letih bergerak di dunia literasi.

Semula MPP adalah ruang ekspresi bagi peminat puisi untuk membaca karya-karya penulis Indonesia atau karya sendiri. Dengan kata lain, MPP bergerak dari kafe ke kafe menjalani rutinitas bulanannya dengan mengapresiasi sebuah puisi lewat konteks pembacaan. 

Namun, seiring berjalannya waktu, komunitas yang dihuni sekumpulan anak-anak muda itu, pelan-pelan mulai berbenah diri. Dari suka membaca puisi sampai menghasilkan karya berupa puisi yang telah tersiar di pelbagai media. 

“Hal itu tentu ditunjang dari sumber daya manusianya juga. Maksud saya, apakah kawan-kawan yang hadir sekarang ini serius berkomiten terhadap diri sendiri atau tidak. Dan apakah penghuni malam puisi ini hanya sampai pada rutinitas bulanan saja atau juga tergerak megembangkan dirinya masing-masing untuk menghasilkan karya,” kata ketua MPP, Reky Arfal kepada RiauRealita.com, Sabtu (2/12/2017) di Rumus Coffee.

Oleh karena itu, lanjut Reky, gagasan ruang belajar ini kembali digalakkan karena melihat antusias penghuni MPP yang baru bergabung bulan November lalu. Namun, ruang belajar ini tak menutup pintu bagi pengikut MPP di Instagram untuk bergabung di dalamnya.

“Untuk bergabung di ruang belajar ini, syaratnya sederhana saja. Mereka bawa karya, lalu karya tersebut dibahas bersama-sama. Artinya, kami di sini sama-sama berproses menempa diri untuk menghasilkan karya yang baik dan layak,” kata Reky. 

Pada kesempatan yang sama, penulis Boy Riza Utama yang hadir dalam kegiatan ruang belajar itu mengatakan, kegiatan ini patut didukung secara moril mengingat generasi muda era kekinian lebih menyuntuki gawainya. Akibatnya, generasi muda sekarang ini seolah abai terhadap tradisi membaca dan tradisi menulis.

Menurut Boy, gagasan ruang belajar yang digarap MPP ini bukan hal baru bagi sebuah komunitas. Tahun 2014 lalu, MPP telah melakukan kegiatan serupa yang dilakukan secara serius dan berkala sehingga MPP mampu melahirkan penulis seperti Reky Arfal, Muhammad Irsyad Al-Djaelani dan Alpha Hambally.
 
“Namun, kali ini kegiatan yang bernama ruang belajar menyentuh ranah yang lebih luas. Jadi, kawan-kawan yang sudah bergabung di ruang belajar diharapkan juga belajar menulis artikel, opini, esai, dan sebagainya,” katanya.

Sementara itu, pemilik Rumus Coffee, Rudi Hendriko mengatakan, kegiatan yang digagas oleh MPP ini patut diapresiasi sehingga generasi muda tidak menghabiskan waktu melakukan hal-hal tak berguna. 

“Terus terang saya terkejut. Ternyata ada sebuah komunitas yang gemar membaca dan menulis. Saya pribadi tentu mendukung kegiatan ini dengan memberi tempat kepada kawan-kawan MPP. Kegiatan ini sangat positif. Dan yang dapat saya petik dari kegiatan MPP ini, kita jadi mengerti makna kata yang tersirat, juga saya jadi tahu, bahwa ‘acuh’ itu ternyata artinya peduli,” katanya sambil tertawa kecil. 

Pantauan RiauRealita.com, kegiatan itu berlangsung di Rumus Coffe, Jalan Balam, nomor 47 D, dari pukul 20.00-21.30 WIB. Kegiatan itu juga dihadiri oleh puluhan anak-anak muda yang begitu antusias dan ingin belajar menulis. 

 

Laporan: Anju Mahendra


Berita Lainnya

Index
Galeri