Ragam Budaya dan Wisata Rokan Hilir Menggiurkan!

Ragam Budaya dan Wisata Rokan Hilir Menggiurkan!
Bupati Rohil, H Suyatno tiba di pelabuhan saat meninjau infrastruktur di Pulau Jemur.

KABUPATEN Rokan Hilir dikenal kaya akan ragam budaya dan obyek kepariwisataannya. Memiliki luas wilayah mencapi 8.941 km² dengan jumlah penduduk mencapai 700 ribu jiwa lebih. Negeri berjuluk seribu kubah ini awalnya dibuka oleh warga etnis tionghoa pada zaman penjajahan belanda.

Bukan hanya itu Rokan Hilir banyak menyimpan kekayaan budaya bernilai tinggi yang masih dianut secara turun temurun, seperti Ritual Bakar Tongkang yang menjadi agenda wisata tahunan. Bakar Tongkang selalu menjadi pusat perhatian wisatwan lokal dan mancanegara, bahkan setiap tahunnya kegiatan ini mampu menarik jumlah wisatawan dari Jakarta, Malaysia, Singapura, Thailand, Taiwan hingga Tiongkok. 

Seiring dengan perkembanganya, pemerintah daerah menjadikan kegiatan tahunan ini sebagai event sumber pariwisata serta promosi daerah. Kini, jumlah obyek wisata itu terus bertambah dan diminati para wisatawan baik lokal maupun luar. Dan ini tidak terlepas peran Pemerintah Daerah yang terus membenahi pembangunan dibidang kepariwisataan untuk terus ditingkatkan. Semua ini tentunya bertujuan meningkatkan arus kunjungan wisatawan ke daerah agar lebih signifikan lagi.

"Pemerintah daerah terus meningkatkan dan mempersiapkan sarana dan prasarana pendukung seperti perencanaan dan pengembangan pelabuhan laut Bagansiapiapi, Panipahan dan Sinaboi yang dipersiapkan sebagai pintu gerbang pendaratan penumpangan antar laut terdekat di negara tetangga Malaysia seperti Port Klang dan Port Dikson, dan lain sebagainya. Pentingnya pelabuhan ini dengan sasaran meningkatkan kunjungan wisatawan ke Pulau Jemur dan daerah lain," kata Bupati Rohil H Suyatno, memaparkan ragam budaya dan objek wisata di Rokan Hilir. 

Kegiatan rutinitas tahunan Bakar Tongkang awalnya dilakukan dengan mengarak replika kapal tongkang menuju areal pembakaran di Jalan Perniagaan. Biasanya tradisi ini dilakukan sebagai penyampaian ucapan rasa syukur, pengharapan, keselamatan, dan kesejahteraan yang lebih besar setiap tahunya.

Dalam pelaksanaan ritual bakar tongkang, masyarakat etnis Tionghoa Bagansiapiapi selalu menyertakan patung Ki Hu Ong Ya (dewa laut) atau dewa penyelamat. Dalam kisahnya ratusan tahun lalu, ketika itu masyarakat tionghua yang tersesat dilaut sampai ditanah harapan (Bagansiapiapi) berlayar mengarungi lautan diselamatkan dari kesesatan

Kapal tongkang replika yang diarak ratusan masyarakat etnis tionghOa menuju lokasi pembakaran dipercaya akan membawa rezeki besar bagi masyarakat. Kapal yang dibakar diatas ratusan tumpukan kertas tersebut menyiratkan pesan dan kepercayaan pengaisan rezeki kedepan. Bahkan dipercaya jika tiang kapal jatuh kedarat berarti rezeki masyarakat banyak dimulai dari daratan, dan begitu sebaliknya jika tiang kapal jatuh kearah laut.

Dari sisi ekonomisnya, ritual bakar tongkang membawa perubahan ekonomi bagi masyarakat setempat. disamping itu, pemerintah daerah turut mendukung kegiatan ini untuk meningkatkan iven kepariwisataan didaerah dalam mengakat potensi wisata didaerah sehingga mampu menjadi objek wisata dunia khususnya. "Ini terus kita dukung, pelaksanaan ritual bakar tongkang merupakan objek wisata dan budaya yang harus dilesatrikan. Saya pikir dengan mengangkat potensi pariwisat daerah mampu mendongkak perekonomian masyarakat, dan invetasi daerah" kata bupati

Beragam budaya dan objek wisata tersebut ternyata menjadi tujuan menarik bagi wisatawan dan investor, seperti lokasi rekreasi keluarga di perkantoran Batu Enam Pinggir Sungai Rokan, Pulau Pedamaran, Pulau Jemur, Pulau Tilan, Danau Napangga dan Objek wisata Bono Rokan,"Selain itu juga, dikembangkan kawasan baru pengembangan kota Bagansiapiapi di Batu Enam Bagansiapiapi. Di lokasi ini direncanakan pembangunan pusat pemerintah dengan arsitektur bernuansa "Kubah" pada setiap bangunannya dengan menghadap muara sungai Rokan," jelasnya.

Selain itu, adapula kota-kota dengan latar belakang agrowisata seperti Bagan Batu, Pujud dan Sedinginan. Kubu dan Tanah Putih menyuguhkan unsur budaya sebagai ciri wilayahnya. "Kita juga memiliki situs peninggalan sejarah serta tempat-tempat lainya yang menyuguhkan keindahan pantai, taman laut serta habitat penyu langka, objek wisata alam Danau Laut Napangga dengan habitat Ikan Arwana serta Komunitas suku aslinya," sebut bupati.

Seperti dikatakan satu penyelenggara Wisata Pulau Jemur and Rantau Bais Village, Amriyadi Bahar, Untuk wisata petualangan, beberapa lokasi penyajian nuansa tersendiri bagi pengunjung, seperti menyaksikan dan bermain dengan atraksi alam gelombang bono di sungai Rokan, menyusuri pedalaman hutan tropis Kabupaten Rokan Hilir, melihat habitat buaya di Pedamaran dan lain sebagainya. 

"Untuk itu, peran pihak swasta yang menggeluti sektor ini juga sangat kita nantikan. Karena, bisnis kepariwisataan di Kabupaten Rokan Hilir akan maju dan akan menjadi salah satu sektor primadona di kemudian hari. Untuk wisata budaya, primadonanya adalah Ritual Bakar Tongkang yang merupakan acara tradisional masyarakat Tionghoa di Bagansiapiapi," sebutnya.

Selain itu, Pulau Jemur dan kampung bahari Rantau Bais bakal menjadi obyek tujuan wisatawan luar. pihaknya sudah kebanjiran peserta wisatawan yang siap bakal dipandu. "Sebagai penyelenggara kegiatan, akhir Maret ini kita akan memandu puluhan wisatawan luar untuk menjelajahi obyek wisata di Rohil seperti Pulau Jemur dan Rantau Bais. Meski baru pertama kalinya kita menggelar kegiatan ini tetapi pesertanya sangat antusias," tuturnya.

Sejalan dengan pengembagan objek wisata, Wakil Bupati Rohil, Jamiluddin menerangkan, Pemkab Rohil memiliki program besar dalam mewujudkan pembangunan daerah. Salah satu program prioritas adalah pengembangan infrastruktur jalan lintas pesisir mulai dari Jembatan Pedamaran I dan II di Kecamatan Bangko hingga ke daerah pesisir Rohil. 

Lokasi wisata lokal yang sudah masuk dalam perencanaan tersebut adalah di Pulau Pedamaran, lokasinya tepat berada ditengah yang dihubungkan oleh kedua jembatan. Pemadangan indah di hilir laut nantinya dapat dinikmati masyarakat sebagai objek wisata bahari dan kepulauan. "Termasuk Danau Janda Gatal. Sampai sekarang sejak beberapa tahun belakangan saja jembatan pedamaran sangat diminati pengunjung. Jika jalan lintas dari dan ke jembatan Pedamaran ini nantinya selesai dan difungsikan, akan banyak warga yang datang baik sekadar melihat, melintas dan bahkan menikmati keindahan sekeliling lokasi jembatan maupun kemegahan jembatan ini," terangnya.

 "Makanya, pantas jika daerah ini dimanfaatkan sebagai lokasi wisata. Dipingiran jembatan terutama mau masuk dari arah Bagansiapiapi akan dibangun tempat-tempat rekreasi untuk memperindah jembatan. seperti tempat-tempat berjualan makanan dan minuman bagi pedagangan," sambung Jamiluddin. 

Disamping itu, upaya menambah daya tarik pengunjung berwisata, pemerintah daerah tengah serius menggarap Ceng Beng (sembahyang kuburan), Imlek dan Cap Go Meh dan lainnya. Upaya memacu laju potensi kepariwisataan tersebut, pemerintah daerah membuat program kampanye Sadar Wisata sejak tahun 2013, yang intinya mengiatkan wisata sebagai bagian untuk memberi manfaat kesejahteraan bagi Rakyat.

Dari kenyataan yang ada, terdapat obyek pariwisata yang cukup banyak tersebar di tiap kecamatan se-Rohil. Itu semua tinggal dipoles agar memenuhi standar kepariwisataan yang tepat. Ia menambahkan, Kabupaten Rohil banyak memiliki objek wisata andalan daerah, seperti objek wisata tiang bubu diperairan sungai rokan, wisata bono di sungai rokan, wisata bouting di Rantau Bais Kecamatan Tanah Putih dan wisata pemandian air panas di Desa Tangga, Kecamatan Pujud.


Berita Lainnya

Index
Galeri