Disidak, Sejumlah Restoran di Pekanbaru Kedapatan Pakai Gas Bersubsidi

Disidak, Sejumlah Restoran di Pekanbaru Kedapatan Pakai Gas Bersubsidi
Disperindag Kota Pekanbaru bersama dengan Pertamina melakukan Sidak ke sejumlah rumah makan dan rest

PEKANBARU - Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Pekanbaru bersama dengan Pertamina melakukan inspekai mendadak (Sidak) ke sejumlah rumah makan dan restoran. Hasilnya, beberapa usaha ini kedapatan memakai gas elpiji bersubsidi atau gas 3 kg.

Padahal aturannya, tempat usaha beromset di atas Rp1 juta per hari, tidak dibenarkan menggunakan gas bersubsidi. Disperindag sangat menyayangkan temuan nersama tim itu.

"Padahal sebelumnya telah kita tegur dan layangkan surat," kata Kepala Disperindag Pekanbaru, Ingot Ahmad Hutasuhut di Pekanbaru, Senin (6/11/2017).

Lokasi pertama yang disisir petugas adalah warung makan Soto di Simpang Tiga Pekanbaru. Warung makan legendaris tersebut tampak ramai, dengan mayoritas pengunjung mengendarai mobil. 

Di sini, petugas hampir kecolongan lantaran pengelola rumah makan tampak menggunakan Bright Gas dan gas isi 12 kilogram. Ketika diperiksa lebih lanjut, ditemukan 12 tabung gas melon atau gas bersubsidi yang disimpan di depan kamar mandi.

Pengelola warung yang beromzet mencapai Rp5 juta per hari itu mengatakan, biasa ia membeli gas tersebut dari pengecer dengan harga mencapai Rp35.000 pertabung. Tapi, kata dia, pihaknya telah beralih menggunakan gas non subsidi karena sulitnya mencari gas bersubsidi.

Kemudian, tim bergerak ke Warung Kopi Bengkalis di Jalan Soekarno Hatta. Di lokasi tersebut petugas turut menemukan gas bersubsidi yang digunakan oleh pengelola.

"Kedua tempat makan itu kita berikan sosialisasi dulu agar tidak lagi menggunakan gas elpiji bersubsidi karena bukan peruntukannya," kata Ingot.

Kemudian petugas mengarah ke warung makan Cak Rohim di Jalan Soebrantas. Di lokasi tersebut, petugas kembali menemukan puluhan tabung elpiji bersubsidi. Total terdapat 21 tabung gas yang sedang digunakan di tempat usaha itu.

Menurut Kepala Bidang Perdagangan Disperindag Pekanbaru, Mas Irba Sulaiman mengatakan pada September lalu pihaknya telah melayangkan surat ke warung makan Cak Rohim setelah temuan menggunakan tabung gas bersubsidi.

"Namun kenyataannya peringatan kita tidak ditanggapi. Nanti saya akan berkoordinasi dengan DPMPTSP (Dinas Penanaman Modal Terpadu Satu Pintu) Pekanbaru untuk evaluais izinnya," tegas Irba.

Sementara itu, Sales Eksekutif LPG Pertamina Rayon V Riau, Adi Bagus Haqqi mengatakan pihaknya bersama dengan Dinas terkait akan terus melakukan kegiatan serupa guna meminimalis salah sasaran penggunaan elpiji bersubsidi. 

"Posisi kita adalah sosliasasi, edukasi agar pengusaha dengan omzet diatas Rp1 juta tidak lagi menggunakan elpiji subsidi. Kalau sanksi dari teman-teman pemerintah," katanya.

Seperti diketahui, belakangan ini, warga Kota Pekanbaru kerap mengeluhkan kelangkaan elpiji bersubsidi. Disperindag Pekanbaru menilai kelangkaan itu disebabkan pengelola pangkalan nakal yang menjual gas elpiji ke warung-warung. 

Selain menyebabkan kelangkaan, mayoritas warung juga menjual elpiji melon jauh diatas harga eceran tertinggi yakni Rp18.000 menjadi lebih dari Rp35.000 per tabung. (das)


Berita Lainnya

Index
Galeri